Author : Redaksi

Diberhentikan PJ Kades Sumberejo, Tiga Kasun Akan Ngadu ke Dewan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Diberhentikan sepihak oleh PJ Kades Bowo Prayitno, Samali, Usman dan Suhariyanto, tiga Kepala Dusun (Kasun) Desa Sumberejo, Kecamatan Candipuro, Lumajang, mengancam akan mengadu ke DPRD. Selama menjalankan tugasnya sebagai Kasun, ketiganya merasa belum pernah melakukan sebuah kesalahan yang fatal. Selain diberhentikan sepihak, ketiga Kasun tersebut juga belum meneriman honor. Terhitung sejak awal tahun 2013, hingga diterimanya Surat Pemberhentian pada Selasa kemarin (08/10/2013). Saat ketiganya mempertanyakan honor, PJ Kades selalu mengelak dengan berbagai alasan. Samali Kasun Krajan mengungkapkan jika dirinya memang tidak aktif ke Kantor Desa sejak bulan April lalu. Hal itu dilakukan, karena dirinya tidak betah dan malu dengan teror SMS dan telpon dari nomor yang tidak dikenal.

Rusak Ribuan Pohon, Ratusan Aktivis Lingkungan Gruduk Kantor Perhutani Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan aktivis Lingkungan yang dikomandani Laskar Hijau Klakah, ngeluruk kantor Perhutani Lumajang, Senin (07/09/2013). Kedatangan Ratusan aktivis tersebut untuk menuntut aksi pengrusakan tanaman yang telah ditanam oleh para aktivis, di lereng Gunung Lemongan. Menurut A'ak Abdullah AL-kudus, Koordinator Laskar Hijau, kedatangan ratusan aktivis dari berbagai elemen tersebut merupakan aksi keprihatinan, karena Perhutani telah merusak bibit pohon yang telah ditanam oleh para aktivis. Saat menebang hutan, perhutani juga menebang dan membakar pohon yang ditanam para aktivis. "Ribuan pohon yang kami tanam, hangus tidak tersisa sama sekali," Ujar A'ak. Para aktivis meminta pehutani untuk meminta ma'af karena telah melecehkan upaya pelestarian yang dilakukan elemen masyarakat di Lumajang. Para aktivis juga meminta agar pohon yang dibakar dan ditebang oleh Perhutani, agar diganti 10 kali lipat dari pohon yang telah ditanam oleh Laskar Hijau dan aktivis. "Kami minta perhutanai menananm 10 kali lipat dari tanaman yang mereka rusak," Jelasnya. Mewakili masyarakat, Laskar Hijau juga meminta agar perhutani menghentakan penebangan pasir dan batu yang ada di sekitar Gunung lemongan. Sebab, penambangan itu sangat mengganggu dan merusak kelestarian alam. Dari pertemuan yang berlansgung hampir 2 jam antara elemen aktivis lingkungan, dan Perhutani KPH Probolinggo, Asper Klakah yang cukup bagus adalah upaya kerjasama yang pernah digagas perhutani dan Laskar Hijau pada 2011, untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan hutan Gunung lemongan. "Yang bagus adalah perhutani kembali bersedia untuk menindaklanjuti MoU yang pernah digagas pada 2011 lalu, dan hal itu yang harus kita kawal bersama," Pungkasnya. Dalam aksi tersebut, para akrtivis yang sekujur tubuhnya dilumuri dengan lumpur, memberikan 3 bibit pohon kepada perhutani sebagai simbol agar perhutani tidak hanya bisa menebang dan menebang. AKtivis juga mengajak perhutani agar menjaga dan melestarikan Lingkungan. "Ini pesan dari bumi," Ujar aktivis sambil memberikan bibit pohon.(Yd/red)

Perhutani Janji Identifikasi Penyebab Kebakaran Hutan Gunung Lemongan

Lumajang(lumajangsatu.com)- Usai menemui dan menampung aspirasi dan masukan dari para aktivis lingkungan, Perhutani KPH Probolinggo berjanji untuk melakukan investigasi pada kebakaran Hutan dilereng Gunung lemongan. Pasalnya, perhutani disebut sebagai pihak yang membakar hutan dan mengakibatkan pada matinya ribuan pohon yang ditanam para aktivis lingkungan di Lumajang. Ratmanto Trimahono, Administratur Perhutani KPH Probolinggo menyatakan, pihak perhutani tidak memerintahkan ada pembakaran dilahan yang saat ini ditebang. Perhutani hanya menebang dan membersihkan area dari tanaman semak belukar. Pihaknya juga tidak mengetahui bahwa diarea petak 19 C yang ditebang tersebut ada tanaman dari Laskar Hijau. "Kami berjanji jika ada oknum dari perhutani yang sengaja membakar maka kita akan tindak sesuai dengan kesalahannya," Terangnya kepada sejumlah wartawan dara para pendemo, Senin (07/10/2013). Namun, pihak Perhutani masih perlu melakukan identifikasi dan klarifikasi apakah ada oknum perhutani yang terlibat dalam pembakaran atau ada pihak-pihak lain yang melakukan, karena lahan perhutani penuh dengan berbagai kepentingan dari berbagai pihak. Proses identifikasi membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua minggu, namun Perhutani tidak bisa menjamin bisa menangkap para pelaku pembakaran jika memang ada. "Paling lama seminggu namun kita tidak menjamin bisa menangkap para pelaku," Terangnya. Lanjut dia, perhutani juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengendalian pada bencana kebakaran yang terjadi setiap tahun di lereng Lemongan. "kami juga memiliki tanggung jawab pada pengendalian dan pemadaman kebakaran hutan," Jelasnya. Perhutani juga akan melakukan penanaman pada area lahan hutan produksi dan hutan lindung di area petak 12. Namun, dalam sejarahnya di petak 12 yang masuk dalam hutan lindung adalah padang savana. Sehingga perhutani dalam melakukan penanaman akan melakukan secara alami, atau melakukan rekayasa penanaman jika dimungkinkan. "Penanaman bisa dipasrahkan secara alami atau melalui rekayasa penanaman," Tambahnya. Perhutani juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Laskar hijau dan para Pecinta Alam yang ikut melakukan penanaman. Meski demikian, dari jenis pohon yang tanam hanya bambu saja yang dianggap paling tepat. "Hanya bambu yang paling tepat, kalau tanaman buah meskipun hidup namun tidak akan ada manfaatnya," Jelasnya. Yang paling penting dalam pelestarian di petak 12 tersebut adalah deteksi dan pengendalian serta pemadaman pada kebakaran. Pemahaman pada masyarakat juga sangat penting agar tidak melakukan pembakaran lahan. "Untuk pecinta Alam yang mendaki agar tidak melakukan aktifitas yang bisa menimbulkan kebakaran," Pungkasnya.(Yd/red)

Tambang Pasir Besi Lumajang Jelas Berikan Kerusakan, Kontrubusi Minim

Lumajang(lumjangsatu.com)- Anggota DPRD Lumajang mulai merespon keluhan masyarakat dengan melakukan sidak ke lokasi pertambangan milik PT. IMMS di pesisir pantai selatan Kecamatan Pasirian, Senin(07/10/2013). Pasalnya, dampak dari pertambangan bagi masyarakat dan pembangunan daerah belum dirasakan, yang dirasakan hanya dampak kerusakan. Achmad Jauhari Wakil ketua DPRD Lumajang, mengatakan, dampak pertambangan sangat dirasakan dalam hal kerusakan lingkungan, royalty belum menyumbang pendapatan asli daerah dan dampak sosial. DPRD selaku wakil rakyat turun langsung melihat proses pertambangan. Dampak sudah jelas, Royalty tidak dirasakan, padahal sejumlah perusahaan pertambangan yang Joint Operation sudah memenuhi ke IMMS, ungkapnya. Sidak dilakukan oleh Komisi A, B, C dan D untuk mengetahui secara langsung kerusakan alam, masukan masyarakat dan keterangan para perusahaan yang masuk di Joint Operation (JO). Selain itu, dari unsur pemkab Lumajang, yakni Kabag Ekonomi, Nurul Huda bersama pokja pertambangan dilibatkan. Kita ingin melihat dampak kerusakan secara langsung, paparnya. Dalam pantauan DPRD dan Pemkab Lumajang bersama insan pers, banyak sekali lubag galian pertambangan belum di tutup. Bahkan, limbah pertambangan dibiarkan dilokasi penglian dan air untuk pencucian dibuat ke laut dan danau payau. Sungguh menyedihkan, Kerusakan sudah dirasakan, kontribusi pada pemerintah belum jelas, pungkas Jauhari.(Yd/red)

