Author : Redaksi

Eti Cahyani Caleg DPR RI Nomor 7 Siap Majukan Sektor Pertanian Lumajang-Jember

Lumajang(lumajangsatu.com)- Hj. Eti Cahyani SE, Caleg DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan  (PPP) nomor urut 7 yang merupakan putra asli Lumajang tergerak untuk meju melihat kondisi Lumajang. menurutnya, Lumajang merupakan kota yang dikenal dengan sebutan kota pisang. Namun saat dilihat di Lumajang sama sekali tidak ada sentra perkebunan pisang seperti yang gembor-gemborkan. "Lumajang kan terkenal sebagai kota pisang, namun kalau kita lihat fakta dilapangan tidak ada perkebunan pisang di Lumajang," ujar Eti di Kantor DPC PPP Lumajang, Sabtu (18/01/2014) Jika nantinya dirinya terpilih dan mendapatkan amanh dari Rakay Lumajang-Jember maka ingin mengangkat potensi lokal khususnya dibidang pertanian dan usaha kecil menangah untuk mengangkat taraf hidup warga Lumajang. Ikon kota pisang harus betul-betul diwujudkan dengan kerja sama pusat dan daerah. "Saya akan kembangkan potensi pertanian Lumajang-Jember dan usaha kecil menengah untuk peningkatan perekonomian masyarakat," paparnya di dampingi ketua DPC PPP Lumajang. Jika putra asli Lumajang bisa menjadi wakil dipusat, tentunya akan lebih mudah untuk menbangun Lumajang. Ia sangat sadar bahwa untuk merubah sebuah keadaan harus memiliki power atau kekuatan secara kebijakan. "Kita harus memiliki power, salah satunya dengan menjadi anggota DPR RI sehingga diharapkan  bisa membawa sebuah perubahan," pungkasnya.(Yd/red)

Mampukah Bupati Lumajang Stop Truck Tronton Pasir Tidak Melintas di Jalan Lumajang...?

Lumajang(lumajangsatu.com)- Persoalan pasir Lumajang yang merembet pada rusaknya infrastruktur jalan nampaknya terus bergulir dan menjadi pembahasan di masyarakat dan pemrintah daerah. Sejumlah pihak terkait seperti pengusaha dan pemeriuntah daerah dikabarkan telah melakukan pertemuan untuk membahas polemik tersebut. Informasi yang berdar bahwa pada tanggal 20 Januari 2014 truck besar pengangkut pasir kembali diperbolehkan untuk melitas dijalur Tempeh hingga Lumajang. Mulai awal Januari 2014 lalu, truk tronton pasir tidak lagi diperbolehkan melintas menyusul perbaikan jalan yang dialakukan pemeirntah dari respon atas aksi besar-besaran yang dilakukan masyarakat dan mahasiswa. Setelah dilarang melintas para pengusaha pasir memidaahkan stokpel pasir kesejumlah titik seperti dijalan lintas timur (JLT). Otamitas angkuatan pasir dengan truck besar juga mulai berpidah kesejumlah titik stokpel yang kontan mendapatkan sorotan masyaratkat. Warga berharap pemerintah bertindak tegas agar kerusakan jalan tidak berpindah ke JLT. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubunga dan Kepala Dinas PU, yang meruapakan instansi terkait dengan angkuta pasir dan infrasruktur yang rusak akibat armada pasir, saat ini tidak lagi diperbolehkan memberikan stetmen terkaiat persoalan tesebut. Seluruh peryataan sudah diambil alih oleh asisten ekonomi dan pemebanguan Pemkab. Namun, sebelumnya Bupati Sjaharazad Masdar MA usai melantik 200 pejabat struktuiral dan fungsional di pendopo pemkab menyatkan dengan tegas bahwa dirinya akan menuutp total armada truck besar pengangkut pasir untuk melitas dijalur tempeh Lumajang. "Harus tidak boleh melintas," ujar Masdar. Pihaknya kata Bupati juga telah menyiapkan regulasi untuk menata agar truck tidak lagi merusak jalan. Ia juga dengan tegas melarang truck pasir melitas dijalan kabupaten karena akan merugikan daerah karena harus menanggung kerusakan infrastruktur. "Pokoknya tidak boleh lewat, kalau lewat di jalan kabupaten kita nantinya yang rugi," tegasnya.(Yd/red)

Truck Tronton Pasir Pindah Ke JLT, Aspal Mulai Retak dan Jalan Terancam Rusak

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setlah truck tronton pengangkut pasir dilarang melintas disepanjang jalur Tempeh hingga Lumjanag ternayata tidak menjadi solusi agar jalan yang ada di Lumajang tidak rusak. Bahkan, potensi kerusakan nampaknya akan berpindah kesejumlah ruas jalan yang menjadi aset pemerintah kabupaten Lumajang. Dari pantauan, sejumlah Dam Truck pengangkut pasir lebih memilih melintas dijalan Kunir hingga Grati yang kemudian tembus ke jalan lintas timur (JLT). Di JLT telah berdiri stokpel pasir besi untuk memeindahkan pasir ke truck tronton. Akibatnya, jalan aset kabupaten yang sudah diperbaiki mulai menunjukkan tanda-tanda keruskaan. Aspal mulai retak dan bila dibiarkan tanpa ada tindakan tegas dari pemilik kewenangan maka dalam jangka waktu yang tidak lama jalan akan jebol dan jalur jalan rusak akan berpindah lokasi. Dijalan JLT jalur sebah barat, kondisi aspalnya mulai retak-retak dengan keretakan kecil. Sedangkan jalur sebelah timur masih belum retak Karena truck yang melintas dalam kondisi kosong. BEP Winarno, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang  saat dikonfirmasi tentang persoalan tersebut mengaku semua kewenangan menjawab pertanyaan tentang pasir di Lumajang sudah diambil alih oleh asisten Ekonomi dan pembangunan pemkab Asisten Ekbang Pemkab). Dinas PU dan Dishub tidak lagi diperbolehkan memberikan pernyataan karena dikawatirkan akan saling lempar tanggung jawab dan saling menyalahkan. "Kewenangan ini telah diambil alih oleh Asisten Ekbang mas, sehinggga kami Disihub dan PU tidak boleh lagi memberikan stetmen tentang kondisi jalan rusak, karena takut saling lempar tanggung jawab," ujar Winarno saat dihubungi lumajangsatu.com melalui telefon selulernya, Kamis (16/01/2014).

Cari Keadilan, Penggugat Tolak Mediasi Perkara Kecurangan Pilkades Desa Randuagung

Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah pihak tergugat yakni pantia pilkades, BPD desa Randuagung/ Panwascam dan turut tergugat Bupati Lumajang, tidak hadir dalam sidang pertama gugatan kecurangan pilakdes desa Randuangung, akhirnya dalam sidang kedua tergugat dan penggugat sama-sama hadir. Agenda sidang kedua tersebut melakukan mediadi dengan para pihak yang bersengketa. H. Saham selaku penggugat meyatakan bahwa dalam sidang kedua majlis hakim mengagendakan mediasi antara para pihak yang bersengketa. Namun, pihaknya selaku penggugat menolak apapun bentuk mediasi yang dilakukan. Ia mengaku akan melanjutkan gugatan untuk mendapatkan kaadilan karena dalam pilkades desa Raduagung ditemukan banyak kecurangan. "Dengan bukti-bukti yang kami miliki panitia pilakdes harus bertanggung jawab dengan terjadinya kecurangan tersebut, dan kami menolak mediasi untuk mendpatkan kaadilan," jelas calon kades yang kalah dalam pilkades beberap wsaktu lalau itu usai sidang di PN Lumajang, Kamis (16/01/2014). Sementar itu, Buptai Lumajang Sjahrazad Masdar yang mehjjadi turut tergugat langsung menunjuk bagian hukum pemkab untuk mengikuti persidangan di Pengadilan Negeri Lumajang. Taufik Hidayat SH, kabag Hukum pemkab menyatakan, pihaknya mendapat kuasa dari Bupati untuk mengikuti persidangan dengan jadwal yang telah ditentukan. "Sesuai dengan tugas pokok dan funsgi bagian hukum, yakni memberikan bantuan hukum bagi para pejabat, maka kami membantu kapada Panwascam yakni Sabar Santuso mantan camat Raduagung karena menjadi tergugat dalam kasus pilakdes desa Randuagung," ujar Taufik. Disamping akan memberikan bantuan hukum, bagian hukum pemkab juga berencana menunjuk kuasa hukum dalam kasus itu. Namun, sipa orangnya masih belum diketahui karena harus menunggu persetujuan dari bupati Lumajang. "Kita juga akan tunjuk kuasa hukum, namuan masih kita ajukan kepda bupati terelbih dahulu," paparnya. Jalannya sidang gugatan pilakdes desa Randuagung diwarnai akasi ratusan warga para pendukung H. Saham. Para pendukung duduk dihalaman pengadilan negeri untuk menunggu hasil dari sidang yang dialkukan majlis hakim. Puluhan polisi dari polres Lumajang juga melakukan pengamanan ketat pada jalannya sidang. Setelah mediaasi gagal diulakukan sidang kemudian ditunda dan dilanjutkan pada tanggal 23 Januari 2014.(Yd/red)

Bahtsul Masail PW NU Jatim di Lumajang, Akan Bahas Hukuman Berat Bagi Koruptor

Lumajang(lumajangsatu.com)- Untuk menjawab persoalan-persoalan hukum yang timbul mengikuti perkembangan zaman di masyarakat, PW NU Jawa Timur menggelar acara Bahtsul Masail yang ditempatkan di Kabupaten Lumajang. Menurut Muzammil Sekretaris Panita mengatakan kegiatan Bahtsul Masail merupakan agenda rutin yang dimiliki oleh NU. "Ini adalah kegitan rutin warga NU sebagai sumbagsih intelektualitas warga NU dalam menjawab segala bentuk persoalan-persoalan hukum yang timbul di masyarakat," ujarnya, Kamis (16/01/2014). Acara Bahtsul Masail akan digelar Selama dua hari tanggal 17-18 Januari 2014 di pondok pesantren modern, desa Blukon kecamtaan Lumajang. Acara Bahtsul Masail akan dihadiri oleh perwakilan PC NU kabupatan/Kota se Jawa Timur. Disamping itu juga akan dihadiri oleh 20 perwakilan pondok pesantren dan perwakilan PC dan MWC NU Lumajang. Kegiatan ini akan diikuti oleh selurh perwakin PC dan pondok pesantren selurh JAwa Timur," jelasnya. Sedangkan materi atau pembahasan dalam bahtsul masail akan meliputi beberpa pokok-pokok persoalan. Seperti persoalan wakaf, hukum nikah sirri dan persoalan kenegaraan seperti kasus korupsi. Ia mencontohkan, kasus korupsi merupakan kasus baru, sehingga perlu dibahas apakah orang yang terbukti korupsi bisa dijatuhi hukuman berat, seperti halnya orang yang mencuri. "Mudahnya sperti ini, kasus korupsi kan tidak ada dalam pidana dalam agama, disini nanatinya akan dibahas tentang hukuman bagi para koruptor apakah bisa disamakan dengan pencurian yang hukumannya sudah jelas disebutkan dalam agama," pungkasnya. Informasi yang beradar di panitia, bahwa pembukaan acara Bahtsul Masail yang akan dimulai jam 18.00 wib (17/01) akan dihadiri oleh Djan Faridz Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) dan Muhaimin Iskandar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertran).(Yd/red)

Ingkar Janji, Warga Papringan Tolak Perhutani Lakukan Penanaman Sengon

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kemarahan masyarakat di desa Papringan Kecamatan Klakah terhadap Perhutani terkait dengan kejelasan dana sharing rupanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Setelah beberapa waktu yang lalu mereka mendatangi kantor Wakil Administratur Perhutani di Lumajang , sejak hari sabtu lalu masyarakat memasang spanduk yang bertuliskan “Sesuai dengan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 682/KPTS/DIR/2009 tetang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat dan Nomor 436/KPTS/DIR/2011 tentang Pedoman Berbagi Hasil Hutan Kayu, maka dengan ini kami peringatkan agar supaya Perhutani tidak melakukan aktifitas penanaman kembali sebelum dana sharing tahun 2012 dan 2013 diberikan kepada masyarakat”. isi spanduk yang dipasang di jalan utama menuju hutan Gunung Lemongan. Aksi yang dilakuka warga sangat beralasan, karena sampai detik ini Perhutani tidak kunjung memberikan dana sharing  kepada masyarakat dari hasil pemanenan akasia yang sebesar 25 %, sebaliknya masyarakat mendengar bahwa Perhutani akan menanami kembali hutan produksi mereka sebelum dana sharing dicairkan. “Ini hak masyarakat yang ada di sini, Perhutani harus memberikannya karena aturannya memang seperti itu. Kalau Perhutani tidak mencairkannya berarti Perhutani telah melakukan tindak pidana penggelapan dan kami akan memperkarakan ini ke ranah hukum” tegas Ilal Hakim tokoh masyarakat di desa Papringan, Selasa (14/01/2014) Warga juga kesal dengan Perhutani karena untuk rencana penanaman yang akan datang Perhutani akan menanam sengon Albasia. Padahal selama ini Albasia merupakan tanaman rakyat yang ditanam di sela-sela tanaman pokok perhutani seperti Mahoni dan Akasia. “Kalau Perhutani tanam albasia  lantas rakyat mau tanam apa?. Kalau begini caranya sama halnya rakyat disuruh mati” keluh Muhlisin salah satu petani hutan di desa Papringan. Kemarahan rakyat ini semakin sengit ketika mendengar bahwa untuk kedepan masyarakat tidak lagi boleh mengolah tanah di bawah tegakan atau menjadi pesanggem lagi, karena semua akan dikelola oleh  Perhutani sendiri.(Yd/red)

Pemuda Gucialit Ingin Air Terjun Antrukan Pawon Jadi Wisata Andalan Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Tadak hanya memiliki pemadian alam dan hamparan pesisir pantai selatan, Lumajang juga memiliki puluhan air terjun dengan pemandangan alam yang sangat memukau. Namun, karena pengelolaan yang kurang maksimal maka potensi tersbut tidak begitu tergarap. Salah satu Kecamatan yang memiliki puluhan air terjun adalah Gucialit. Daerah yang berada disebelah barat kota Lumajang itu juga memiliki hamparan kebun teh dengan pemadangan yang menghijau. Salah satu air terjun adalah air terjun antrukan pawon yang berada di desa Kertowono kecamatan Gucialit. Antrukan atau air terjun ini menpunyai ketinggian sekitar 30 meter. Air terjun antrukan pawon memiliki bentuk yang unik, karena mirip tukung atau sarang pawon. Sejumlah pemuda yang peduli dengan potensi daerahnya mencoba mengenalkan kepada dunia luar. Melelui dunia sosial facebook, foto-foto antrukan pawon di uplaud di media sosial. Hasilnya, sejumlah orang penasaran dan datang ke antrukan tersebut. "Ini air terjun yang sangat indah dan masih alami," ujar Daniel pengunjung asal kota Jember, Selasa (14/01/2014). Sementara itu, para pemdua gucialit berharap agar potensi wisata yang ada didaerahnya bisa tergarap dengan maksimal. Para pemuda berharap campur tangan Pemerintah sehingga potensi wisata yang ada bisa segera dikenal dan semakin banyak pengunjung. "Saya warga asli kertowono sangat berharap agar air terjun ini bisa di jadi obyek wisata andalan kecamatan Gucialit selain kebun teh kertowono yang sudah banyak dikenal," ujar Siti, sa;lah satu Pemuda yang aktif meneglakan wisata daerahnya.(Yd/red)

Dari Puncak Gunung Wayang, Terlihat Indahnya Semeru dan Cekungan Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- kabupaten Lumajang yang berdampingan dengan Kabupaten Jember, Malang dan Probolinggo memiliki banyak tempat yang mempesona. Disamping Gunung Semeru, Gunung Lemongan Gunung Sawur, Lumajang juga memiliki Gunung Wayang berada di desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro. Dari atas gunung Wayang, terlihat jelas Gunung Semeru dan Lumajang yang mencekung seperti mangkok. Pesona akan memebuat orang tercengang, ketika gunung Semeru ketika malam hari mengeluarkan lava. Sedangkan pagi harinya, pengunjung akan disuguhi pemandangan matahari terbit dan hamparan sawah yang menghijau. Dari Lumajang ke arah gunung Wayang kira-kira membutuhkan waktu satu jam. Sedangkan dari kaki gunung Wayang pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Berada di puncak gunung wayang sangat cocok untuk pendaki pemula. "Cocok untuk pendaki pemula, karena medan tidak terlalu sulit hanya ditumbuhi dengan pohon bambu," ujar Sulton, salah satu pendaki yang menikmati indahnya puncak gunung Wayang, Senin (13/01/2014). Di kaki gunung Wayang, warga sekitar telah menyiapkan tempat parkir seharga 5 ribu rupiah setiap sepeda motor. Disamping itu, warga juga menyiapkan kayu bakar bagi mereka yang berniat untuk menyalakan api unggun saat malam. "Dibawah kita cukup bayar parkir, dan bagi pendaki yang ingin membuat api unggun, warga sudah menyipakan kayu kering," jelasnya. Disamping itu, bagi para pendaki juga disiapkan bibit pohon untuk ditanam di lereng atau puncak gunung Wayang. Sehingga, bagi para pendaki disamping bisa berwisata juga bisa ikut menjaga kelestarian alam. "Warga juga menyiapkan bibit pohon bagi para pendaki," pungkasnya.(Yd/red)

PAD Pariwisata Lumajang Lebih Besar Dibandingkan PAD Pasir

Lumajang(lumajangsatu.com)- Pasir Lumajang menjadi salah satu kebanggaan pemerintah untuk menunjang pemasukan pada sektor pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Lumajang. Namun, ternyata PAD sektor pasir sangat sedikit bahkan tidak mampu melampoi PAD Lumajang dari sektor wisata Lumajang. "PAD pasir galian C untuk 2013 tercapai Rp 2.110.590.000, dari target yang ditetapkan Rp 2.575.000.000," ujar Rochmaniah Kepala Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kabupaten Lumajang, Sabtu (11/01/2014). Seperti halnya yang disampaikan Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar, bahwa menurunnya hasil PAD dari sektor pasir akibat Gunung Semeru tidak lagi mengeluarkan pasir, Rochmaniah juga mengungkapakn hal yang sama. Menurutnya, banjir yang terjadi beberapa kali di sungai penghasil pasir ternyata tidak membawa pasir. "Meski sudah musim hujan, namun banjir yang terjadi tidak membawa pasir dari atas, sehingga bahan baku pasir menjadi sedikit," paparnya. Lanjut Rochmaniah, pada tahun 2013 persedian pasir yang berada disungai sudah menipis berbeda dengan tahun 2008-2009, dimana banjir yang terjadi banyak sekali membawa material pasir. DPKAD berpatokan menipisnya persedian pasir disungai, didsarkan pada semakin menurunnya setoran pajak dari 23 pengusaha tambang pasir galian C. "Bomingnya pasir galian C terjadi pada tahun 2008-2009, saat ini semakin menurun, terbukti dari setoran pajak 23 pengusaha pasir yang masuk ke kas daerah hanya sejumlah itu," tambahnya. Sistem penyetoran pajak pada pasir galin C menggunakan self assessment, yakni pengusaha diberikan keleluasaan untuk menghitung pajaknya sendiri. Sistem ini akan merugikan daerah jika para pengusaha pasir nakal, dengan menghitung sedikit pajaknya, padahal pasir yang dikeluarkan sangat banyak. Sekedar iformasi, PAD pasir galian C lebih sedikit dibandingkan PAD dari sektor pariwisata. Dari data Kantor Pariwisata Seni dan Budaya yang saat ini sudah menjadi dinas, PAD wisata Lumajang mencapai 2,2 milyar lebih, dari target 2,1 milyar.(Yd/red)