psil

Main Buruk, PSIL Dipermalukan PS Badung di Hadapan The Bless Mania

Lumajang(lumajangsatu.com) - Memalukan, PSIL takluk ditangan PS Badung 0-2 dihadapan pendukungnya di Stadion Semeru Lumajang, Rabu(7/5/2014). PSIL tak berdaya menghadapi klub asal Bali, padahal ratusan supporter tak henti meberikan semangat. Gawang PSIL Lumajang berhasil di jebol pertama kalinya oleh Badung Bandung melalui kaki Gede Jeno Wilyantara dengan no. punggung 17 pada menit ke 26, tak selang waktu lama Badung kembali mencetak gol pada menit ke 29 melalui tendangan maut Arthur Rests Assa dengan nomor punggung 26 pada babak pertama. Ketertinggalan PSIL Lumajang dengan Badung Bandung menyisakan kekecewaan tersendiri bagi suporter PSIL Lumajang, pasalnya Ratusan Suporter PSIL Lumajang yang hadir pada kala itu menganggap bahwa Pemain PSIL Lumajang pada koordinasinya yang kurang baik, sehingga PSIL Lumajang tak dapat menjaga gawangnya sendiri. "Ini salah saya," ujar Jonathan kepada wartawan dan para pendukung PSIL "The Bless Mania". Para pendukung PSIL sangat kecewa dengan permainan anak asuh Jonathan yang tak memiliki daya tempur. Bahkan, sejumlah peluang di depan gawang tidak bisa dikonversi menjadi gol. "Memalukan, tuan rumah kalah dengan tamu, ini harus jadi catatan manajemen," terang soleh, salah satu The Bless Mania.(mad/red)

PSIL Lumajang Sikat Perseden Denpasar 1-0

Lumajang(lumajangsatu.com)-Pertandingan Laga Divisi Satu antara PSIL Lumajang melawan Perseden Denpasar berjalan sengit, di Stadion Semeru Lumajang, Sabtu (3/5) sore. Kemenangan telak untuk PSIL Lumjajang dengan skor 1-0 di babak pertama. Gawang Perseden berhasil di jebol oleh Dede Hugo, dengan nomor punggung 18 di menit ke 23 oleh Pemain PSIL Lumajang. Menurut pemantauan lapangan lumajangsatu.com. Jalannya pertandingan, yang hampir diwarnai kericuhan antar pemain dari kedua Tim tersebut, berhasil di reda oleh wasit lapangan. pasalnya kericuhan itu di picu dari pelanggaran yang dilakukan oleh pemain PSIL Lumajang. Pelatih Perseden, Nyoman Ambara mengatakan, Pemain saya bertanding dengan tensi tinggi, karena kami kan bermain di kandang tuan rumah", ujarnya. Hal senada juga di ungkapkan oleh pelatih PSIL Lumajang, Jonathan Agus Prihatno mengatakan " Saya akui Perseden bermain bagus, tapi syukurlah kami masih unggul dari mereka" ungkap mantan pemain Arema itu pada sejumlah wartawan. Dalam pertandingan kali ini, PSIL Lumajang belum maksimal. hal tersebut di duga persiapan dari PSIL Lumajang yang kurang maksimal. "Maklumlah, Pemain kami kehabisan stamina pada babak kedua, karena persiapan yang kita lakukan hanya 20 hari". Tambahnya. (Mad/Red)

Laga Divisi Satu, PS Bandung Gulung Jember United FC 3-2

lumajang(lumajangsatu.com)-Laga divisi satu PSSI kembali dipertandingkan di Stadion Semeru Lumajang. Kali ini yang bertanding di Lapangan hijau milik Kabupaten Lumajang antara  PS Bandung Vs Jember United FC, Rabu (30/04/2014). Pertandingan yang berlangsung sengit antara PS Bandung Vs Jember United FC berrakhir dengan skor 3-2, untuk kemenangan untuk PS Bandung. Babak pertama antara kedua Tim imbang, dengan skor 1-1, Jember United FC mengawali Gool di di gawang PS Bandung pada menit ke-27 melalui kaki Samsul Muniddin Pelu. PS Bandung pun tak mau kalah, Arthur Rests Assa pemain dengan no. punggung 26 mengejar ketertinggalan Gool pada menit ke-35. Pertandingan semakin sengit ketika memasuki babak ke-2, PS Bandung kembali unggul dari Jember United FC melalui kaki pemainnya, Reza Aditya. Tak selang waktu lama Jember United FC pun kembali mengungguli lewat kaki kanannya Andre Ariyanto. Namun ketika  skor imbang 2-2. tidak di sangka pemain PS Bandung dengan nomor punggung 17 mengakhiri pesta Gool pada pertandingan tersebut pada menit Ke-78 melalui Reza Aditya. "Permainan berjalan imbang, namun pemain kami berhasil mengungguli atas Jember United FC" Ujar Alexander Sou Nunu Pelatih Tim PS Bandung kepada sejumlah wartawan. Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, tidak ada satu pun gool yang tercipta daru kedua tim. Pertandingan divisi satu PSSI antara PS Bandung melawan Jember United FC berakhir 3-2, atas kemenangan PS Bandung.(Mad/Red)

Kampanye Akbar Pemilu 2014 Digelar 16 Maret-5 April 2014

Jakarta(Lumajangsatu.com) - Semarak Pemilu akan terlihat jika mulai kampanye akbar berlangsung, saat jalanan dipenuhi konvoi parpol-parpol. KPU telah menetapkan kampanye akbar itu berlangsung 16 Maret sampai 5 April 2014. "Kampanye rapat umum (akbar-red) dan melalui media massa tanggal 16 Maret-5 April," kata komisioner KPU Arief Budiman di kantornya, Jalan Imam Bonjol, Jakpus, Kamis (20/2/2014). Menurut Arief, KPU beserta 12 partai politik telah membahas agenda kampanye akbar itu untuk pembagian lokasi dan waktunya. Namun jadwal itu belum final. Dalam jadwal sementara, pembagian waktu itu disusun berdasarkan propinsi dan parpol. Satu propinsi bisa diisi 3-5 parpol di semua propinsi hari yang sama. Misal parpol no 1-3 tanggal 16 Maret di semua propinsi. Tapi tidak setiap hari semua parpol kampanye pada 16 Maret-5 April. Dalam rentang itu rata-rata tiap parpol hanya 4 kali kampanye di semua propinsi. Hal itu karena KPU Provinsi juga akan membuat jadwal sendiri. "Tanggal 15-nya KPU berencana membuat kampanye damai semacam deklarasi damai," ucap Arief.(red)   sumber : detik.com

Horeee, 523 Tenaga Honorer Pemkab Lolos Ujian K2

Lumajang(Lumajangsatu.com)-523 Tenaga Honorer Kategori II di lingkungan Pemkab Lumajang dinyatakan lolos seleksi CPNS. Kabar ini disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Suprapto kepada beberapa awak media Rabu kemarin(19/2). Informasi ini telah banyak diketahui oleh para tenaga honorer K 2 melalui website Kementrian PAN RI. Tentunya kabar ini sangat menggembirakan para tenaga honorer yang telah mengabdi dan menunggu bertahun tahun untuk diangkat menjadi PNS. . “Meski sudah direlease kementrian PAN RI, sampai hari ini kami belum mendapatkan tembusan. Kami masih menunggu instruksi untuk mengambil pengumuman resminya ke BKD Provinsi Jatim,” kata Suprapto. Setelah nantinya mendapatkan tembusan atau print out resmi, selanjutnya dilakukan pemberkasan untuk meneliti syarat-syarat administrasi. Diantaranya, ijazah yang dilegalisasi, SK pengangkatan honorernya yang harus runtut dan tidak boleh terputus-putus, kartu kuning dan lainnya. “Untuk ijazah, kan ada legalisasi. Jika meragukan maka kita akan verifikasi kepada lembaganya. Untuk SK pengangkatan, tidak boleh terputus. Jika kedua syarat ini cacat, maka bisa dicoret. Namun, verifikasi di BKD Lumajang ini baru tahap pertama. Karena kita ini filter pertama. Nantinya juga ada penelitian lanjutan di BKN (Badan Kepegawaian Nasional) RI,” kata Suprapto.. Menurut Suprapto, 523 tenaga honorer yang dinyatak lolos seleksi ini melebihi kuota. Sebab, kuota nasional adalah 30 % CPNS ditarget lolos, sementara Kabupaten Lumajang mencapai 36 %. Seperti diketahui bahwa di Kabupaten Lumajang jumlah tenaga honorer K2 yang ikut seleksi sejumlah 1455 peserta. “ Ini diatas target dan diluar dugaan. Dan peserta yang dinyatakan tidak lolos, menunggu informasi selanjutnya dari pusat,” paparnya. Setelah proses pemberkasan, hasilnya akan dikirimkan ke Provinsi Jatim untuk mendapatkan Nota Persetujuan atau NP. Setelah NP diterima BKD Kabupaten Lumajang, maka akan dibuatkan SK CPNS. Selanjutnya akan dididik melalui Diklat pra jabatan. Untuk tahapan ini menjadi kewenangan Kantor Diklat Kabupaten Lumajang. Suprapto juga mengungkapkan bahwa dari peserta yang dinyatakan lolos, merata antara golongan II dan III. Dan, para peserta yang lolos seleksi CPNS tenaga honorer K2 ini didominasi tenaga guru SD. “Jumlah guru yang lolos seleksi hampir 400 orang. Tentunya bagi yang lolos, nanti setelah melalui tahapan akan menunggu penempatannya berdasarkan analisa kebutuhan yang kewenangannya pada Dinas Pendidikan,” pungkas Drs Suprapto.(humas)

Dipercaya Urusi PSIL, H.Thoriq Mohon dan Dukungan Masyarakat

Lumajang(lumajangsatu.com)-Untuk ke-3 kalinya, H.Thoriq di percaya untuk mengurus klub sepak bola Kebanggan Lumajang. Sejak PSIL mengarungi kompetisi divisi II dan I, kini dipercaya oleh insan dan pelaku bola di Lumajang. "Kalau saya dipercaya urusi PSIL, berarti ini Amanah. Jadi mohon do'a dan dukungan masyarakat," kata Bang Thoriq sapaan akrabnya. Dalam mengurusi sepak bola, kata dia, harus dipercaya dulu oleh para masyarakat Lumajang. Kemudian, baru berkerja dengan menentukan programnya seperti cari pelatih, seleksi pemain, ngurusi kebutuhan pemain hingga pertandingan. "Selain itu, perlu juga saran dan kritik membangun tim. Inilah yang membuat PSIL masuk divisi satu Nasional dan disegani," ujarnya. H.Thoriq mengaku keberhasilan PSIL hingga ke kasta tertinggi kompetisi tertinggi Liga Amatir, bukan diri seorang. Melainkan dukungan Bupati, Wabup, DPRD, KONI, PSSI, Klub-klub internal dan Masyarakat umumnya. "Saya ini hanya mengantarkan dan memenejemen saja. Alhamdulillah berkat do'a dan dukungan masyarakat Lumajang, tinggal selangkah lagi masuk divisi Utama," ungkap pria yang tinggal di Jl. Kapten Ilyas No.121 Kota Lumajang.(red)

H.Thoriq Kembali Dipercaya Ngurusi PSIL Lumajang

Lumajang(Lumajangsatu.com)- H Thoriq kembali dipercaya untuk menukangi klub sepak bola kebanggaan Lumajang PSIL oleh pemilik klub lokal dan pengurus PSSI. Para insan sepak bola di kaki Gunung Semeru menilai H Thoriq mampu mengairah dan membawa PSIL lebih maju. Hadi Prayitno, pemilik klub Persegen menilai, H Thoriq sosok ketua umum dan Manajer yang sangat mengerti kebutuhan tim. Selain itu, dia lebih mengutamakan potensi pemain lokal untuk berkiprah. "Abah Thoriq sangat mengerti apa kebutuhan tim," kata mantan pemain PSIL. Hal senada disampaikan, Suharto, pelatih Rajawali FC Jatiroto, dipilihnya H Thoriq dikarenakan selalu hadir lapangan untuk memantau pemain dan kesiapan tim. Bahkan, selalu meluangkan waktunya untuk bisa bersama tim dalam segala hal. "Bang Thoriq memang layak untuk ngurusi PSIL, dia memiliki komitmen," jelasnya. Sementara, H Thoriq mengaku tidak bisa menolak, karena para pemilik klub dan pengurus PSSI Lumajang sudah mempercayakan. Dirinya hanya ingin mendapat doa dan dukungannya. "Bila dipercaya berarti ini amanah, saya siap membawa PSIL ke Divisi Utama," ungkap pria yang sudah 2 tahun pegang PSIL. Ketua Pengkab PSSI Lumajang, Ngateman, berharap dengan ditunjuknya H Thoriq menjadi Ketua Umum dan sekaligus Manajer membuat program untuk seleksi dan siapa pelatih yang ditunjuk. "Ya program harus segera disusun, H Thoriq memang pas untuk tangan PSIL," pungkasnya.(red)

Persebo Bondowoso Pilih Stadion Semeru Jadi Laga Kandang

Lumajang(lumajangsatu.com)-Persebo-Bondowoso sudah mengajukan Stadion Semeru Lumajang ke PSSI Pusat sebagai kandang untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama 2014. Pasalnya, Pengkab PSSI Lumajang menyatakan Bupati menyetujui Stadion Semeru jadikan home base klub asal Kota Tape. "Sembilan puluh sembilan persen di Lumajang. Kita sudah ajukan ke PSSI, tinggal mengajukan surat ijin sewa ke Bupati," kata Marzuki, pemilik Persebo. Menurut dia, sekarang tinggal menunggu verifikasi dari PSSI soal kelayakan stadion. Bahkan, pemain Persebo sudah melakukan seleksi pemain. "Pemain kita masih di Surabaya," ungkap pria yang juga pengurus Asosiasi PSSI Jatim itu. Sekadar diketahui, kick off Divisi Utama 2014 akan dilangsungkan tanggal 15 April mendatang. Saat ini, PSSI masih melakukan verifikasi kesiapan klub peserta. (red)

Antara Gus Dur dan Tan Malaka Dalam Sejarah Indonesia

Jakarta(Lumajangsatu.com) - Tak ada habisnya jika bicara soal Abdurrahman Wahid atau yang biasa disapa Gus Dur. Sebab, kiai yang pernah menjadi Presiden RI ini memang memiliki segudang cerita dan pemikiran. Salah satunya adalah mengenai kenangan masa kecil Gus Dur. Mungkin tak banyak yang tahu jika saat kecil, Gus Dur kerap bertemu dengan Bapak Republik Indonesia, Ibrahim Datuk Tan Malaka . Namun saat itu Gus Dur tak tahu orang yang kerap bertemu dengannya itu adalah Tan Malaka , tokoh penting komunis di Indonesia dan internasional. Ceritanya, pada 1944 Gus Dur diajak oleh sang ayah, Wahid Hasyim, untuk pindah ke Jakarta. Saat itu Gus Dur baru berusia empat tahun. Mereka tinggal di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.  Seperti dikutip dari buku 'Biografi Gus Dur' karya Greg Barton, kedatangan Gus Dur dan sang ayah ke Jakarta bukan tanpa alasan. Saat itu, Wahid Hasyim ditunjuk oleh sang ayah, Kiai Hasyim Asyari untuk mewakilinya memimpin Shububu (kantor urusan agama). Shububu dibentuk oleh penjajah Jepang sebagai kompensasi atas penahanannya. Saat itu, Kiai Hasyim dilema karena diminta Jepang memimpin Shububu. Jika menolak hal itu tentu akan membuat kecurigaan bagi Jepang. Sementara jika diterima, dia tak mau dirinya dan NU dicap mendapat akomodasi dari penjajah.  Akhirnya dengan jeli dia mengusulkan agar anaknya, Wahid Hasyim menjadi kuasanya memimpin Shububu. Sebab dengan demikian Wahid Hasyim dapat bergerak bebas berkomunikasi dengan para tokoh pergerakan nasional seperti Soekarno dan Mohammad Hatta di Jakarta tanpa dicurigai Jepang. Benar saja. Di Jakarta Wahid Hasyim kerap bertemu dan menjalin komunikasi dengan berbagai aktivis kemerdekaan. Salah satunya adalah dengan Tan Malaka . Hal ini disaksikan langsung oleh mata kepala Gus Dur. Saat malam tiba, rumah yang didiami Wahid Hasyim dan Gus Dur kerap didatangi oleh seorang tamu bernama Hussein. Pria itu kerap berpakaian petani warna hitam. Setiap Hussein datang, Gus Dur selalu membukakan pintu untuknya. "Ayah saya sering didatangi Pak Hussein dari Banten. Saya tahunya itu, ada yang ketok-ketok pintu, saya buka pintu. Lalu dia bilang 'bapak ada?', tunggu sebentar ya. Saya ke dalam memberi tahu ayah saya, 'ada Pak Hussein dari Banten', oo ayah saya langsung segera bangun dan bilang pada saya, 'katakan pada ibu bahwa Pak Hussein Banten datang," kata Gus Dur. Gus Dur yang saat itu masih kecil percaya saja bahwa tamu yang datang menemui ayahnya itu bernama Hussein. Namun, belakangan itu baru mengetahui bahwa Hussein sebenarnya adalah seorang pejuang besar bernama Tan Malaka . "Lalu beberapa tahun kemudian, ibu saya mengatakan pada saya, 'kamu ingat gak Pak Hussein Banten yang sering datang ke rumah? itu Tan Malaka itu," kata Gus Dur. Ilyas Hussein merupakan salah satu nama samaran Tan Malaka . Saat kembali ke tanah air pada Juni 1942, Tan Malaka tetap menggunakan nama samarannya itu. Tan Malaka kembali ke Hindia Belanda (saat ini Indonesia) setelah Belanda menyerah kepada Jepang.  Tan Malaka yang saat penjajahan Jepang menjadi tahanan politik dan dilarang menginjakkan kakinya di tanah air, sadar kondisi di Indonesia telah berubah dengan peralihan kekuasaan dari Belanda ke Jepang. Artinya, dengan berkuasanya Jepang dia bisa kembali ke tanah air karena status buangan politik otomatis sudah hilang. Meski demikian dia tetap menyembunyikan identitas aslinya karena pihak Jepang telah mengetahui sepak terjangnya semasa penjajahan Belanda. Seperti yang diceritakan Gus Dur, Hussein alias Tan Malaka berasal dari Banten. Tan Malakamemang pernah tinggal di Bayah, Banten, setelah sebelumnya sempat tinggal di Kalibata, Jakarta. Saat tinggal di Kalibata, Tan Malaka rajin memantau kondisi dunia pergerakan para tokoh nasional saat itu. Tan Malaka yang sudah sangat lama meninggalkan Indonesia karena dibuang Belanda saat itu tak lagi erlalu memahami kondisi politik dan pergerakan di tanah air. Dia pun mempelajari kondisi politik dan pergerakan saat itu sambil tetap menutupi identitas aslinya. Di tempat itu pula Tan Malaka menghasilkan karyanya yang berjudul 'Madilog.' Seperti dikutip dari buku 'Tan Malaka: Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah' Karya Masykur Arif Rahman, Tan Malaka pindah ke Banten setelah kegiatannya mulai dicurigai oleh mata-mata Jepang saat itu. Di Bayah, Banten, Tan Malaka bekerja sebagai buruh di lokasi pertambangan romusha.  Dia tertarik bekerja di tempat itu karena bisa langsung berada di tengah-tengah buruh pekerja paksa dan bisa mendidik mereka. Meski berada di Banten, Tan Malaka kerap mondar-mandir Jakarta. Tokoh komunis ini kerap menemui tokoh pergerakan, salah satunya adalah Wahid Hasyim. Gus Dur menjadi saksi bahwa ayahnya yang notabene seorang nasionalis dan tokoh agama menjalin hubungan persahabatan dengan seorang komunis. Hal ini di kemudian hari diakui Gus Dur sebagai salah satu dasar pemikirannya untuk mencabut TAP MPRS XXV Tahun 1966. Pada tahun 1999, Gus Dur dipilih menjadi Presiden RI yang ke-4. Di masa kepemimpinannya itu, Gus Dur melontarkan idenya untuk mencabut TAP MPRS XXV Tahun 1966 tersebut. TAP tersebut berisi soal pembubaran PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. "Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XXV/MPRS/1966 Tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang Di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan Untuk Menyebarkan Atau Mengembangkan Faham Atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme," demikian isi TAP MPRS XXV Tahun 1966. TAP tersebut dikeluarkan setelah tragedi pembunuhan para jenderal revolusi yang biasa disebut Gerakan 30 September/G30S. Rezim Orde Baru menuding PKI sebagai otak pembunuhan para perwira tinggi Angkatan Darat (AD) itu. Namun, hingga kini peristiwa sebenarnya masih menjadi misteri. Gus Dur sendiri pernah menyatakan TAP tersebut melanggar hak hukum orang. Selain itu, besar kemungkinan TAP itu telah menghukum orang tidak bersalah secara sewenang-wenang, karenanya harus dicabut. "TAP tersebut jadi karena semata-mata hawa nafsu seseorang yang takut dinamakan dia PKI. Saya ini lahir dari keluarga bukan PKI, tetapi saya tahu hak orang," demikian kata Gus Dur dalam dialog rutin usai Shalat Jumat di Masjid Al-Munawaroh, Ciganjur, Jakarta, Jumat 31 Maret 2000 lalu. Namun, keinginan Gus Dur untuk mencabut TAP tersebut urung terjadi. Pasalnya, Gus Dur keburu jatuh dari kursi Presiden pada 2001. Tan Malaka sendiri pernah menjabat sebagai pimpinan PKI pada 1921. Namun, perbedaan pendapat antara dirinya dengan sejumlah elite PKI seperti Semaun, Muso, Alimin dan Darsono akhirnya membuatnya memilih keluar dari PKI. Salahh satu contoh perbedaan pemikirannya dengan para elite PKI itu adalah soal pemberontakan PKI pada 1926-1927. Tan Malaka saat itu tak setuju dengan pemberontakan yang akhirnya berujung pada kegagalan itu. Meski tak lagi berada di PKI Tan Malaka tetap konsisten berjuang dengan paham komunis yang dianutnya. Sebab, komunisme bagi Tan Malaka adalah jalan hidup dan metode untuk memperbaiki dunia. Meski seorang komunis, Tan Malaka adalah sosok yang percaya akan adanya Tuhan. Sejak kecil dia sudah hapal Alquran. Bahkan saat berpidato di Kongres Komunis Internasional (Kominter) pada 1922, Tan Malaka dengan lantang menyatakan Pan-Islamisme bukanlah musuh komunis. Pan-Islamisme justru sahabat untuk menghancurkan kapitalisme. "Kalau saya berdiri di depan Tuhan, saya adalah seorang muslim. Bila saya berdiri di depan manusia saya bukan seorang muslim," demikian pidato Tan Malaka di hadapan Lenin saat itu. Pernyataan itu dapat diartikan bahwa Tan Malaka memisahkan urusan agama dengan urusan sosial duniawi. Untuk akhirat dia adalah seorang muslim. Tapi untuk urusan dunia dia menggunakan komunisme sebagai jalan untuk membebaskan dunia dari keserakahan kaum kapitalis.(Merdeka.com)

Usai Tekuk Rajawali FC 1-0, Persegen Juarai Piala Bupati Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah berhasil menyisihkan semua lawan-lawannya dan masuk dalam final Piala Bupati Lumajang dalam rangka Harjalu 758. Persegen akhirnya menjadi juara usai mengalahkan Rajawali FC di Stadion Semeru, Minggu(15/12/2013). Persegen berhasil hasil menaklulukkan Rajawali FC dengan skor 1-0 dibabak kedua. Hadi S pelatai Persegan mengaku, anak asuhnya mampu memanfaat peluang saat mendapatkan tendangan pojok. Pada babak pertama sejumlah peluang yang didapat Persegen tidak satupun yang memebuahkan hasil sebiji golpun. "Ini kemenangan tim di Hari Jadi Lumajang," ungkap pria yang kemarin menukangi PSIL Liga Remaja. Sementara, Pelatih Rajawali FC, Suharto mengaku anak asuhnya tidak sabar dalam menyelesaikan setiap peluang di depan gawang. Bahkan, timnya kalah hanya kurang beruntung saja sebab secara permainan anak asuhnya dirasa seimbang dengan Persegen. "Ya mau gimana lagi, dalam sebuah pertandingan ada kalah dan menang," ungkap mantan kepala Pelatih PSIL U-19. Usai pertandingan, Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar menyerahkan langsung Piala Bupati kepada Tim Persegen. Saat menyerahkan Bupati didampingi Ketua Pengkab PSSI, Ngateman dan Ketua KONI, Budi Santoso.(Yd/red)