Lumajang – Ambruknya jembatan penghubung Senduro–Gucialit di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro, Jumat (19/9/2025), memutus jalur vital antar desa sekaligus memantik semangat kebersamaan masyarakat. Warga dari beberapa desa langsung bergotong royong membangun jembatan darurat dari bambu agar akses tetap terbuka.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Mengamuk di Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Listrik Padam
Kepala Desa Kandang Tepus, Suryadi, mengatakan ratusan warga turun tangan sejak hari pertama. “Partisipasi masyarakat sangat tinggi. Bahkan malam hari kami menyalakan penerangan supaya warga aman melintas,” ujarnya, Sabtu (20/9/2025).
Menurut Suryadi, jembatan darurat itu bukan sekadar penghubung fisik. Keberadaannya memastikan anak-anak tetap berangkat sekolah, hasil panen petani tersalurkan, serta akses warga menuju fasilitas kesehatan dan tempat ibadah tetap terjaga.
“Lebih dari itu, jembatan ini menjadi simbol kepedulian dan semangat gotong royong,” imbuhnya.
Pada hari yang sama, Bupati Lumajang Indah Amperawati meninjau lokasi jembatan yang ambrol. Kehadirannya menegaskan pemerintah bergerak cepat menyiapkan solusi.
Baca juga: Lumajang Sabet Empat Penghargaan Penyakit Hewan Menular Strategis, Bukti Ketangguhan Peternakan
“Kita segera memperkuat jembatan darurat agar kendaraan roda dua aman melintas. Pembangunan jembatan permanen sedang kita rancang dengan alokasi anggaran khusus,” kata Indah.
Indah menekankan pentingnya jembatan tersebut sebagai urat nadi bagi pendidikan, distribusi pertanian, hingga roda perekonomian warga. Pemkab Lumajang memproyeksikan biaya pembangunan permanen sekitar Rp3–3,5 miliar, dengan tahapan teknis mulai dari desain, gambar kerja, hingga lelang telah disusun. Pemkab juga berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memastikan konstruksi memenuhi standar keselamatan.
Baca juga: Fish Cooking Festival 2025 Jadi Ajang Pertukaran Pengetahuan dan Penguatan UMKM Kuliner Ikan
“Gotong royong seperti ini memperlihatkan ketangguhan dan kepedulian yang menjadi fondasi pembangunan desa. Nilai-nilai ini tak ternilai dan menjadi modal sosial yang kuat bagi kemajuan masyarakat,” ujarnya.
Peristiwa tersebut menegaskan bahwa solidaritas dan kerja sama tulus mampu menjaga kelancaran hidup desa sekaligus memperkuat ketahanan sosial. Dengan langkah cepat pemerintah dan kebersamaan warga, masyarakat Senduro menunjukkan bahwa kekuatan nilai bersama lebih kokoh daripada sekadar infrastruktur fisik (Ind/red).
Editor : Redaksi