Lumajang (Lumajangsatu.com)-Menelusuri pesona keindahan wisata alam di Kebun Teh Kertowono tidak akan pernah ada habis-habisnya. Semakin menjejakkan kaki kita keatas, keindahan alamnya semakin mempesona.Kawasan kebun teh P74 merupakan kawasan wisata alam diunggulkan. Karena lokasi ini merupakan kawasan terfavorit diatas wisata alam Puncak Inspirasi KBR. Hampir semua wisatawan antre untuk berfoto ria di perahu yang menjorok dan dibawahnya terlihat gumpalan awan putih seperti negeri diatas awan. "Untuk berfoto saja sekarang harus antri dikarenakan ini spot yang instagramable" ujar Ismi Fauziyah (24)Anda bisa menikmati udara segar dengan berkeliling kebun teh menggunakan sepeda atau dengan motor trail."Bagi yang suka adventure sangat cocok untuk mengasa adrenalin" ujar dia.Adapula tempat berkemah di sana yakni Kampung Baru atau Bukit Inspirasi. Selain itu, ada wisata edukasi mulai dari berkeliling kebun teh, pemetikan daun, pengolahan daun, hingga mencicipi teh."Sangat direkomendasikan untuk tujuan berlibur deh, apalagi yang suka foto" ujar Nur Nafisah salah satu pengunjungKabupaten ini memiliki sejuta pesona dan panaroma alam yang menakjubkan dan masih banyak yang tersembunyi, sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui akan keindahan dan tempat keren yang ada di kota pisang ini. Jika Anda punya rencana untuk berlibur ke Lumajang, Jangan khawatir akan keindahannya, Kabupaten ini menawarkan cukup banyak wisata pilihan untuk Anda dikunjungi.(Ind/red)
Lumajangsatu
Buku Nonfiksi di Perpusda Lumajang Diminati Pengunjung
Lumajang (Lumajangsatu.com) – Meski dari konten isinya cukup serius, buku nonfiksi ternyata tidak kalah populer dengan buku fiksi semacam novel remaja. Terbukti buku nonfiksi seperti buku pelajaran atau kuliah cukup diminati oleh pengunjung Perpustakaan Umum Kota Lumajang
Perpusda Lumajang Sediakan Digital For Android
Lumajang (Lumajangsatu.com)- Perpustakaan merupakan tempat yang nyaman untuk membaca dan mencari beragam buku yang dibutuhkan. Perpustakaan umum terletak di Jl. Alun-Alun Barat No.1, Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang.
Enaknya Sego Tiwul Masakan Khas Tradisional
Lumajang (Lumajangsatu.com)- Lumajang memiliki beberapa kuliner jadul yang patut anda coba, salah satunya adalah Sego Tiwul atau Nasi Tiwul. Sego Tiwul terbuat dari gaplek atau singkong kering. Makanan ini kini sudah jarang ditemui. Karena banyak warga mengasumsikan hidangan ini sebagai makanan ndeso alias kampung.
Yummy, Lezatnya Masakan Sunrise Seafood Bikin Ngiler
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Linda Han mengenalkan masakan sari laut di Lumajang. Perempuan yang akrab disapa Linda itu melihat warung yang menjual sari laut di Lumajang masih sedikit sehingga dianggap sebagai peluang usaha yang bagus.
Lomba Disabilitas Meriahkan Hari Kemerdekaan Bangun Solidaritas
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke 74. Disabilitas Lumajang turut menyemarakan semangat kemerdekaan dan tak mau kalah dalam berkreatifitas, lomba disabilitas yang dilaksanakan oleh Yayasan Bhakti Wanita bersinergi dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI)Lumajang yang diikuti ratusan Siswa SMPLB, SMALB, Anggota PPDI di SMALB Bhakti Wanita, Jl. Basuki Rahmat, Gg. Dispenduk No. 1A Lumajang .
Sejuknya Bersantai di Cafe Tepi Sawah Kota Lumajang
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Udara dingin membakap Kota Lumajang. Kami menyusuri Kota Pisang menuju Jalan KH. Noer Khotib, Area Sawah/Kebun, Desa Denok, Kec. Lumajang, Kabupaten Lumajang.
