Musim Nikah

Bulan yang Paling Banyak Dipilih dan Dihindari untuk Menikah

lumajangsatu.com
Pesta pernikahan saat dihadiri tamu undangan.

Senduro (Lumajangsatu.com)-Setiap calon pengantin pasti ingin menikah dengan waktu yang tepat. Di Indonesia, ternyata terdapat musim puncak atau peak season yang dipilih banyak pasangan untuk hari spesial mereka.

General Manager Izza Shalon mengungkapkan dari pengalamannya selama ini, peak season untuk resepsi pernikahan paling banyak terjadi setelah Idul Fitri atau Idul Adha.

Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan

"Sebenarnya sebelum puasa juga banyak. Tergantung juga, tidak selalu tetap tapi itu kebanyakan pernikahan terjadi di bulan-bulan itu," ujar dia kepada Lumajangsatu.com, belum lama ini.

Selain itu, ada hal lainnya yang menarik. Yakni, bulan suro juga banyak dihindari para calon pengantin, terutama bagi mereka yang memiliki adat Jawa. Banyak dari mereka atau keluarga calon pengantin yang meyakini bulan suro tidak baik untuk melangsungkan akad nikah.

Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri

"Orang Jawa menikah di bulan suro itu dihindari. Jadi kalau ada orang Jawa menikah di bulan suro, kemungkinan besar dia menggunakan tradisi atau adat lain dalam resepsi pernikahannya. Seperti adat Jawa, Batak dan lain-lain," kata Mutia tim Make over.

Namun, pantangan ini tidak berarti bagi suku lain yang menikah di bulan Suro. Mereka tetap banyak menikah di bulan itu dengan adat mereka masing-masing.

Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang

"Lucunya, kami sering kebanjiran pesanan di bulan suro itu walau kebanyakan memang bukan orang Jawa yang melangsungkan resepsi," tandasnya.(Ind/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru