Lumajang – Hembusan angin sore itu berubah jadi bencana. Langit Dusun Timur Jurang, Desa Kalipenggung, Kecamatan Randuagung, mendadak muram. Hujan turun deras disertai pusaran angin yang menggulung atap rumah warga, mematahkan pohon-pohon besar, dan menebar kepanikan, Minggu (5/10/2025) sore.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Mengamuk di Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Listrik Padam
Beberapa menit yang terasa seperti keabadian itu meninggalkan luka: rumah-rumah rusak, jalan tertutup reruntuhan, dan listrik padam total. Namun di balik kepanikan, tak ada tangis kehilangan nyawa—sebuah kelegaan di tengah kekacauan.
Keesokan paginya, suasana desa berubah. Dari kejauhan terlihat rombongan mobil Pemerintah Kabupaten Lumajang datang menembus jalan berlumpur. Di antara mereka, Bupati **Indah Amperawati (Bunda Indah)** turun dengan langkah pasti, didampingi Wakil Bupati **Yudha Adji Kusuma**.
“Kami datang bukan hanya membawa bantuan, tetapi membawa ketenangan. Warga tidak sendiri. Pemerintah akan mendampingi sampai keadaan benar-benar pulih,” ucap Bunda Indah, suaranya lembut namun penuh kekuatan.
Empat rumah dilaporkan rusak berat dan 28 rumah lainnya rusak ringan. Pohon-pohon tumbang masih menutupi sebagian jalan desa, sementara petugas PLN, BPBD, TNI, Polri, dan relawan bahu-membahu memulihkan situasi. Sore harinya, listrik kembali menyala—tanda kehidupan mulai pulih.
Bunda Indah berjalan dari satu rumah ke rumah lain, menenangkan warga yang masih gemetar ketakutan. Ia menyapa anak-anak yang memeluk ibunya erat, menyentuh bahu para lelaki yang sibuk memperbaiki genteng rumah.
Baca juga: Timsus Pemburu Kejahatan Polres Lumajang Intensifkan Patroli Dini Hari Antisipasi 4C dan Curhewan
“Musibah bisa datang kapan saja, tapi kita tidak boleh kehilangan semangat,” katanya sambil menggenggam tangan seorang ibu yang rumahnya tinggal separuh berdiri.
Sementara itu, Wabup Yudha memastikan logistik mencukupi. Posko darurat berdiri di balai desa, lengkap dengan makanan, air bersih, dan perlengkapan tidur. “Tidak ada warga yang kami biarkan tanpa tempat tinggal sementara. Semua kami siapkan,” tegasnya.
Tim medis disiagakan, dapur umum beroperasi, dan relawan bekerja tanpa henti. Malam itu, di bawah cahaya lampu darurat, aroma makanan hangat dari dapur posko menjadi pengingat bahwa harapan belum padam.
Baca juga: Polres Lumajang Evakuasi Pohon Tumbang di Kecamatan Padang
Kini, tahap pemulihan mulai berjalan. Dinas Perumahan menilai kerusakan rumah, sementara Dinas Sosial bersama BPBD memberikan pendampingan psikologis bagi anak-anak dan lansia. Pemerintah menegaskan, pemulihan tak hanya fisik, tapi juga batin.
“Mitigasi harus menjadi budaya baru di Lumajang,” tegas Bunda Indah di akhir kunjungan. “Kita tidak bisa menolak bencana, tapi kita bisa menyiapkan diri. Dan di setiap bencana, selalu ada kekuatan yang lahir dari kebersamaan.”
Malam pun tiba. Di antara sisa reruntuhan, suara doa terdengar dari posko darurat—doa untuk ketabahan, untuk rumah yang akan dibangun kembali, dan untuk pemimpin yang datang bukan sekadar membawa bantuan, tapi membawa ketenangan (Ind/red).
Editor : Redaksi