Kurang Nasionalisme

Anak Muda Diam Saat Indonesia Raya, Bergegas Saat Konser: Alarm Keras dari Bupati Lumajang

Reporter : Indana Zulfa
Sambutan Bupati Lumajang kepada awak media

Lumajang – Sebuah momen yang mengusik nurani terjadi di Stadion Semeru Lumajang. Bukan karena riuhnya konser musik, melainkan karena sikap sebagian generasi muda yang dinilai mulai kehilangan rasa hormat terhadap simbol negara.

 

Baca juga: Kisah Polisi Lumajang Dibacok Begal, Bupati Sebut Ini Wujud Bela Negara

Hal itu disampaikan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, saat memberikan sambutan dalam acara muhasabah akhir tahun bersama awak media. Dengan nada getir, perempuan yang akrab disapa Bunda Indah ini menceritakan pengalaman yang hingga kini masih membekas di hatinya.

 

Saat itu, dalam sebuah acara musik reggae di Stadion Semeru, lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan. Namun yang terjadi justru membuat hati seorang kepala daerah sekaligus seorang ibu terasa perih.

 

“Mas, ngelihat tidak anak-anak bunda tadi? Mereka tidak berdiri, tidak menyanyikan Indonesia Raya,” tutur Bunda Indah kepada Mas Kawe, anggota DPR RI yang berada di lokasi.

 

Tak ada jawaban panjang. Mas Kawe hanya menggelengkan kepala. Sebuah gestur kecil, namun sarat makna.

 

Yang lebih menyayat, lanjut Bunda Indah, terjadi setelah sambutan selesai. Ketika band naik ke atas panggung, anak-anak yang sebelumnya duduk atau acuh, tiba-tiba berdiri, berlari, dan mendekati panggung dengan penuh antusias.

 

“Saat itu yang ada di benak saya cuma satu: ingin menangis dan ingin pulang,” ungkapnya dengan suara bergetar.

 

Baca juga: Sarasehan Akhir Tahun FPTSL, Kampus Didorong Hadirkan Dampak Nyata bagi Pembangunan Lumajang

Bunda Indah mengaku memilih pulang lebih awal. Hatinya tak sanggup melihat pemandangan tersebut. Di satu sisi, lagu kebangsaan yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa diabaikan. Di sisi lain, musik hiburan justru disambut dengan gegap gempita.

 

“Siapa yang salah? Siapa yang bertanggung jawab? Kita semua bertanggung jawab,” tegasnya.

 

Menurutnya, persoalan ini bukan hal sepele. Ini adalah tanda darurat lunturnya nilai kebangsaan di kalangan generasi muda. Ia pun langsung mengambil sikap.

 

Bunda Indah menyampaikan kepada para dosen yang hadir tadi pagi agar bersama-sama memberikan wawasan kebangsaan, baik ke sekolah-sekolah maupun ke kampus-kampus. Ia juga menegaskan peran media sangat penting dalam menyuarakan dan menyadarkan masyarakat tentang persoalan ini.

Baca juga: Sambut Pemudik Nataru, Polsek Kedungjajang Sulap Masjid Soleha Jadi Rest Area Ramah Perjalanan

 

Tak berhenti di situ, Pemerintah Kabupaten Lumajang juga berencana mengumpulkan para kepala sekolah untuk membahas serius persoalan tersebut.

 

“Dan jangan-jangan ini tidak hanya terjadi di Lumajang. Bisa jadi di wilayah lain juga. Ini persoalan parah,” pungkasnya.

 

Pernyataan Bupati Lumajang ini menjadi tamparan keras sekaligus pengingat bagi semua pihak orang tua, pendidik, pemerintah, dan masyarakat bahwa menanamkan cinta tanah air bukan sekadar formalitas, melainkan tanggung jawab bersama yang tak boleh diabaikan (Red).

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru