Lumajang(lumajangsatu.com)- Dalam Musyawaroh Daerah Luar Biasa (Musdalub) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Tapal Kuda yang digelar di Hotel Panorama Jember sejak sabtu dan berakhir pada minggu (22/02) dini hari, Abdul Rahman Kontributor Kompas-TV Lumajang terpilih menjadi Koordinator Advokasi dan Hukum IJTI Tapal Kuda Periode 2015-2018 yang dikomandoi oleh Syamsul Choiri dari TV ONE Jember. Abdul Rahman yang sebelumnya masuk dalam bursa bakal calon Ketua dari ketiga bakal calon lainnya yakni Syamsul Choiri TV ONE Jember, Kumbang Ari Metro TV Jember dan Syaiful Kusmandani Trans 7 Jember, lebih memilih merelakan pencalonannya pada tahap kedua karena merasa belum waktunya untuk maju menjadi Ketua IJTI Tapal Kuda. "Pertama saya ucapkan terima kasih kepad rekan-rekan saya yang mempercayakan saya masuk di bursa bakal calon, namun saya kan masih baru di keanggotaan IJTI, jadi alangkah baiknya jika rekan-rekan yang lebih senior yang menjadi ketua IJTI Tapal Kuda ini," ungkapnya saat dikonfirmasi lumajangsatu.com. Lebih lanjut, ia bertekad akan bekerja semaksimal mungkin sebagai Koordinator Advokasi dan Hukum IJTI Tapal Kuda dalam membela dan melindungi segenap anggota IJTI Tapal Kuda. "Saya akan melindungi rekan-rekan yang seprofesi dengan mengacu pada undang-undang nomer 40 tahun 1999 tentang pers selama tidak melanggar kode etik jurnalistik," tambah pria alumnus STAIN Jember itu. Masuknya Abdul Rahman sebagai bakal calon ketua meskipun tidak terpilih menjadi ketua IJTI Tapal Kuda menjadi satu kebanggan tersendiri bagi insan jurnalis Lumajang. "Meskipun tidak jadi ketua, saya cukup bangga kepadanya karena Lumajang satu-satunya anggota IJTI luar kota yang masuk di bursa pencalonan, dari ketiga calon yang mayoritas dari Jember," ungkap Ardianto Kontributor TV9 wilayah Lumajang-Jember. Dari hasil musdalup IJTI Tapal Kuda Syamsul Choiri terpilih menjadi ketua IJTI Tapal Kuda dengan meraih 30 suara, sementara rivalnya Kumbang Ari mendapat 15 suara dari 45 peserta Musdalup perdana. (Mad/red)
Pendidikan Lumajang
Syamsul Choiri Kontributor TV ONE Jember Pimpin IJTI Tapal Kuda
Lumajang(lumajangsatu.com)- Musyawaroh Daerah Luar Biasa (Musdalub) Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) tapal kuda yang meliputi Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, Jember, dan Banyuwangi yang digelar di Hotel Panorama Jember, Sabtu hingga Minggu (21-22) dini hari. Syamsul Choiri dari TV ONE Jember terpilih menjadi ketua IJTI Tapal Kuda Periode 2015-2018. Musdalub yang dihadiri 45 peserta anggota IJTI Tapal Kuda, Anggota Dewan Pers, Sekjen IJTI Pusat, PWI Jember, AJI Jember dan Mantan Ketua IJTI Tapal kuda berjalan dinamis hingga selesai, meskipun sempat memanas saat pemilihan. Proses pemilihan yang berlangsung sengit itu dimulai dengan pengusulan bakal calon, dari sekian peserta yang diusulkan hanya 4 orang yang terpilih menjadi calon ketua yakni Syamsul Choiri TV ONE Jember, Kumbang Ari Metro Jember, Syaiful Kusmandani Trans7 Jember, dan Abdul Rahman Kompas TV Lumajang. Namun sayang, setelah memasuki proses pernyataan kesediaan dan penyampaian Visi Misi calon, 2 diantaranya mengundurkan diri dengan terhormat dari pencalonan ketua IJTI Tapal Kuda, yakni Syaiful Kusmandani dan Abdul Rahman. "Terima kasih atas kepercayaannya, namun beribu maaf saya mengundurkan diri dari pencalonan ini karena masih ada yang lebih pantas dari saya," ungkap Abdul Rahman dan Syaiful, saat mengundurkan diri di depan forum. Konstalasi politik pun semakin memanas, calon ketua tersisa dua orang Syamsul Choiri dan Kumbang Ari meskipun pada akhirnya Syamsul Choiri terpilih menjadi ketua IJTI Tapal kuda dengan meraup 30 suara, sedangkan Kumbang Ari mendapat 15 suara dari 45 suara peserta sidang. Dengan terpilihnya Syamsul Choiri menjadi ketua IJTI Tapal Kuda, dirinya berjanji akan bekerja semaksimal mungkin, bahkan dalam waktu dekat pihaknya akan segera berkoordinasi untuk menggelar Uji Kompetensi Wartawan Televisi di Daerah Tapal Kuda. "Terima kasih sebelumnya atas kepercayaannya, bersama segenap anggota dalam waktu dekat kami IJTI Tapal Kuda akan menggelar Uji Kompetensi Wartawan dalam rangka peningkatan kapasitas dan kapabilitas kita sebagai insan Pers," Ungkapnya saat menyampaikan pidato pertamanya sebagai Ketua IJTI Tapal Kuda. Sementara Kumbang Ari yang merupakan rival ketua terpilih berjanji akan mendukung kepengurusan Syamsul Choir dalam menjalankan tugas sebagai organisasi pers televisi tapal kuda. "Secara pribadi saya sangat legowo, karena kemenangan syamsul choiri merupakan kemenangan kita," paparnya sambil tersenyum manis. (Mad/red)
Kini, Media Online dan Citizen Jurnalism Jadi Idola Penyebaran Informasi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Rangkaian peringatan Hari Pers Nasional (HPN) yang jatuh pada tanggal Februari, insan jurnalis Lumajang menggelar diskusi dengan tema tantangan pers dan media kedepan. Hadir sebagai pembicara, Dandy, mantan Produser Eksekutif stasiun TV RCTI yang sedang melakukan exspedisi Indonesia Biru. Dalam tantangn di dunia teknologi saat ini, para insan jurnalis dituntut bisa menguasai kemampuan (skill) dalam berbagai macam bidang. Jika dulu untuk melakukan liputan minimal butuh tiga orang, juru kamera, sound man dan wartawan, saat ini dengan kecanggihan teknologi sudah tidak membutuhkan lagi, cukup dengan satu orang saja. "Hari ini tantangan para insan jurnalis harus sudah mengusai berbagai macam keahlian, tidak hanya spesifik pada satu keahlian saja," ujar Pria asal Lumajang itu. Tak hanya itu, dengan tekhnolgi yang semakin canggih dan didukung dengan berbagai macam media sosial, maka partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi (kabar) semakain cepat. "citizen jurnalism atau jurnalisme warga dengan tekhnologi yang ada, maka para insan pers dituntut semakin cepat dalam menyajikan informasi," terangnya. Dendy kemudian memberikan sebuah hasil penelitian dengan responden para insan pers di 16 negera besar. Bahwa 55 persen jurnalis saat ini mencari inforamsi melalui media sosial. "Kalau dulu orang ngomongin berita kita, saat ini jurnalis yang ngomongin omongan orang," jelasnya. Sejarah perkembangan media dari tahun ketahun selalu mengalami perubahan akibat perkembangan tekhnologi. Saat ini, media televisi masih bertengger di papan atas. Sedangkan media online adalah satu media dengan perkembangan sangat pesat meskipun belum bisa menyalip media cetak. "Media online dari tahun 1999 hingga kini sangat pesat dalam pertumbuhannya,"pungkasnya.(Yd/red)
Forum Komunikasi Wartawan Lumajang Terbentuk, Arif Ulinuha JTV Terpilih Aklamasi
Lumajang(lumajangsatu.com) - Insan Jurnalis Lumajang dari kalangan media massa harian membentuk Forum Komunikasi Wartawan Lumajang (FKWL). Terpilih secara musyarawah, Arif Ulinuha Reporter JTV sebagai Koordinator, Abdul Rahman sebagai Sekretaris dan Nur Hadi Wicaksono sebaai Bendhara. Terbentuknya, FKWL didasari menjalin kerukunan dan komunikasi wartawan yang sehari-hari di wilayah Lumajang. Apalagi sesuai amanat Pers Indonesia, Kebebasan Pers dari rakyat untuk rakyat. "FKWL sebagai wadah wartawan di Lumajang dalam peningkatan Sumber Daya Manusia," kata Harry Purwanto, reporter beritajatim.com, di gedung pertemuan Kantor Diklat Lumajang, Selasa(17/02/2015). "Adanya FKWL selain untuk sebagai wadah komunikasi wartawan dalam mengawal pembangunan Lumajang," ujar Babun Wahyudi, Pimred Lumajangsatu.com. "Dengan adanya FKWL akan menjadikan wartawan di Lumajang memiliki profesionalisme dalam berjurnalistik," jelas Fatah, pimred wartalumajang. "FKWL sebagai wadah wartawan dalam jurnalistik baik kedalam dan keluar," ujar Ulum, Wartawan BeritaMetro. Arif Ulinuha selaku koordinator dari FKWL mengaku amanah yang diberikan rekan wartawan sebuah tanggung jawab besar. Karena prinsip dari Wartawan adalah menjadi Pers Sehat Masyarakat Cerdas. "Wartawan adalah profesi yang tidak semua orang bisa melakukan, karena ini mewakili masyarakat. Wartawan Cerdas, Masyarakat Lumajang Hebat," papar Alumnus IAIN Sunan Ampel itu.(ls/yd/red)
Dewan Pendidikan Kurang Setuju Usulan Fraksi Golkar Lima Hari Sekolah
Lumajang(lumajangsatu.com)- Usulan Fraksi Partai Golkar tentang lima hari masuk sekolah mulai direspon sejumlah masyarakat yang bergelut dengan dunia pendidikan. Dewan Pendidikan Kabupaten Lumajang menyatakan kurang setuju dengan usulan partai Golkar itu. "Setelah saya berbicara dengan guru PGRI, mereka menyatakan kurang sepakat dengan usulan lima hari masuk sekolah dari fraksi Golkar," ujar Muhammad Hariyadi Eko Romadon ketua Dewan Pendidikan Lumajang, Senin (16/02/2015). Sejumlah guru yang saat ini memiliki tunjangan profesi sudah kekurangan jam mengajar, jika ada pengurangan hari belajar maka semkain sedidkit waktu untuk mengajar. Disamping itu, siswa dan guru juga akan kelelahan karena pulang belajar akan semakin sore. "Banyak guru yang memiliki tunjangan profesi akan semakin kekurangan jam mengajar," terangnya. Jika pertimbangannya adalah agar siswa lebih banyak bersama keluarga, hal itu juga kurang begitu tepat. Sebab, siswa biasanya ketika sudah masuk hari libur terkadang memiliki kegiatan yang lain. "Kadang anak itu sudah memiliki agendi sendiri, sehingga Sabtu libur tidak akan berkumpul dengan keluarga juga," jelasnya. Sementara itu, As'at Malik wakil bupati Lumajang menyatakan akan terus mempelajari usulan dari Fraksi Golkar. Jika di Jakarta telah menerapkan lima hari sekolah, hal itu karena Jakarta kota besar dan untuk menyesuaikan dengan orang tua murid yang juga bekerja selama lima hari. "Kalau di Jakarta mungkin bisa ya, tapi kalau di Lumajang keadaanya berbeda. Kita akan pelajari lebih lanjut lah," pungkasnya.(Yd/red)
Kemenag Buka Pendaftaran Beasiswa Bagi Santri Belajar Ke PP Sulaimaniyah Turki
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dalam rangka pelaksanaan kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama dengah Yayasan Pusat Persatuan Kebudayaan Islam Indonesia-Turki/ United Cultural Centre of Indonesia-Turkey (UICCI) dalam rangka pengembangan santri dalam bidang Qira'at al-Qur'an, Tahfidz al-Qur'an. Maka Kemenag akan melakukan seleksi calon peserta program beasiswa tahfidzul al-Qur'an (PBTQ) tahun 2015. "Ini adalah tindak lanjut dari MoU antara Kementrian Agama dan UICCI untuk seleksi calon peserta dari santri yang akan mendapatkan beasiswa," ujar H. Muhammad Khoiri M.Pdi pengasuh PP Moder Hidayatul Hasan, Senin (16/02/2015). Pendaftaran calon peserta seleksi akan dilakukan mulai tanggal 1 Maret hingga 22 Mei 2015, pada Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi setempat. Seleksi akan dilaksanakan dalam dua tahap dengan jadwal sebagai berikut. Seleksi tahap pertama berupa tes tulis dan hafalan dilaksanakan pada Kantor Kementrian Agama Provinsi yang ditunjuk pada tanggal 4 Juni 2015. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 12 Juni 2015 melalui Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi melalui webside www.kemenag.co.id. Seleksi tahap dua, berupa masa orientasi pada Pesantren Sulaimaniyah (di Lumajang PP Modern Hidayatul Hasan, Blukon) pada tanggal 24-28 Juni 2015. Hasil seleksi akan diumumkan tanggal 4 Juli 2015 melalui Kantor WIlyah Kementrian Agama Provinsi dan webside www.kemenag.co.id. "Sedangkan bagi yang lolos seluruh seleksi, maka pelaksanaan pendidikan 26 Juli 2015," jelas Kasi Pekapontren di Kemenag Lumajang itu. Sementara itu, Ustadz H. Murat Alver perwakilan dari UICCI dalam sambutannya saat di PP Modern Hiidayatul Hasan menyatakan bahwa pendidikan di Tahfidz al_Qur'an Sulaimaniyah telah diakui diberbagai belahan dunia. Ia mencontohkan PP Sulaimaniyah juga ada di Jerman, Inggris, Korea Selatan dan Jepang. "Ponpes Sulaimaniyah sudah ada diberbagai belahan dunia," terangnya. Kakanwil Kemenag Jatim Drs. H. Husnul Maram M.H.I dalam sambutannya melalui H. Maimun dan H. Fauzan Adim menyatakan bahwa PP Tahfidzul al-Qur'an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah di Lumajang merupakan aset bangsa. Keberadaan PP Sulaimaniyah akan memberikan kesempatan bagi para santri yang ingin melanjutkan menuntut ilmu keluar negeri khususnya ke Turki. Hal senada juga disampaikan oleh Drs. Nuril Huda SH,. S.PdI,. MH Kepala kemenag Lumajang. Menurutnya, MoU antara Kemenag dengan UICCI merupakan langkah strategis sebagai infestasi pendidikan keagamaan bagi para stake holder. "Ini adalah langkah strategis dan infestasi bagi pendidikan agama Islam," terangnya.(Yd/red)
Sejarah Indonesia, 14 Februari Bukan Perayaan Valentine Tapi Hari Lahir Tentara PETA
Lumajang(lumajangsatu.com)- 14 Februari banyak warga Indonesia yang merayakan valentine atau hari kasih sayang yang merupakan kebudayaan barat. Namun, warga Indonesia lupa bahwa tanggal tersebut juga memiliki sejarah yang besar bagi kemerdekaan Indonesia. Dikutip dari situs hari besar nasional indonesia.blogspot.com Pembela Tanah Air (PETA) adalah kesatuan militer yang dibentuk Jepang dalam masa pendudukan di Indonesia. Awalnya, PETA dìdirikan untuk kepentingan Jepang dalam mnghadapi pasukan sekutu. Namun akhirnya dibubarkan karena dianggap membahayakan kedudukan Jepang dan bersifat terlalu nasionalis. Tanggal 14 Februari 1945, pasukan PETA di Blitar melakukan pemberontakan kepada jepang. Pemberontakan heroik ini benar benar mengejutkan Jepang. Pimpinan pasukan, Supriadi, hilang dalam peristiwa ini. Sumbangsih dan peranan tentara PETA dalam perjuangan melawan penjajahan Jepang demikian besar, begitu juga dalam kemerdekaan Indonesia. Sehingga, 14 Februari diperingati sebgai hari lahir PETA. Fahrur Rozi, pengasuh pendok pesantren di Candipuro Lumajang sangat miris dengan banyaknya kaum muda yang lebih suka memperingati valentine dari pada memperingati hari PETA. Padahal, tanpa perjuangan dari tentara PETA, maka Indonesia tidak akan menikmati alam kemerdekaan. "Ayo kita lawan peringatan valentine dengan peringatan hari lahir PETA, sehingga generasi muda Indonesia lebih mengenal sejarah bansanya dari pada sejarah negara lain," terang ustadz muda itu. (Yd/red)
Ponpes Modern Hidayatul Hasan Teken MoU Dengan Ponpes Sulaimaniyah Turki
Lumajang(lumajangsatu.com)- Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag) melakukan kerjasama dengan Pondok Pesantren Tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki untuk 41 pondok pesantren se-Indonesia. DI Jawa Timur ada dua Ponpes yang melakukan MoU dengan tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki, dimana salah satunya adalah Ponpes Modern Hidayatul Hasan, desa Boreng Kecamatan Lumajang. "Alhamdulillah, Ponpes Hidayatul Hasan masuk dari 41 ponpes se-Indonesia yang melakukan MoU dengan Tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki," terang KH. Muhammad Khoiri M.Pdi pengasuh Ponpes Modern Hidayatul Hasan, Jum'at (13/02/2015). Nantinya, para santri yang sudah bisa hafal al-qur'an 30 juz akan mendapatkan beasiswa ke Turki selama 3 tahun. Setelah lulus dari Ponpes Tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki, para santri bisa mengajar tahfidz al-qu'an di sejumlah negera yang menjalin kerjasama seperti Jerman, Jepang, Korea Selatan dan sejumlah negera lainya. "Nantinya para santri bisa menjadi pengajar di seluruh negera yang ada cabagnya Ponpes Tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki," taeranya. Acara penandatanganan MoU Ponpes Modern Hidayatul Hasan dengan Ponpes Tahfidz Al-qur'an Sulaimaniyah Turki dihadiri oleh perwakilan Kanwil Kemenag Jatim. Setelah melakukan penandatanganan MoU perwakilan Ponpes Sulaimaniyah melihat banguanan Ponpes Hidayatul Hasan.(Yd/red)
Raperda Penyelenggaraan Pendidikan Segera Dibahas, Fraksi Golkar Usulkan Sekolah Masuk 5 Hari
Lumajang(lumajangsatu.com)- Dalam pandangan umum (PU) Fraksi terhadap 4 Rapeda ada wacana baru yang disampaikan oleh Fraksi Partai Golkar. Golkar mengusulkan dalam Raperda penyelenggaraan pendidikan, proses belajar mengajar hanya 5 hari saja, yakni mulai hari Senin hingga Jum'at. Sujatmiko SH,. MH, ketua Fraksi Golkar menyatakan ada beberapa pertimbangan positif pada usulan proses belajar mengajar dilakukan selama 5 hari saja. Jika digelar selama 5 hari maka akan lebih efektif dan efisien, pertemuan keluarga dengan anak juga lebih banyak, padangan para wali juga sangat antusias. Disamping itu, hasil simulasi dan pelaksanaan yang pernah dilaksanakan cukup memungkinkan, baik menggunakan kurikulum KTSP 2006 maupun kurikulum 2013. "Ini usulan yang baru, dimana dengan proses belajar disekolah hanya lima hari, maka orang tua dan anak lebih banyak waktu untuk berkumpul," ujar Sujatmiko. Disamping memberikan masukan lima hari masuk sekolah, Golkar juga mengusulkan beberapa poin untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Lumajang. Golkar meminta pemerintah untuk menertibkan dan meningkatkan kapasitas tenaga administrasi disatuan pendidikan. Sebab, masih ditemuai para guru masih dibebani pekerjaan administrasi sehingga tugas pokoknya dikawatirkan tidak optimal. Pemerintah juga diminta lebih memperketat ijin operasional satuan pendidikan. Pemerintah juga diminta selektif memfasilitasi dan pengusulan sertifikasi para guru, guna menciptakan guru yang profesional dan lebih berkualitas.(Yd/red)
Inilah Sambutan Ketua Dewan Pers Di Hari Pers Nasional 2015
PIDATO SAMBUTAN KETUA DEWAN PERS PADA HARI PERS NASIONAL DI BATAM, 9 FEBRUARI 2015 Bismillahirrahmanirrahiim. Assalamuâalaikum warahmatullahi wabarokatuh. Bapak Wakil Presiden Bapak Ketua MPR Bapak Menteri Komunikasi dan Informatika. Bapak para Pejabat Negara dan Pemerintahan. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Para Bupati, Walikota, dan seluruh jajaran Pemerintah di daerah, baik sipil dan militer. Keluarga besar pers Indonesia. Hadirin yang saya mulyakan.   Atas nama keluarga besar pers Indonesia, khususnya peserta HPN, saya sampaikan terima kasih atas kehadiran Bapak Wakil Presiden pada HPN ini. Kehadiran Bapak, merupakan suatu penghargaan nyata terhadap seluruh komunitas pers Indonesia dimanapun mereka berada. Tidak dapat dibantah, pers berperan besar dalam perjalanan bangsa Indonesia, baik sebelum maupun sejak kemerdekaan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan.   Sebelum menyentuh langsung hal-hal berkenaan dengan pers, izinkan saya terlebih dahulu mencatat pernyataan filosof Inggris Francis Bacon yang lahir pada pertengahan abad ke-16 (1561) dan meninggal pada abad ke-17 (1626). Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bacon adalah pemula yang berpendapat betapa penting eksperimen dan observasi dalam kegiatan keilmuan. Bacon adalah penemu yang tidak sengaja, bahwa es dapat dipergunakan sebagai pengawet makanan, seperti daging. Ketika berbicara mengenai cara memajukan ilmu, Bacon mengambil tamsil kehidupan laba-laba, semut, dan lebah. Laba-laba membuat sarang yang bergelantung di udara dari air liur yang diproduksi dari tubuhnya sendiri. Laba-laba ketika membuat sarang sama sekali tidak memanfaatkan material sekitarnya, karena hanya menggunakan air liurnya sendiri dan semata-mata untuk dirinya sendirinya. Laba-laba tidak membuat suatu kemajuan atau perubahan apapun. Memang tidak merugikan pihak lain, tetapi juga tidak memberi manfaat pada pihak lain. Bagaimana dengan semut? Semut kata Bacon, tidak pernah berhenti mengangkut berbagai material (daun, binatang yang mereka tangkap bersama dan lain-lain). Tetapi semut hanya sekedar mengangkut dan mengumpulkan, tanpa mengubah bahan-bahan tersebut agar memberi manfaat lebih lanjut. Barangkali satu-satunya pelajaran dari kerja semut adalah mereka selalu bekerja atas dasar gotong royong, atas dasar kebersamaan. Selanjutnya, bagaimana dengan lebah? Lebah kata Bacon, tidak hanya bersama-sama mengumpulkan bahan-bahan (maksudnya: sari bunga), tetapi mencernanya dan mengubah bahan-bahan itu (maksudnya: menjadi madu). Dapat pula kita catat, hasil kerja lebah tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan lebah itu sendiri, melainkan bagi makhluk lain, terutama manusia. Selain itu, meskipun seperti semut senantiasa hidup bersama, tetapi masing-masing lebah bekerja menemukan bunga untuk dihisap sarinya dan dibawa ke sarang untuk diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan bersama atau makhluk lain. Dalam Islam, dikenal ajaran tentang kebaikan lebah, manusia dianjurkan meneladani kehidupan lebah. Hadirin yang saya mulyakan.   Saya yakin, baik pers maupun penyelenggara negara dan berbagai kekuatan sosial lainnya, sama-sama mendambakan sebesar-besarnya kemaslahatan setiap gerak dan pekerjaan kita, seperti kemaslahatan hasil kerja lelah kita. Agar menjadi sesuatu yang maslahat, kita semestinya tidak seperti semut yang sekedar memindahkan suatu benda dari satu tempat ke tempat lain. Pekerjaan itu harus diolah, dicerna dan ditransformasikan sehingga memberi sebesar-besarnya manfaat. Dalam konteks rakyat Indonesia, manfaat itu adalah sebesar-besarnya kemakmuran bagi sebanyak-banyaknya rakyat. Meminjam ungkapan Jeremy Bentham, filosof Inggris abada 18-19 (1748-1832), sebagai peletak dasar mazhab âutilitarianâ, menyatakan semua tindakan harus didasarkan pada: âMaximize pleasure and minimize painâ. Dalam ungkapan lain, Bentham menyatakan âthe greatest happiness for the greatest number.â   Bagaimana prinsip ini jika ditinjau dari perspektif hubungan antara penyelenggara negara dan pers, agar hubungan itu tidak sekedar masing-masing membuat sarang sendiri atau sekedar memindahkan informasi seperti pekerjaan semut, melainkan hubungan yang tercerna dan bersifat transformatif untuk memaksimalkn kesentosaan seluruh publik atau sekurang-kurangnya kesentosaan bagi sebanyak-banyaknya publik.   Sebagai konsekwensi demokrasi yang menjamin kebebasan atas dasar persamaan, hubungan antara penyelanggara negara dengan pers akan memberi manfaat sebesar-besarnya apabila dilandasi prinsip equal foot, yang berwujud saling percaya, saling jujur dan saling terbuka. Pers sekali-kali tidak layak dibiarkan berspekulasi mengenai suatu kebijakan atau tindakan karena tiada keterbukaan. Bagi pers yang sangat percaya pada niat baik suatu kebijakan atau tindakan, walaupun tidak terbuka, akan berusaha menyimpulkan pendapat yang akan memberi pembenaran (justifikasi), seperti mencari dasar pada jenis kekuasaan tradisional ekstra konstitusional seperti hak prerogatif, mencari dasar pada asas manfaat (utilitarian, doelmatigheid), menggunakan dasar di atas asas manfaat (?), dasar diskresi, atau dasar politik, yang seolah-olah segala sesuatu yang benar secara politik adalah suatu tindakan yang dapat dibenarkan. Kita tahu bahwa, pembenaran tidak selalu identik dengan kebenaran. Pembenaran dapat menjadi instrumen membenar-benarkan sesuatu yang tidak benar. Hubungan semacam ini bukan saja tidak sehat untuk pers tetapi untuk publik pada umumnya. Tidak mungkin seluruh pers diminta menemukan atau mengutarakan berbagai pembenaran atas sesuatu yang tidak atau belum pasti benar. Pers merdeka dan sehat tidak sekedar berperan sebagai penemu pembenaran, melainkan kebenaran itu sendiri sebagai suatu bentuk tanggungjawab kepada publik, bagi pers merdeka dan sehat berlaku satu adagium: ânothing the truth but the thruthâ salah satu konsekwensi kewajiban tersebut, pers dibekali oleh kewajiban yang dapat menimbulkan anggapan pers berlebihan atau kebablasan. Di sini timbul persoalan: âsiapa sebab, siapa akibat, siapa aksi, siapa reaksi?