Baca juga: Tahun 2015, Saatnya Bersatu Jadi Terbaik Rek!
Lumajang(lumajangsatu.com) - Presiden SBY yang kepincut dengan Pisang Mas Kiranah tidak berlebihan, Pasalnya, kandungan gizinya luar biasa bagiĀ tubuh. Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah 99 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,2 gram, karbohidrat 25,8 mg, serat 0,7 gram, kalsium 8 mg, fosfor 28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, vitamin B 0,08 mg, vitamin C sebanyak 3 mg dan air 72 gram.
Salah satu sentra Pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro adalah Desa Kandang Tepus. Sebagian besar warga Desa Kandang Tepus menjadi petani Pisang Mas Kirana. Mereka menanam Mas Kirana selain faktor geografis, juga karena harganya yang lumayan dibanding menanam komoditas lainnya. Pohon pisang bisa panen usia 11 bulan, per batang pohon sekali panen menghasilkan 8 sampai 18 kg buah pisang atau 1 tandan berisi 7 sisir.
Luas kebun pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro sekitar 425 hektar dan 75 persen di antaranya dari Desa Kandang Tepus, dengan produksi sekitar 250 ton per tahun. Menurut Sochibul Fattah (34), Sekretaris Kelompok Tani Raja Mas Desa Kandang Tepus, sebelum tahun 2000 Pisang Mas Kirana sebetulnya sudah ditanam penduduk Desa Tepus, berbaur dengan jenis pisang lainnya.
Tahun 2005 mulai dikembangkan dengan bimbingan penyuluhan dari UPT BPP Kecamatan Senduro. Sebetulnya tahun 2004 sejumlah pisang seperti pisang jenis Mbok, Rojo Nongko dan Ambon sudah dikonversi. Dulu bermacam-macam pisang campur, sekarang hanya Pisang Mas Kirana saja atau monokultur, kata Sochibul Fattah, penyuluh UPT BPP Kec. Senduro.
Mengajak penduduk Desa Kandang Tepus menanam pohon pisang Mas Kirana awalnya agak susah. Tetapi melihat hasilnya, barulah mereka banyak yang menanam mas kirana. Sebagai perbandingan, dengan mempunyai lahan setengah hektar, pisang Mas Kirana bisa dipakai gantungan hidup. Belum lagi di sela-sela pohon pisang dapat ditumpangsari dengan kopi dan rumput gajah.
Dalam kondisi alam normal, dengan luas setengah hektar saban minggu akan bisa dipanen sedikitnya 18 kartun, sedangkan saat hujan atau musim angin hanya dapat dipanen 8 kartun, kata Sochibul Fattah. Masing-masing kartun berisi 11 kg pisang mas kirana. Adapun harganya, untuk yang Grade A Rp 5 ribu/kg dan grade B Rp 2 ribu/kg. Petani dengan luas 1 hektar diperkirakan dalam satu tahun bisa meraup penghasilan Rp 32 juta.
Selain harganya yang bagus, petani juga tidak ragu-ragu menanam pisang Mas Kirana karena ada jaminan pemasaran pasca panen. Pisang Mas Kirana dari Desa Kendang Tepus dipasarkan oleh distributor, yaitu CV Sewu Segar Nusantara di Tangerang dan PT Mulya Raya di Jakarta, selanjutnya didistribusikan ke sejumlah pasar swalayan di sejumlah daerah. Sementara itu distributor dari Lumajang sendiri yaitu Alam Indo dan Kirana.(yan)
http://bappeda.jatimprov.go.id
Salah satu sentra Pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro adalah Desa Kandang Tepus. Sebagian besar warga Desa Kandang Tepus menjadi petani Pisang Mas Kirana. Mereka menanam Mas Kirana selain faktor geografis, juga karena harganya yang lumayan dibanding menanam komoditas lainnya. Pohon pisang bisa panen usia 11 bulan, per batang pohon sekali panen menghasilkan 8 sampai 18 kg buah pisang atau 1 tandan berisi 7 sisir.
Luas kebun pisang Mas Kirana di Kecamatan Senduro sekitar 425 hektar dan 75 persen di antaranya dari Desa Kandang Tepus, dengan produksi sekitar 250 ton per tahun. Menurut Sochibul Fattah (34), Sekretaris Kelompok Tani Raja Mas Desa Kandang Tepus, sebelum tahun 2000 Pisang Mas Kirana sebetulnya sudah ditanam penduduk Desa Tepus, berbaur dengan jenis pisang lainnya.
Tahun 2005 mulai dikembangkan dengan bimbingan penyuluhan dari UPT BPP Kecamatan Senduro. Sebetulnya tahun 2004 sejumlah pisang seperti pisang jenis Mbok, Rojo Nongko dan Ambon sudah dikonversi. Dulu bermacam-macam pisang campur, sekarang hanya Pisang Mas Kirana saja atau monokultur, kata Sochibul Fattah, penyuluh UPT BPP Kec. Senduro.
Mengajak penduduk Desa Kandang Tepus menanam pohon pisang Mas Kirana awalnya agak susah. Tetapi melihat hasilnya, barulah mereka banyak yang menanam mas kirana. Sebagai perbandingan, dengan mempunyai lahan setengah hektar, pisang Mas Kirana bisa dipakai gantungan hidup. Belum lagi di sela-sela pohon pisang dapat ditumpangsari dengan kopi dan rumput gajah.
Dalam kondisi alam normal, dengan luas setengah hektar saban minggu akan bisa dipanen sedikitnya 18 kartun, sedangkan saat hujan atau musim angin hanya dapat dipanen 8 kartun, kata Sochibul Fattah. Masing-masing kartun berisi 11 kg pisang mas kirana. Adapun harganya, untuk yang Grade A Rp 5 ribu/kg dan grade B Rp 2 ribu/kg. Petani dengan luas 1 hektar diperkirakan dalam satu tahun bisa meraup penghasilan Rp 32 juta.
Selain harganya yang bagus, petani juga tidak ragu-ragu menanam pisang Mas Kirana karena ada jaminan pemasaran pasca panen. Pisang Mas Kirana dari Desa Kendang Tepus dipasarkan oleh distributor, yaitu CV Sewu Segar Nusantara di Tangerang dan PT Mulya Raya di Jakarta, selanjutnya didistribusikan ke sejumlah pasar swalayan di sejumlah daerah. Sementara itu distributor dari Lumajang sendiri yaitu Alam Indo dan Kirana.(yan)
http://bappeda.jatimprov.go.id
Editor : Redaksi