Lumajang – Suasana di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang mendadak mencekam pada Minggu (12/10/2025) sore. Puluhan warga dari Desa Ranuwurung, Kecamatan Randuagung, menyerbu rumah sakit itu dengan wajah penuh amarah dan air mata. Mereka menuntut kejelasan atas kematian RH, seorang warga setempat yang sehari sebelumnya ditangkap polisi karena diduga terlibat kasus pencurian hewan (curwan).
Sekitar pukul 18.00 WIB, halaman RS Bhayangkara dipenuhi massa yang berdesakan mencoba menerobos barisan aparat. Tangisan dan teriakan pecah, menandai ledakan emosi warga yang menuding polisi telah menganiaya RH hingga tewas.
Baca juga: STKIP PGRI Lumajang Gelar Rangkaian Lomba dan Pameran Karya Mahasiswa dalam Dies Natalis ke-40
“Dia sehat waktu dibawa, baru mandi terus digerebek. Dipukul di kepala, di badan juga!” teriak Jalil Purwanto, sepupu korban, dengan nada bergetar menahan marah.
Menurut Jalil, dua mobil petugas datang ke rumah RH pada Sabtu (11/10/2025) sore. “Dia bahkan belum sempat berpakaian. Kami semua lihat dia dibawa hidup-hidup. Sekarang malah sudah meninggal,” tambahnya.
Aksi warga semakin panas ketika mereka mendengar bahwa jenazah RH masih berada di ruang RS Bhayangkara yang dijaga ketat polisi. Mereka menuntut agar dilakukan autopsi untuk mengungkap penyebab kematian yang dianggap janggal.
Baca juga: Hujan Deras dan Angin Kencang Mengamuk di Rowokangkung, 17 Rumah Rusak dan Listrik Padam
“Kami hanya ingin keadilan. Dari rumah dia masih sehat, kok bisa sampai meninggal?” ujar Jalil dengan nada getir.
Ketegangan mulai mereda setelah hampir satu jam, ketika pihak kepolisian akhirnya mengizinkan jenazah RH dipindahkan ke kamar mayat RSUD dr. Haryoto Lumajang untuk proses lebih lanjut.
Baca juga: Lumajang Sabet Empat Penghargaan Penyakit Hewan Menular Strategis, Bukti Ketangguhan Peternakan
Sementara itu, Kasubsi Pidm Sie Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, SH, membenarkan adanya kematian salah satu terduga pelaku curwan berinisial RH. “Yang bersangkutan meninggal di RS Bhayangkara. Sebelumnya memang sudah diamankan di tahanan Polres Lumajang,” ujarnya singkat.
Meski jenazah telah dipindahkan, amarah dan duka belum sepenuhnya padam di kalangan warga Randuagung. Mereka bertekad menuntut kebenaran atas kematian RH — seorang pria yang kini menjadi simbol pertanyaan besar tentang batas antara penegakan hukum dan rasa kemanusiaan di Lumajang (Ind/red).
Editor : Redaksi