santri

HUT RI ke-73 Tahun

NU Lumajang Galar Upacara Dalam Keberangaman di Situs Kandangan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Peringatan HUT RI ke-73 tahun, PC NU Lumajang dan MWC NU Senduro menggelar upacara di Situs Kandangan. Yang menarik, para santri NU berseragam sarung bersama dengan warga sekitar yang menggunakan pakaian adat.Fathur Rozi, Ketua Rois Syuriah MWC NU Senduro menyatakan bahwa kegaiatan upacara HUT RI disambut antusias oleh warga. Disamping untuk memperingati kemerdekaan, kegaiatan tersebut untuk menjaga keberagaman dan toleransi beragama yang selama ini masih terjaga baik.nu senduro"Ini adalah upacara dalam keberagaman. Kita sebagai warga NU upacara pakai sarung dan warga sekitar yang beragama Hindu menggunakan pakaian adat," ujar Rozi, Jum'at (17/08/2018).Imrom Al-Rosyid, panitia pelaksana kegaitan upacara HUT RI ke-73 tahun menyatakan, tak hanya upacara para kader NU juga melakukan bersih-bersih situs Kandangan. Harapannya, situs tersebut tetap bisa bertahan ditengah banyaknya vandalisme."Usai upacara kita melakukan bersih-bersih situs. Ini bagian upaya dari warga NU untuk tetap menjaga sejarah Lumajang dan Indonesia," terangnya.NU Lumajang juga melakukan penggalangan dana untuk warga Lombok yang terkena bencana gempa. Hasil penggalangan dana akan diberikan kepada PW NU Jatim untuk kemudian disalurkan ke Lombok.(Yd/red)

Raibuan Santri Upacara Pakai Sarung

Upacara HUT RI ke-73 di Miftahul Ulum, Thoriqul Haq : Santri Harus Siap Jadi Pemimpin

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ribuan santri Pondok Pesantren Miftahul Ulul Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto menggelar upacara HUT RI ke-73 tahun. Upacara pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh para santri dengan menggunakan sarung sebagai ciri khas kaum santri.Upacara berjalan dengan lancar, yang dihadiri oleh H. Thoriqul Haq MML, Bupati Lumajang terpilih 2018-2023. Thoriqul Haq bertindak sebagai inspektur upacara memimpin para santri melakukan upacara kemerdekaan dengan khidmad.Pria yang akrab disapa cak Thoriq itu memberikan semangat kepada para santri untuk giat menuntut ilmu guna mempersipkan diri menjadi pemimpin. Sudah waktunya, santri tampil dan mengabdi untuk bangsa dan negara.hut ri miftahul ulum"Santri harus siap mengabdi kepada bangsa meski tidak harus menjadi pemimpin. Tapi ketika sudah dipanggil untuk menjadi pemimpin, maka tidak ada kata tidak bagi santri harus siap," jelasnya.Santri harus mempersiapkan diri sejak berada di pesantren untuk mengabdi kepada negara. Saat ini, sudah banyak para pejabat dan pimpinan negara berasal dari kaum santri dan nayatanya santri mampu memimpin negara."Sejak dari pesantren, santri sudah harus mempersiapkan diri untuk mengabadi kepada negara. Banyak pejabat dan pemimpin yang berasal dari kaum santri. Santri mampu dan bisa menjadi pemimpin," terangnya.H. Maksum Madiari, Ketua Yayasan Miftahul Ulum Banyuputih Kidul menyatakan bahwa saat ini banyak faham-faham radikal atas nama agama. Santri harus menjadi benteng negara dari gerakan-gerakan radikal yang ingin mengganti Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhenika Tunggal Ika."Dalam setahun kita melakukan upacara bersrung sebagai ciri khas santri. Yakni 17 Agustus HUT RI dan 22 Oktober sebagai peringatan Hari Santri Nasional (HSN)," pungkasnya.(Yd/red)

Upacara HUT RI ke-73 Tahun

Bersarung, Ribuan Santri Miftahul Ulum Bakid Upacara HUT RI ke-73

Lumajang (lumajangsatu.com) - Ribuan santri Pondok Pesantren Miftahul Ulul Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto menggelar upacara HUT RI ke-73 tahun. Upacara pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh para santri dengan menggunakan sarung sebagai ciri khas kaum santri.Upacara berjalan dengan lancar, yang dihadiri oleh H. Thoriqul Haq MML, Bupati Lumajang terpilih 2018-2023. Thoriqul Haq bertindak sebagai inspektur upacara memimpin para santri melakukan upacara kemerdekaan dengan khidmad.hut ri mifulSantri, kyai dan pesantren adalah element bangsa yang tidak dapat dipisahkan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pesantren merupakan basis pendidikan tertua di Indonesia telah melahirkan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia."Pesantren adalah basis pendidikan yang telah ada sejak Indonesia belum merdeka. Kaum santri juga memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan mereka adalah pahlawan. Mari kita do'akan para pejuang yang telah memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia," ujar Thoriqul Haq, Jum'at (17/08/2018).H. Maksum Madiari, Ketua Yayasan Ponpes Miftahul Ulum Bakid menyatakan upacara dilakukan dua kali dalam setahun. Yakni saat peringatan Kemerdekaan RI 17 Agustus dan Hari Santri Nasional (HSN) tanggal 22 Oktober."Kita ingin memupuk rasa nasionalisme para santri. Tantangan santri kedepan semakin berat dengan munculnya radikalisme mengatasnamakan agama. Ponpes Miftahul Ulum harus bisa mencetak satri yang nasionalis dan relegius," pungkasnya.(Yd/red)