82 KK

Ancaman Banjir di Sumberwuluh, Bupati Indah Amperawati Minta Warga Mengungsi

Reporter : Indana Zulfa
Bupati Lumajang saat turun ke lokasi

Lumajang  – Menyikapi potensi bahaya akibat kerusakan talud Sungai Rejali yang terkikis aliran banjir, Bupati Lumajang Indah Amperawati turun langsung meninjau lokasi terdampak di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Minggu (11/5/2025) malam.

 

Baca juga: STKIP PGRI Lumajang Gelar Rangkaian Lomba dan Pameran Karya Mahasiswa dalam Dies Natalis ke-40

Kondisi talud yang terus tergerus dinilai mengancam keselamatan 82 kepala keluarga yang bermukim di sekitar area tersebut. Dalam kunjungannya, Bupati yang akrab disapa Bunda Indah itu menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur pengaman sungai tersebut.

 

“Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Talud terus terkikis dan sangat dekat dengan permukiman. Ini berbahaya. Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas,” ujarnya di hadapan warga.

 

Sebagai langkah antisipatif, Bupati mengimbau warga untuk mengungsi sementara ke lokasi yang lebih aman, mengingat hujan deras masih berpotensi turun.

 

Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Mengamuk di Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Listrik Padam

“Malam ini karena hujan mulai turun, saya minta warga mencari tempat yang aman dulu,” tegasnya.

 

Pemkab Lumajang, lanjut Bunda Indah, telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mempercepat penanganan darurat. Surat tanggap darurat segera ditandatangani untuk memperlancar proses perbaikan.

 

Baca juga: Lumajang Sabet Empat Penghargaan Penyakit Hewan Menular Strategis, Bukti Ketangguhan Peternakan

“Saya sudah melapor ke Ibu Gubernur. Beliau siap membantu, tinggal menunggu surat dari kami. Malam ini juga saya tanda tangani,” ungkapnya.

 

Langkah cepat dan kehadiran langsung kepala daerah ini disebut sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam melindungi warga dari potensi bencana. Pemkab Lumajang juga mengajak masyarakat tetap waspada dan saling mendukung dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem (Ind/red).

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru