Lumajang (lumajangsatu.com) - Seperti kata pepatah bahwa bangsa yang besar ialah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Oleh karena itu, kita wajib mengetahui perjuangan pahlawan-pahlawan yang sudah berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dewan Harian Cabang (DHC’45) mengadakan bedah buku serta launching "Sejarah Perjuangan Rakyat Lumajang II" bertempat di area gedung Lumajang Sport Centre (LSC) yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk, Kepuharjo, Lumajang. (11/08/2018)
Turut hadir Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lumajang, Kepala Bakesbangpol , Kartini Ayu selaku seniman Lumajang, Anggota MGMP Sejarah SMA dan SMK, pegiat sejarah, mahasiswa serta pelajar.
Joko Pramono, dalam sambutannya mengatakan butuh waktu satu tahun untuk menyelesaikan buku edisi kedua ini. Jika dibandingkan dengan edisi pertama, buku edisi kedua ini memiliki dokumen foto pendukung yang lebih lengkap. Penambahan cover berwarna hijau dengan background Monumen Soekertiyo membuat suasana menjadi lebih hidup.
Buku Sejarah Perjuangan Rakyat Lumajang II ini dibuat murni agar nantinya masyarakat Lumajang dapat lebih mengenal tentang sejarah pahlawan lokalnya. Sehingga kedepan, pahlawan tidak hanya diabadikan sebagai nama jalanan saja, melainkan dipahami dan dimaknai nilai-nilai perjuangannya.
"Sangat menarik sekali, untuk menumbuhkan Nasionalisme. Namun ada sedikit kendala seperti peserta yang hadir mayoritas orang tua. Sehingga pesan yang disampaikan kepada generasi muda kurang. Maka perlu ada tindakan seperti mengundang ormas pemuda, pelajar, instansi terkait. agar generasi muda nantinya tau bagaimana perjuangan rakyat Lumajang," ujar Nurul Hidayat, S.Pd Guru Sejarah SMAN Tempeh.
Dayat juga berharap agar acara ini tidak hanya berhenti sampai disini. Mungkin kedepannya dapat dilanjutkan dengan Napak Tilas atau agenda yang sifatnya kontitunitas.
Kadar Supriyono selaku ketua DHC’45 berpesan kepada generasi muda untuk lebih menaruh perhatian khususnya kepada sejarah. Menurutnya, sejarah bagi bangsa merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena bagaimanapun juga sejarah adalah evaluasi dari suatu bangsa.(Red)
Jurnalis Warga: Ananda Salsabila Kenyo (Siswi SMK Muhammadiyah Lumajang)
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Editor : Redaksi