Pasirian - Aksi maling sapi saat ini sudah merambah ke wilayah Lumajang selatan yang dikenal lebih aman dibandingkan Lumajang utara. Beberapa kali terjadi pencurian sapi seperti di Desa Condro dan Selok Awar Awar.
Namun beruntung, sapi yang hilang berhasil ditemukan saat disembunyikan di jurang atau perkebunan. Motif pencurian sapi di wilayah selatan, sapi disembunyikan (transit) sebelum dipindah menggunakan mobil.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Karena waktu transit cukup lama sampai satu atau dua hari, kebanyakan sapi yang dicuri bisa ditemukan. "Tadi pagi ada sapi yang hilang di Selok Awar Awar, alhamdulillah berhasil ditemukan," ujar Iptu Agus Sugiharto, Kapolsek Pasirian kepada Lumajangsatu.com, Kamis (23/01/2020).
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Berbeda dengan pencurian sapi di wilayah utara, sapi yang dicuri biasanya langsung diangkut menggunkan mobil. Karena banyak jalan, sehingga cukup sulit untuk dilakukan pemantauan. "Kalau dari selatan harus lewat kota dulu, jadi kemungkinan besar bisa terpantau," paparnya.
Agus meminta warga yang mengetahui sapinya hilang segera melapor keperangkat Desa dan polisi. Jajaran Polsek dan SKD akan berupaya melakukan pengejaran dengan mengikuti jejak sapi. "Kalau cepat diketahui hilang, maka akan lebih mudah untuk ditemukan," imbuhnya.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Dalam beberapa kali pencurian sapi berhasil digagalkan. Namun, para pelaku yang belum bisa ditangkap, karena sapi ditinggal di tengah kebun dalam kondisi terikat. "Malingnya yang belum bisa tangkap," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi