Kunir - Tertangkapnya 2 pengedar sabu asal Kecamatan Kunir atas nama Lambang (34) warga Desa Jatirejo Kecamatan Kunir dan Endrik (33) Desa Kunir Lor Kecamatan Kunir, dapat pasokan sabu-sabu dari orang lain yang kini masih diburu oleh Satresnarkoba Polres Lumajang.
Baca juga: Durian Kembang Lumajang Lokal Premium Banyak Diburu Meski Harganya Mahal
Menurut KBO Narkoba Polres Lumajang Ipda Sukirno bahwa pemasok barang haram tersebut kini sedang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Kedua tersangka yang ditangkap oleh polisi ini merupakan pemain baru, namun pemasoknya seorang residivis.
"Kami kejar pemasoknya itu Mbak," kata Ipda Sukirno, Rabu (06/10/2021).
Menurut Informasi dari Mapolres Lumajang bahwa tersangka Endrik ditangkap ketika menanti pembeli saat berada di gang rumahnya pada jam 21.00 WIB Sabtu, (2/10/2021). Selang tiga jam kemudian petugas menangkap Lambang yang saat itu akan melakukan transaksi jual beli menanti konsumen, berada di samping rumahnya.
Baca juga: Pasar Hewan Lumajang Ditutup 12 Hari Antisipasi Semakin Merebaknya PMK
Sebelum melakukan transaksi barang haram tersebut kedua tersangka juga usai melakukan pesta sabu. Hal ini untuk meyakinkan konsumen bahwa si penjual juga memakai.
Polisi berhasil mengamankan barang bukti dari tersangka Lambang berupa 1 HP Oppo, uang hasil penjualan 100.000, tiga kristal sabu dan klip plastik. Sedangkan BB dari Endrik berupa dua klip serbuk kristal, Hp Samsung dan Sepeda Motor Suzuki.
Baca juga: Sudutkan Polisi Tak Kerja, Satreskrim Polres Lumajang Tanggapi Video Viral Pengancaman
Kini keduanya dijerat dengan pasal 114 (1) Subsidair 112 (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 sub pasal 132 UU RI. Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika.
Dalam pasal itu disebutkan bahwa orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat enam tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 miliar.(Ind/yd/red)
Editor : Redaksi