Bali - Ditengah pagebluk Covid 19, Komunitas Perantau Lumajang Bali Bersatu (LBB) memilih tidak mudik. Warga Lumajang yang ada di Bali memilih bertahan dan saling membantu sama lain.
Rio Bahtiar, Koordinator LBB menyatakan, sekitar 70 persen anggota LBB tidak pulang kampung. Sedangkan 30 persen lainnya, sudah pulang terlebih dahulu sekitar bulan Maret setelah sektor jasa wisata lumpuh total.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
"Yang bertahan teman-teman yang masih bisa bekerja mas," ujar Rio kepada Lumajangsatu.com, Senin (27/04/2020).
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Sedangkan anggota LBB yang bekerja di hotel dan jasa pariwisata sudah pulang terlebih dahulu sebelum munculnya larangan mudik. Saat ini, anggota LBB memilih bertahan dan bekerja untuk menyambung hidup dan terus berdo'a agar pagebluk Covid 19 segera berakhir.
Majikan atau bos dari anggota LBB juga melarang mudik dan jika masih mudik maka dua bulan tidak bisa bekerja dan tidak akan dibayar. "Pulang pasti karantina 14 hari, dan balik ke Bali karantina 14 hari lagi, sudah tidak bisa kerja 1 bulan mas. Jadi kita bertahan," tutupnya.
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Semua anggota LBB dilakukan pendataan agar diketahui kondisinya dan bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat untuk menyambung hidup. Dalam seminggu, kadang bekerja hanya 2-3 hari dan selebihnya libur. "Kita data semua anggota mas, ada bantuan dari pemerintah setempat," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi