Waduh...!! Banyak Kerupuk di Lumajang Menggunakan Zat Berbahaya Boraks

lumajangsatu.com

Lumajang (lumajangsatu.com) - Masyarakat diminta cerdas menajdi konsumen, karena banyak prodak makanan yang mengandung zat-zat berbahaya seperti borak, rhodamin dan formalin. Salah satunya adalah krupuk yang banyak dikonsumsi masyarakat rata-rata banyak menggunakan boraks dan juga rhodamin atau pewarna tekstil.

"Kita minta masyarkat menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih makanan," ujar I Gede Ngurah Bagus Kusuma Dewa kepala Badan Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BADAN POM) RI Surabaya saat sosialisasi pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada warga Lumajang, Sabtu (24/10/2015).

Baca juga: Warga Lumajang Diajak Kenali Gejala dan Pengobatan Penyakit TBC

Sementar itu, Dr. Triworo Setyowati membenarkan banyak makanan olahan yang mengandung zat-zat berbahaya. Penggunaan zat-zat berbahaya itu sebagian karena ulah oknum pedagang nakal, ada juga sebagian karena ketidaktahuan masyarakat.

"Penggunaan bleng pada pembuataan kerupuk misalnya, masyarakat tidak tahu bahwa bleng itu adalah boraks yang berbahaya jika dikonsumsi dalam waktu yang lama karena bisa menimbulkan gagal ginjal dan penyakit lainnya," ujar Triworo kepada lumajangsatu.com, Sabtu (24/10/2015).

Baca juga: Wisuda Sekolah Orang Tua Hebat-SOTH, Upaya Lumajang Bebas Stunting

Dari sampling 61 makanan dan minuman yang dilakukan Dinas Kesehatan, 14 diantaranya positif mengadung zat berbahaya seperti formalin, boraks dan rhodamin. Dinas Kesehatan hanya bisa memberikan teguran karena tidak memiliki kewenagan lebih.

"Kita hanya bisa memberikan teguran, karena kewenangan kita hanya sampai disitu saja," jelasnya.

Baca juga: Warga Rowokangkung Lumajang Diajak Kenali dan Cegah Penyakit TBC

Dinas Kesehatan terus melakukan upaya untuk memantau agar pembuat makanan dan minuman tidak menggunakan zat-zat berbahaya bagi manusia. Namun, yang paling efektif adalah pembeli yang cerdas dan tidak membeli makanan yang diduga mengandung zat berbahaya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru