Pemilu 2024

Kreatif, Pantarlih Kalidilem Lumajang Nyoklit Sambil Jualan Cilot

lumajangsatu.com
Kamajaya, Petugas Pantarlih Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung, nyoklit sambil jualan pentol

Randuagung - Tahapan Pemilu 2024 sudah dimulai dengan proses pemutahiran data pemilih (pantarlih) oleh petugas pantarlih. Yang menarik, salah seorang petugas pantarlih Desa Kalidilem Kecamatan Randuagung saat melakukan pencoklitan (pencocokan dan penelitian) sambil berjualan pentol alias cilot.

Muhammad Kamajaya, petugas pantarlih Kalidilem memang setiap harinya berprofesi sebagai pedagang cilot. Saat ada pendaftaran petugas pantarlih, pria yang akrab disapa Yayak itu ikut mendaftarkan diri.

Baca juga: Ketua DPRD Lumajang Oktafiani Dukung Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Karena diterima menjadi petugas pantarlih, maka dirinya setiap melakukan pencoklitan juga tetap berjualan pentol. Dengan memakai atribut lengkap, berompi, bertopi dan kartu pengenal menggantung dilehernya, pencoklitan door to door dimulai Yayak setelah siang sekitar pukul 13.00 WIB. Sebab, saat pagi hari warga yang akan didata kebanyakan masih berada di ladang atau kebun.

"Saya ingin ikut mensukseskan Pemilu 2024 dengan menjadi petugas pantarlih," ujar Kamajaya, Jum'at (17/02/2023).

Yayak mengaku aktifitas pencoklitan tidak mengganggu pekerja sehar-harinya berjualan pentol. Ketika berkeliling menjual pentol, dirinya juga sambil melakukan pencoklitan. "Tambah enak, saya jualan pentol, saya sambil melakukan pemutahiran data pemilih," jelasnya.

Baca juga: Pelaku Pemerasan Bersajam Diamankan Polres Lumajang

Sementara itu, Khusnul Wahyuni Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Kalidilem menyatakan yang dilakukan petugas pantarlihnya adalah sebuah kreatifitas. Sebeb, apa yang dilakukan petugas pantarlih tidak mengganggu pekerjaannya dalam mensukseskan Pemilu 2024.

"Pribahasanya sekali menyelam sambil minum air, jualan pentol sambil melakukan pencoklitan," jelasnya.

Ia menjelaskan selama ini kesulitan yang dihadapi oleh petugas pantarlih adalah banyak data yang mencul tidak singkron. Ada data pemilih yang sudah meninggal, tapi masih muncul dalam daftar pemilih.

Baca juga: Satlantas Polres Lumajang Sosialisasi Larangan Sepeda Listrik di Jalan Raya

Masyarakat juga kadang kurang begitu memperhatikan tentang surat kematian. Sehingga meski ada anggota keluarganya yang meninggal dunia, namun tidak diurus surat kematiannya.

"Alhamdulillah semua problem yang muncul saat pencoklitan bisa diselesaikan. Semiga sebelum sebulan, semua data pemutahiran sudah tuntas," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru