Lumajang (lumajangsatu.com) - Konflik angkutan tambang pasir di Desa Jarit Kecamatan Candipuro kembali memanas. Pasalnya, sudah ada puluhan truck yang sudah siap menerobos blokade warga Jarit yang menutup jalan desanya untuk angkutan tambang."Kondisi hari ini di Desa Jarit mulai memanas mas, karena angkutan tambang memaksa untuk menerobos palang blokade jalan," ujar Alfan Habibi, salah seorang warga Jarit, Senin (18/02/2019).Dari pihak warga Jarit baik perempuan, anak-anak hingga orang dewasa juga mulai berkumpul di palang pintu jalan. Warga tetap kekeh dengan pendiriannya, menutup jalan Jarit dari angkutan tambang pasir.
pasir-lumajang
Pelaku Pembacokan Konflik Tambang Pasir Lumajang Melarikan Diri
Lumajang (lumajangsatu.com) - Miskal (40) warga Kajarkunig Desa Sumberwuluh masih buron. Pelaku membacok Matsun Hadi (51) warga yang ikut menolak truck pasir melintas dijalan dusunya."Pelaku setelah membacok korban langsung melarikan diri dan sedang dilakukan pengejaran," jelas AKP Ernowo, Kapolsek Candipuro, Selasa (05/02/2019).Kejadian berdarah konflik pasir bermula saat korban diminta oleh seseorang membuka portal yang menutup jalan. Korban tidak mau dan tiba-tiba datang pelaku yang membawa celurit.Pelaku langsung membacokkan celurit yang masih terbungkus kertas koran mengenai siku kiri lengan korban. Warga kemudian menolong dan membawa korban ke Puskesmas sebelum akhirnya dirujuk ke rumah sakit Haryoto."Korban mengalami luka di siku kiri lengan karena dibacok oleh pelaku menggunkan celurit," pungkasnya.(Yd/red)
Warga Dibacok, Konflik Pasir Lumajang Kembali Tumpahkan Darah
Lumajang (lumajangsatu.com) - Konflik sosial pertambangan pasir di wilayah Candipuro mulai memakan korban. Matsun Hadi (51) warga Kajar Kuning Desa Sumberwuluh dibacok karena menolak membuka blokade jalan dari angkutan tambang pasir.AKP Ernowo, Kapolsek Candipuro menyatakan korban saat itu berada di portal blokade truck pasir. Ada seseorang yang meminta korban membuka portal namun korban menolak untuk membuka portal.Tiba-tiba pelaku bernama Miskal (40) warga Kajarkunig datang dari arah timur dengan mengendari sepeda motor. Pelaku turun dan membawa sebliah celurit yang masih terbungkus dengan kertan koran. "Korban ini menolak untuk membuka portal pasir, ujar Ernowo kepada Lumajangsatu.com, Selasa (05/02/2019).Pelaku langsung membacok korban mengenai siku lengan sebelah kiri. Korban langsung ditolong warga dibawa ke Puskemas Candipuro kemudian di rujuk ke RSUD Haryoto. "Kita sudah tangani kasus penmbacokan warga ini mas," pungkasnya.(Yd/red)
Hem...! Mulusnya Jalan Desa Jarit Kala Itu...?
Lumajang (lumajangsatu.com) - Sekitar tahun 2014 hingga 2016 warga Jarit Kecamatan Candipuro merasakan jalan yang mulus. Diambil dari gambar Google Maps, jalan Jarit sangatlah mulus dengan konstruksi jalan hotmix.Namun, kini kenikmatan melintas dijalan mulus sudah tidak bisa dirasakan oleh warga Jarit atau warga yang lewat dijalan Jarit. Akhir tahun 2017, angkutan tambang pasir mulai melintas dijalan yang mulus itu.Selama satu tahun lebih dilewati truck pasir, jalan yang awalnya mulus kini menjadi bergelombang, aspal mengelupas dan rusak parah. Gejolak akhirnya muncul, warga mulai melakukan protes dengan melakukan blokade jalan.
