Lumajang (Lumajangsatu.com)-Linda Han mengenalkan masakan sari laut di Lumajang. Perempuan yang akrab disapa Linda itu melihat warung yang menjual sari laut di Lumajang masih sedikit sehingga dianggap sebagai peluang usaha yang bagus.
Lumajangsatu
Lomba Disabilitas Meriahkan Hari Kemerdekaan Bangun Solidaritas
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI Ke 74. Disabilitas Lumajang turut menyemarakan semangat kemerdekaan dan tak mau kalah dalam berkreatifitas, lomba disabilitas yang dilaksanakan oleh Yayasan Bhakti Wanita bersinergi dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI)Lumajang yang diikuti ratusan Siswa SMPLB, SMALB, Anggota PPDI di SMALB Bhakti Wanita, Jl. Basuki Rahmat, Gg. Dispenduk No. 1A Lumajang .
Sejuknya Bersantai di Cafe Tepi Sawah Kota Lumajang
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Udara dingin membakap Kota Lumajang. Kami menyusuri Kota Pisang menuju Jalan KH. Noer Khotib, Area Sawah/Kebun, Desa Denok, Kec. Lumajang, Kabupaten Lumajang.
Serunya Lomba Tarik Tambang Pesertanya Emak-emak
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Wajah Ibu-ibu gerimutan seluruh tenaganya seakan dikeluarkan hingga wajahnya memerah. Dalam hitungan ketiga, Eva bersama tim akhirnya menarik keras tali tambang itu hingga membuat tim lawan tumbang berhamburan.Wajah ceria diiringi tepuk tangan meriah pun terdengar dari para sporter. Tarik tambang antar dusun di Desa Tukum yang digelar di Lapangan Umum Dusun Munder untuk memperingati HUT RI ke-74.Terlihat ratusan penonton sangat antusias menyaksikan lomba tarik tambang ini. Hal ini lantaran lomba tarik tambang khusus ibu-ibu antar Dusun baru kali pertama digelar di Desa Tukum. "Wah, bagus acaranya selain senang yang didapat juga untuk kebersamaan. Tadi memang semua badan saya sakit tapi setelah istirahat sudah hilang. Semoga ini dilanjutkan kedepannya," kata Eva. Masing-masing Dusun mengirim satu tim untuk lomba tarik tambang. Meski sudah relatif tua dan banyak pekerjaan, namun mereka masih antusias mengikuti lomba ini.Semua peserta tumpah ruah penuh canda tawa. Kaum hawa dilibatkan dalam lomba tarik tambang agar semua pihak merasakan. "Harapan kita dengan rasa persatuan ini kita pakainsebagai modal membangun desa lebih luas," pungkas Dewi Sutrisna (Ind/red)
Selep Daging Lumajang Meraup Berkah di Hari Raya Kurban
Tekung (Lumajangsatu.com)-Saat Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban pastinya identik dengan bagi-bagi daging Kurban, sehingga masyarakat tentu mendapatkan daging yang melimpah. Ternyata, menjadi berkah jasa giling (seleb) daging dan diburu warga terutama kaum hawa.Hal ini yang menguntungkan bagi selep daging seperti yang ada di Pasar Karangbendo. Imam Mashudi (35) salah satu karyawan selep mengungkapkan, dipredeksi seperti tahun-tahun sebelumnya, hingga dua minggu kedepan setepah Idul Adha dipastikan jasa giling miliknya akan ramai."Tiap habis lebaran sampai dua minggu kedepan selalu ramai, soal omset juga naik dua kali lipat dari hari biasa," ungkap Imam saat ditemuilumajangsatu.com, Jum'at(24/8/2018).Banyaknya ibu-ibu rumah tangga yang ingin menghaluskan daging kurban, membuat selep daging antre. Salah satu warga, Asri Warga Karanglo (37) ibu rumah tangga yang ingin menggiling daging kurban ini mengatakan, ia datang dari pukul 13.00 dan itu masih harus mengantre."Dari pukul 13.00 sampai sekarang masih antre, ini mau nyelep daging untuk dibuat bakso biar tambah lama mengkonsumsinya," ungkapnya.Selain itu, dia mengatakan, lebih memilih menggiling dari pada dihaluskan sendiri agar lebih praktis. "Kalau bikin sendiri di rumah malah lebih repot, di sini kan praktisnya dari rumah bawa daging aja terus di sini diselepin udah termasuk bahannya juga, pulang-pulang tinggal nyetak aja, " katanya. (ind/red)
Bumbu Daging Kurban Laris Manis Saat Hari Raya Idul Adha
Lumajang (Lumajangsatu.com)-Kuah sarat rempah masak dalam sebuah dandang besar itu menebarkan aroma yang memenuhi ruang dapur rumah milik Supri Astuti, 43 tahun, di Dusun Sekarwadung Desa Karangbendo Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang. Tutik, sapaan Supri Astuti, baru menyelesaikan bumbu rendaman bagi daging yang akan dimasak dengan cara satai (sate).Tercium bau rempah lantaran kuah dipenuhi daun salam, daun jeruk, ketumbar, bunga lawang atau pekak, hingga laos.Wangi kapulaga dan serai juga dominan. Juga ada kesan aroma cengkih di sana.“Biar bau daging seperti bau prengus itu bisa hilang," kata Tutik, Senin (12/8/2019).Dapur milik Tutik memproduksi sedikitnya 400 plastik bumbu rendaman daging hari ini. Produksi bumbu sebanyak ini untuk memenuhi permintaan bumbu beberapa hari ke depan.Pasalnya, kegiatan memasak daging berlangsung seiring pembagian daging kurban yang dilakukan massal pada musim Lebaran Haji di Hari Raya Idul Adha seperti sekarang ini. Industri rumahan milik Tutik pun kecipratan rezeki lantaran permintaan meningkat.Tutik menceritakan, dapur kecilnya pun menggenjot produksi bumbu mulai dari gule, tongseng, opor, rawon, bestik, sate, soto, hingga rica-rica. Bumbu rendang tentu saja yang paling laris di antara semua jenis bumbu. Ia memproduksi 4.000 bungkus plastik bumbu rendang untuk meladeni permintaan pasar musim Lebaran Haji ini.Satu bungkus bumbu rendang bikinannya bisa membumbui 1 kilogram daging. Bumbu tongseng juga tidak kalah banyak hingga 1.500 bungkus, menyusul kemudian bumbu untuk masakan sate.“Kami menjual sebanyak 10.000 bungkus bumbu di Idul Adha tahun ini, lebih banyak dibanding tahun lalu yang 7.000 bungkus,” kata Tutik.Harganya juga terjangkau. Satu kemasan bumbu Rp 5.000 per bungkus, disebar lima sales ke pasar tradisional. Setelah sampai di pasar orang menjualnya bisa sampai Rp 6.000 per bungkus. Kalau COD atau diantar sampai rumah maka harga bisa Rp 8.000 per bungkus.Tutik menekuni bisnis bumbu sejak 2004. Bahan baku dan racikan bumbu diyakini yang membuat produksinya semakin laris dan bertahan sampai sekarang.
Nikmatnya Nasi Kebuli, Kuliner Timur Tengah yang Hits di Lumajang
Tekung (Lumajangsatu.com)-Berbicara soal kuliner Timur Tengah yang hits di Tanah Air, nasi kebuli bisa menjadi jawaban yang tepat. Mengusung bahan dasar beras yang merupakan makanan pokok penduduk Indonesia menjadikan nasi kebuli sangat mudah diterima oleh lidah.
Nikmatnya Makanan Warung Mbah Martumi di Lumajang
Lumajang (Lumajangsatu.com)- Saat berburu kuliner di suatu daerah, pastikan Anda makan di tempat-tempat layaknya para penduduk lokal. bertempat di Bagusari, Kelurahan Jogotrunan Kecamatan Lumajang anda dapat menemukan Warung Mbah Martumi. Sederhana namun sarat cita rasa, itulah yang membuatnya jadi salah satu tujuan penikmat kuliner lokal.
Lampu Hias Warna-warni Jadi Trend Semarak Kemerdekaan RI
Tekung (Lumajangsatu.com)-Pernik semarak kemerdekaan Indonesia bertebaran di sepanjang jalan dan lingkungan berbagai wilayah. Tak hanya bendera merah putih, ada pula umbul-umbul, tak ketinggalan lampu hias LED warna-warni juga turut terpampang menambah kesan eksotis ramai penghias lingkungan.Tren lampu hias tersebut saat ini banyak dijumpai di tempat umum. Hiasan wilayah kota, kecamatan, desa, bahkan lingkungan gang juga banyak memasang atribut lampu itu.Di Lumajang tepatnya wilayah Kecamatan Tekung hiasan tersebut banyak dipakai masyarakat di Desa Tukum, Karangbendo, Wonokerto dan desa-desa lain. Gebyar hiasan lampu bisa disaksikan di RW 36 Dusun Tukum Kidul. Serupa dan tak kalah meriah dari wilayah tadi, sepanjang jalan pada lingkungan Desa Karangbendo juga menghias jalan dengan lampu LED. Masyarakat setempat membuat gapura sederhana dari sebilah pohon bambu yang telah dipotong tipis, kemudian barulah lampu-lampu warna dililit, dibentuk dengan model bervariasi. Tak tanggung-tanggung, puluhan bahkan sampai ratusan lengkung lampu LED terpasang di seluruh titik lingkungan."Memang tren kemeriahan perayaan tujuh belasan sekarang banyak yang pakai lampu hias. Itu bagus, mereka kompak," ujar Lukman Kampung Tukum Kidul berpendapat tentang semangat para warga di desa-desa. Kepala Desa juga mengapresiasi inisiatif warga yang secara swadaya gotong royong memeriahkan kemerdekaan dengan aksi positif itu. Semangat persatuan dan rasa Nasionalisme bisa dilihat dari suatu desa yang padu padan."Masyarakat desa punya semngat luar biasa, kita salut" ujar Yunus. (Ind/red)
Yayuk Farida Sastrawan Multitalenta dari Komunitas Gatra
Lumajang (Lumajangsatu.com)-" Saya adalah seorang wanita berjiwa muda tapi terjebak ditubuh yang renta" Yayuk Farida Susanti. Seorang wanita dengan segudang multiple inteligen dari usahanya belajar tanpa henti. Seniman yang memulai segala bentuk pengajaran seni sedari kecil, tinggal di lingkungan orang seni membuatnya tak dapat jauh dari segala bentuk serapan seni itu sendiri. Orang tuanya pun juga berkecimpung dalam bidang seni musik. ketika masih kanak-kanak, Yayuk memulainya dengan kesenian Tari tradisional seperti remo dan jaipong ia kuasai sejak di bangku SMA.Setelah kuliah tidak hanya seni tari, iapun mulai merambat mempelajari seni-seni yang belum ia kuasai. Seni peran, seni musik bahkan ia pernah mengikuti short course class di dunia hypnoterapi. Lulus kuliah, ia tak pernah bisa putus dari kehidupan seni. Yayuk masuk ke dalam lingkup Masyarakat dan mulai menjadi pelatih Tari antar sekolah yang aktif. Ilmu sedari dini ia dapatkan di sanggar, ia turunkan kepada anak didiknya. Setelah menikah dia sempat vakum beberapa waktu, lalu memutuskan untuk masuk kembali dalam dunia seni. Ia berinisiatif membuat film dengan orang-orang yang dikenalnya di dunia fotografi, video maker dan membuat kesepakatan bersama. Setelah memasuki dunia komunitas pada tahun 2014 yang ia beri nama pohong sinema, hingga saat ini telah berhasil memproduksi 2 film. Bersama HFL (Host Film Lumajang) ia sendiri sebagai pemeran.Untuk skenario, ia percayakan pada seseorang yg memang telah berkecimpung dalam dunia tersebut. Bahkan ia belajar sekaligus bekerja di jakarta. Yayuk juga belajar banyak selama proses pembuatan film. Selain jadi pemeran, ia juga menyutradarai, menjadi sarpras sampai menjadi MUA dengan segala kepiawaiannya. Casting pun ia tangani sendiri. Setelah kerja keras itu, lahirlah 2 film dengan judul "Pagebluk" dan "Celah yang Tersisa".Namun, setelah