Lumajang (Lumajangsatu.com)- Sehabis olahraga, tubuh memerlukan rehidrasi. Minum air putih merupakan salah satu cara mengembalikan hidrasi atau kecukupan cairan tubuh. Lebih sehat minum air hangat atau air dingin?
Perdebatan tentang hal ini seolah tidak pernah ada habisnya. Walau sama-sama punya manfaat untuk mengembalikan cairan tubuh, perbedaan suhu memberikan efek berbeda di dalam tubuh.
Baca juga: Ponpes Darun Najah Lumajang Juara 2 Implementasi Pesantren Sehat Tingkat Jatim 2024
Air Dingin
Bila kamu masih akan menlanjutkan olahraga, maka minum dingin punya efek positif. Suhu yang lebih rendah menjaga temperatur inti tubuh tetap terjaga sehingga sanggup melanjutkan olahraga lebih lama tanpa risiko overheat.
"Air dingin lebih menyegarkan, dan mendinginkan tubuh sedikit lebih baik," kata pakar nutrisi olahraga Nancy Clark seperti dikutip dari WebMD.
Baca juga: Pemkab Lumajang Hapus Sanksi Denda Administrasi 6 Pajak Daerah, Catat Waktunya
Namun pada kondisi tertentu, minum air dingin juga memiliki efek negatif. Bagi yang sedang flu misalnya, air dingin cenderung merangsang produksi mukus atau lendir pernapasan. Demikian pula bagi yang punya riwayat migrain, suhu air minum yang tidak sesuai dengan suhu tubuh bisa saja menjadi pemicu kekambuhan.
Air Hangat
Karena lebih mendekat suhu tubuh, air hangat lebih mudah diterima oleh sistem pencernaan. Tubuh tidak memberikan ekstra energi untuk meregulasi suhu, sehingga metabolisme lebih tidak terpengaruh.
Baca juga: Polres Lumajang Dalami Motif Pembunuhan di Kebun Tebu Ranuyoso Lumajang
Beberapa orang juga mengklaim air hangat lebih menguntungkan bagi yang menginginkan detoks racun dari dalam tubuh. Suhunya yang hangat lebih merangsang keluarnya keringat, yang merupakan salah satu mekanisme pengeluaran racun sisa metabolisme.
Meski demikian, yang paling dibutuhkan oleh tubuh sehabis olahraga adalah sesegera mungkin menggantikan cairan tubuh yang hilang karena berkeringat. Berbagai fungsi organ akan terganggu saat tubuh kekurangan cairan. Soal dingin atau hangat, dalam kondisi sehat sepertinya tidak ada yang memicu dampak fatal.(Ind/red)
Editor : Redaksi