Pemkab Lumajang Targetkan 14 Februari Jalur Tambang Sudah Tuntas
Lumajang (lumajangsatu.com) - Pemerintah Kabupaten Lumajang terus memantau progres pembangunan jalur khusus tambang. Targetnya, 14 Feberuari 2019 jalur khusus angkutan pasir dari Candipuro-Pasirian sudah tuntas dan bisa digunakan."Kita terus pantau progres pembuatan jalan khusus tambang di Jugosari hingga Bago," ujar Agus Widarto, Asisten Ekonomi Pembang (Ekbang) Pemkab Lumajang, Selasa (29/01/2019).Untuk teknis, pembangunan jalan diawasi langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum da Tata Ruang (DPUTR). Sedangkan untuk biaya pembangunan jalan, dilakukan secara gotong-royong oleh para pemilik ijin tambang."Pemerintah hanya menfasilitasi sedangkan biaya pembangunan gotong-royong oleh pemilik tambang," jelasnya.Selama pembangunan jalan khusus tambang, jalur Uranggantung dan Sudimoro sudah kembali dibuka oleh warga. Warga bersedia membuka blokade jalan, karena ada jaminan dari Bupati Lumajang bahwa pembangunan jalan akan dikerjakan secara serius."Truck tambang pasir untuk saat ini bisa melintas di Uranggantung dan Sudimoro. Warga sudah membuka blokadenya," pungkasnya.(Yd/red)
Warga Kajar Kuning Sumberwuluh Blokir Jalan dari Angkutan Pasir
Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Kajar Kuning Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro juga memblokir dari angkutan tambang. Pasalnya, warga tidak diajak berunding bahwa jalan dusunnya tiba-tiba dijadikan jalan tambang.Abdul Aziz, Pj Kepala Desa Sumberwuluh menyatakan tambang pasir berada di Curah Kobokan masuk Pronojiwo. Namun, rencana untuk angkutan tambangnya akan melwati Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro."Lokasi tambangnya ada di Curah Kobokan masuk Kecamatan Pronojiwo mas," papar Aziz, Rabu (23/01/2019).Pemblokiran jalan sudah dilakukan oleh warga beberapa waktu lalu. Pemblokiran murni inisiatif dari warga Kajar Kuning, yang tidak ingin jalan Dusunnya rusak akibat dileati angkutan tambang."Pemblokiran jalan murni inisiatif warga, mereka merasa tidak ada sosialisasi dan tidak diajak bicara oleh pemilik tambang," pungkasnya.(Yd/red)
Tiga Minggu Jalan Khusus Tambang Pasir Lumajang Akan Tuntas Dibangun
Lumajang (lumajangsatu.com) - Bupati Lumajang Thoriqul Haq dan Kapolres AKBP DR. Arsal Sahban SIK, turun langsung melihat jalan khusus tambang. Bupati dan Kapolres juga berdialog dengan warga dua Desa yang memblokir jalan dari angkutan truck pasir.Untuk sementara, truck pasir tidak boleh melintas di Dusun Sudimoro Desa Gondoruso dan Dusun Uranggantung Desa Jarit. Selama 3 minggu, para pemilik ijin tambang akan menbuat jalur khusus jalan tambang."Saat ini sudah selesai 3,5 kilo meter dan sisanya akan dikerjakan selama tiga minggu secara gotong royong oleh pera penambang," jelas Thoriqul Haq.Jika jalan khusu tambang sudah selesai, maka truck pasir tidak akan lagi lewat jalan padat penduduk. Warga Jarit dan Gondoruso akan terbebas dari kemacetan, polusi debu dan hal buruk lain yang dikaibatkan angkutan tambang."Seteleh selesai maka angkutan tambang akan leluasa mengangkut pasir tanpa menggangu masyarakat," terangnya.Alfan Habibi, salah seorang warga Jarit berharap jalan khusus tambang bisa selesai. Sebab warga sudah terlalu lama menderita karena keberadaan angkutan truck yang setiap hari melintasi jalan desanya."Semoga para pemilik tambang konsisten membangun jalan khusus tambang," pungkasnya.(Yd/red)
Warga Jarit Akhinya Kembali Blokir Jalan dari Truck Pasir
Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Jarit Kecamatan Candipuro akhirnya hilang kesabaran pada angkutan truck tambang. Kamis siang (17/01/2019) warga akhirnya menutup jalan dari angkutan tambang pasir dari Jogosari.Alfan Habibi, warga Jarit menyatakan bahwa warga mulai kesal. Pasalnya, para sopir angkutan tambang mulai tidak mematuhi kesepakatan bersama, mulai jam operasional dan jumlah truck yang bisa lewat.
Pengusaha Tambang Pasir Lumajang Nunggak Pajak Ratusan Juta Rupiah
Lumajang (lumajangsatu.com) - Ir. Hj. Indah Amperawati M.Si, Wakil Bupati Lumajang menyebut banyak pemilik ijin tambang pasir yang menunggak pajak. Tak tanggung-tanggung, pajak yang tidak dibayarkan ke Pemkab Lumajang mencapai ratusan juta rupiah.Bahkan, ada satu pemilik ijin tambang yang menunggak pajak hampir 400 juta rupiah. Wabup Lumajang sudah memerintahkan memberikan surat peringatan pada pemilik tambang pasir yang masih menunggak pajak tersebut."Ada beberapa pemilik ijin tambang yang menunggak pajak dan sudah saya perintahkan untuk mengirim surat peringatan," ujar Indah Amperawati, Selasa (15/01/2019).Jika surat peringatan tidak diindahkan maka Pemkab Lumajang akan bersurat ke Pemprov Jatim untuk melakukan evaluasi ijin penunggak pajak. Yang jelas, para penunggak pajak adalah penambang nakal, karena sudah dapat uang namun enggan membayar pajak. "Pasti nakal lah, sudah dapat uang tidak mau bayar pajak," pungkasnya.(Yd/red)
Status Gunung Semeru Waspada Penambang Pasir Perlu Siaga
Lumajang (lumajangsatu.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menyebut status gunung Semeru tidak ada peningkatan. Meski ada postingan di media sosial status Semeru siaga, hal itu sama sekali tidak benar."Status Semeru hingga kini masih waspada level 2, jadi tidak benar jika ada yang menyebut siaga," ujar Adiarto Hendro, Komadan TRC BPBD Kabupaten Lumajang, Kamis (10/01/2019).Namun, yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya lahar dingin. Sebab, dipuncak Semeru tersimpan ribuan kubik material pasir yang akan turun bersamaan dengan air hujan ke aliran sungai."Kami meminta para penambang untuk selalu waspada karena lahar dingin bisa sewaktu-waktu datang," jelasnya.Jika cuaca dipuncak Semeru sudah mendung tebal, maka disarankan para penambang untuk menepi. Utamakan keselamatan dalam bekerja, karena banjir bisa merenggut nyawa para penambang."Jangan korbankan nyawa, jika sudah hujan lebih baik menepi dan berhenti menambang," pungkasnya.(Yd/red)