Serunya Lomba Tarik Tambang Pesertanya Emak-emak
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Wajah Ibu-ibu gerimutan seluruh tenaganya seakan dikeluarkan hingga wajahnya memerah. Dalam hitungan ketiga, Eva bersama tim akhirnya menarik keras tali tambang itu hingga membuat tim lawan tumbang berhamburan.Wajah ceria diiringi tepuk tangan meriah pun terdengar dari para sporter. Tarik tambang antar dusun di Desa Tukum yang digelar di Lapangan Umum Dusun Munder untuk memperingati HUT RI ke-74.Terlihat ratusan penonton sangat antusias menyaksikan lomba tarik tambang ini. Hal ini lantaran lomba tarik tambang khusus ibu-ibu antar Dusun baru kali pertama digelar di Desa Tukum. "Wah, bagus acaranya selain senang yang didapat juga untuk kebersamaan. Tadi memang semua badan saya sakit tapi setelah istirahat sudah hilang. Semoga ini dilanjutkan kedepannya," kata Eva. Masing-masing Dusun mengirim satu tim untuk lomba tarik tambang. Meski sudah relatif tua dan banyak pekerjaan, namun mereka masih antusias mengikuti lomba ini.Semua peserta tumpah ruah penuh canda tawa. Kaum hawa dilibatkan dalam lomba tarik tambang agar semua pihak merasakan. "Harapan kita dengan rasa persatuan ini kita pakainsebagai modal membangun desa lebih luas," pungkas Dewi Sutrisna (Ind/red)
Selep Daging Lumajang Meraup Berkah di Hari Raya Kurban
Tekung (Lumajangsatu.com)-Saat Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban pastinya identik dengan bagi-bagi daging Kurban, sehingga masyarakat tentu mendapatkan daging yang melimpah. Ternyata, menjadi berkah jasa giling (seleb) daging dan diburu warga terutama kaum hawa.Hal ini yang menguntungkan bagi selep daging seperti yang ada di Pasar Karangbendo. Imam Mashudi (35) salah satu karyawan selep mengungkapkan, dipredeksi seperti tahun-tahun sebelumnya, hingga dua minggu kedepan setepah Idul Adha dipastikan jasa giling miliknya akan ramai."Tiap habis lebaran sampai dua minggu kedepan selalu ramai, soal omset juga naik dua kali lipat dari hari biasa," ungkap Imam saat ditemuilumajangsatu.com, Jum'at(24/8/2018).Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang ingin menghaluskan daging kurban, membuat selep daging antre. Salah satu warga, Asri Warga Karanglo (37) ibu rumah tangga yang ingin menggiling daging kurban ini mengatakan, ia datang dari pukul 13.00 dan itu masih harus mengantre."Dari pukul 13.00 sampai sekarang masih antre, ini mau nyelep daging untuk dibuat bakso biar tambah lama mengkonsumsinya," ungkapnya.Selain itu, dia mengatakan, lebih memilih menggiling dari pada dihaluskan sendiri agar lebih praktis. "Kalau bikin sendiri di rumah malah lebih repot, di sini kan praktisnya dari rumah bawa daging aja terus di sini diselepin udah termasuk bahannya juga, pulang-pulang tinggal nyetak aja, " katanya. (ind/red)
Bumbu Daging Kurban Laris Manis Saat Hari Raya Idul Adha
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Kuah sarat rempah masak dalam sebuah dandang besar itu menebarkan aroma yang memenuhi ruang dapur rumah milik Supri Astuti, 43 tahun, di Dusun Sekarwadung Desa Karangbendo Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Tutik, sapaan Supri Astuti, baru menyelesaikan bumbu rendaman bagi daging yang akan dimasak dengan cara satai (sate).Tercium bau rempah lantaran kuah dipenuhi daun salam, daun jeruk, ketumbar, bunga lawang atau pekak, hingga laos.Wangi kapulaga dan serai juga dominan. Juga ada kesan aroma cengkih di sana.“Biar bau daging seperti bau prengus itu bisa hilang," kata Tutik, Senin (12/8/2019).Dapur milik Tutik memproduksi sedikitnya 400 plastik bumbu rendaman daging hari ini. Produksi bumbu sebanyak ini untuk memenuhi permintaan bumbu beberapa hari ke depan.Pasalnya, kegiatan memasak daging berlangsung seiring pembagian daging kurban yang dilakukan massal pada musim Lebaran Haji di Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini. Industri rumahan milik Tutik pun kecipratan rezeki lantaran permintaan meningkat.Tutik menceritakan, dapur kecilnya pun menggenjot produksi bumbu mulai dari gule, tongseng, opor, rawon, bestik, sate, soto, hingga rica-rica. Bumbu rendang tentu saja yang paling laris di antara semua jenis bumbu. Ia memproduksi 4.000 bungkus plastik bumbu rendang untuk meladeni permintaan pasar musim Lebaran Haji ini.Satu bungkus bumbu rendang bikinannya bisa membumbui 1 kilogram daging. Bumbu tongseng juga tidak kalah banyak hingga 1.500 bungkus, menyusul kemudian bumbu untuk masakan sate.“Kami menjual sebanyak 10.000 bungkus bumbu di Idul Adha tahun ini, lebih banyak dibanding tahun lalu yang 7.000 bungkus,” kata Tutik.Harganya juga terjangkau. Satu kemasan bumbu Rp 5.000 per bungkus, disebar lima sales ke pasar tradisional. Setelah sampai di pasar orang menjualnya bisa sampai Rp 6.000 per bungkus. Kalau COD atau diantar sampai rumah maka harga bisa Rp 8.000 per bungkus.Tutik menekuni bisnis bumbu sejak 2004. Bahan baku dan racikan bumbu diyakini yang membuat produksinya semakin laris dan bertahan sampai sekarang.