â Hadirin yang saya mulyakan   Bagaimana dengan ârumah tanggaâ pers sendiri? Secara jujur cukup banyak persoalan internal pers. Pertama, persoalan mengenai cara-cara menterjemahkan hak atas kebebasan berekspresi yang memungkinkan ada pluralisme pikiran dan pendapat pada gilirannya pluralisme mendapat keberpihakan. Menjadi persoalan, ketika keberpihakan itu bersifat sikap partisan. Partisanship pers meskipun sulit dicegah, tetapi tetap dianggap tidak begitu layak. Dalam alam demokrasi, keberpihakan pers semestinya keberpihakan kepada publik, bukan terhadap kekuatan politik atau aliran politik tertentu. Pers partisanâsadar atau tidak sadarâdapat merendahkan diri sendiri karena kemungkinan melalaikan kewajiban menjunjung tinggi profesionalisme pers, kode etik pers, standar-standar jurnalistik, dan lain sebagainya. Kedua, pengaruh pemilik terhadap pers. Selain kemungkinan terlalu mengkedepankan pers sebagai usaha ekonomi, pengaruh yang meresahkan publik, ketika pemilik menjadi pelaku atau aktivis politik, kekuatan politik tertentu. Ini merupakan faktor paling utama yang menimbulkan partisanship pers. Ketiga, persoalan âpers abal-abalâ. Sesuatu yang semestinya tidak boleh ditolerir oleh kalangan pers sendiri. Dewan Pers menerima begitu banyak keluhan terhadap tingkah laku atau praktek pers abal-abal. Yang lebih memprihatinkan, tingkah laku abal-abal tidak hanya ada di pers yang memang abal-abal, tetapi dapat juga menghinggapi pers yang secara normatif memenuhi syarat-syarat sebagai pers tetapi bertingkah laku abal-abal. Salah satu wujud abal-abal yaitu menjadi pers atau membuat berita untuk mengancam, memeras, atau bentuk-bentuk manipulasi lainnya. Namun perlu dicatat, selain sebagai suatu penyakit bawaan, berkembangnya pers abal-abal atau tingkah laku abal-abal karena ada peluang. Salah satu peluang, karena obyek atau subyek berita juga mengandung berbagai penyakit yang bertentangan dengan kewajiban dan tanggung jawab sebagai pengelola kepentingan publik. Pada kesempatan ini, saya meminta HPN menegaskan pendirian menolak segala bentuk pers abal-abal dan menindak segala bentuk dan jenis pers abal-abal. Bapak Wakil Presiden. Izinkan saya atas nama pers menyampaikan rasa prihatin yang sangat mendalam atas berbagai hiruk pikuk politik dan publik sekarang ini. Dalam berbagai kesempatan, saya mengingatan pers, sekali-kali tidak boleh menjadi bagian dari hiruk pikuk itu kecuali dalam batas fungsi pers untuk menyampaikan informasi kepada publik. Pelajaran lama yang pernah diajarkan kepada saya dan Bapak Wakil Presiden lebih dari 50 tahun yang lalu: âinti leadership adalah mengambil keputusanâ. Lebih baik pers mempertanyakan suatu keputusan dari pada pertanyaan kenapa tidak ada keputusan. Bapak Wakil Presiden dan hadirin yang saya mulyakan. Demikian catatan singkat perjalanan pers kita sejak HPN yang lalu hingga hari ini. Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya mengucapkan pula terima kasih yang dalam kepada Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Bupati, Walikota beserta seluruh aparatur pemerintah yang telah mendukung HPN ini. Tidak kurang, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Provinsi Kepulauan Riau atas perhatian terhadap HPN ini. Kepada para insan pers, marilah kita tanamkan semboyan: âpers hari ini lebih baik dari pers kemarin, dan pers besok lebih baik dari pers hari ini.â Terima kasih. Wassalamualaikum wwb. Batam, 9 Februari 2015 Ketua Dewan Pers Bagir Manan   Â