hal tersebut, ia kembali vakum lantaran pergeseran paham. Beberapa waktu setelahnya, ia bertemu dengan Gatra yang tak lain komunitas sastra dari Tukum. Komunitas itu sendiri telah memproduksi 3 buku ber-ISBN antara lain Emosi, Hitam dan Eksotika Lumajang buku tersebut berisi antologi puisi. Buku berjudul Hitam merupakan gambaran dunia astral. Yayuk amat menguasai hal tersebut, bahkan ia juga seorang magician dari hasil serapan short course class yang pernah ia ikuti. Tidak terhitung berapa kali ia bertemu dengan orang-orang yang aneh. Ia juga menuturkan jika dulu ia sering mengikuti ritual tertentu untuk mencapai ilmu yang lebih luas lagi.Hal itu ia lakukan untuk melatih pengendalian diri, melatih fokus pikiran dan banyak lainnya. Kelas itu ia ikuti selama 2 tahun. Iapun sering mengisi workshop hypnoterapi di Surabaya, bahkan penyimaknya merupakan kumpulan dari para kepala puskesmas se-kabupaten. "Skill itu dari jam terbang. Semakin sering dilakukan, akan makin terampil" tutur YayukDemo pada forum pengendalian pikiran, hal-hal ekstrim seperti makan paku, jalan di atas pecahan kaca, bahkan hingga menarik mobil menggunakan gigi merupakan pemusatan dari kinerja otak dan pengendalian diri dengan kualitas tinggi. Dulu ia sering melakukannya. Namun seiring dengan bertambahnya usia, iapun juga mengalami resiko yang berat apabila memaksa melakukan hal itu lagi.Yayuk juga menuturkan, selain perihal usia, suasana hati pun juga ikut andil untuk melakukan hal ekstrim. Bahkan yang profesional sekalipun bisa gagal jika tidak dalam kondisi prima. Untuk ketiga buku ini, Yayuk juga mempercayakan pada ahlinya, buku pertama ia pasrahkan pada anggota bernama Wildan yang memang mumpuni pada hal tersebut, sedangkan buku kedua dan ketiga pada Rendi, karena kedekatannya dengan komunitas lebih ekstrim dan hasilnya pun tak pernah mengecewakan. Komunitas tersebut juga mempunyai agenda menerbitkan 100 buku dengan satu buku satu penulis. Random. Untuk hal penerbit, ia menuturkan pada siapapun penerbit yang menawarkannya. Jadi tidak hanya satu penerbit. Buku tersebut berupa puisi, novel, cerpen dan bentuk karya sastra lainnya. Yang pasti dari hasil kinerja masyarakat Lumajang itu sendiri.Hal itu sudah berjalan dari bulan februari dan akan berakhir bulan September nanti. Editor telah disiapkan oleh komunitas. Bahkan komunitas inipun telah 3 kali melakukan pendampingan dalam program pena berbicara. Komunitas ini intens mengajarkan pemula sampai mampu melakukannya dengan mandiri dan baik. Untuk layout dan desain grafis, Yayuk juga melakukan perlombaan dan bekerjasama dengan banyak SMK, untuk mengapresiasi hal tersebut, tiap pemenang akan mendapat reward, begitupun juga untuk para penulis. Yayuk bersyukur, dengan adanya komunitas ini, akan berguna sekali untuk menjembatani bagi siapapun yang mempunyai tulisan, suka menulis ataupun ingin dapat melakukan kegiatan kepenulisan dengan baik namun belum pernah dibukukan, Gatra hadir untuk mewujudkan mimpi tersebut. Komunitas inipun terdiri dari para jurnalis, Dosen dan praktisi-praktisi penulis yang bisa memberikan dukungan, pendapat dan juga kawan bertukar pikiran. Seni teater pun , komunitas yang dikelola Yayuk ini mendatangkan pemateri dari Situbondo agar mereka dapat terus belajar. Ia juga mengajak mereka ke UNESA, bertemu doktor fakultas sastra. Agar mereka tau bahwa dalam dunia sastra dan seni, lingkup yang kita pelajari amatlah luas. Dalam kunjungannya ke sanggar Bambu Jogja, anak-anak belajar berbagai bentuk teater, ragam dan macam yang ditampilkan oleh teater. (Ind/red)