Inilah Kronologis Laskar Hijau dan Aktivis Lingkungan Demo Perhutani Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Gunung Lemongan (1671 mdpl) yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan pilar ekosistem yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya, terutama terkait dengan kelestarian sumber mata air bagi 13 Ranu yang terdapat di sekitar Gunung Lemongan. Ranu-Ranu tersebut selama ini menjadi tumpuan hajat hidup orang banyak terutama untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan irigasi bagi areal pertanian. Sejarahnya, pada kisaran tahun 1998 – 2002 terjadi illegal logging secara besar-besaran di Gunung ini sehingga kawasan Hutan Lindung menjadi kritis yang selanjutnya menyebabkan turunnya debit air di ranu-ranu dan hilangnya beberapa mata air di sekitar Gunung Lemongan, yang berakibat sering terjadi kelangkaan air bersih di kawasan Lumajang utara. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya upaya untuk melakukan rehabilitasi kawasan Hutan Lindung oleh pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab untuk melakukan hal ini seperti Perhutani. Sebagai sebuah perusahaan yang diberi hak guna untuk mengelola hutan di sekitar Gunung Lemongan, sesungguhnya Perhutani memiliki tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) yang tidak bisa dielakkan untuk menjaga dan melestarikan Hutan Lindung. Berangkat dari kekosongan peran itulah, maka sejak tahun 2008 sekelompok masyarakat yang menamakan dirinya Laskar Hijau secara swadaya murni melakukan tindakan kongkrit merehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Bahwa, pada hari kamis, 28 April 2011, diselenggarakan diskusi dengan Tema: “Membangun Kerjasama Strategis Dalam Pengelolaan Hutan Lindung di Kawasan Gunung Lemongan, Klakah-Lumajang” di Posko Laskar Hijau yang difasilitasi oleh LBH Surabaya. Dalam diskusi yang juga dihadiri oleh Perum Perhutani II – Jawa Timur Bpk. Mardjojono, Administratur KPH Perhutani Probolinggo Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, Waka / KSKPH Lumajang, Hadi Kustono dan Asper BKPH Klakah, Rifa’i, terbangun kesepakatan antara Perhutani dengan Laskar Hijau untuk bekerjasama dalam hal rehabilitasi Hutan Lindung di Gunung Lemongan. Salah satu poin yang disepakati pada waktu itu adalah Perhutani tidak akan menebang pohon akasia (Acacia Mangium)  yang ada di petak 19 c, tepatnya yang ada di belakang padepokannya Mbah Citro hingga Posko Laskar Hijau, mengingat di sekitar kawasan tersebut tidak ada lagi pohon besar yang bisa menjadi penyangga ekosistem. Kesepakatan ini kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada Jum’at, 24 Juni 2011 bertempat di kantor Administratur KPH Perhutani Probolinggo. Dalam pertemuan ini, semua hal yang sudah disepakati dituangkan dalam sebuah draft Perjanjian Kerjasama yang sudah disepakati oleh kedua belah pihak. Namun sebelum draft tersebut sempat ditandatangani,  Ir. Zeni Zaenal Muis, M.Si, selaku administratur pada waktu itu dipindah tugaskan, dan administratur penggantinya tidak menindak lanjuti draft Perjanjian Kerjasama tersebut. Akan tetapi sebagai orang yang ber-Tuhan dan menjunjung tinggi kebenaran, kami tetap menghargai dan menghormati serta mematuhi kesepakatan-kesepakatan yang sudah terbangun antara Perhutani dan Laskar Hijau meskipun belum sempat dituangkan menjadi sebuah perjanjian tertulis yang bertandatangan. Karena kami percaya bahwa para pihak hanya menjadikan kebaikan bersama sebagai tujuan akhirnya. Pada kisaran bulan Juli 2013 lalu,  bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, Perhutani mulai melakukan penebangan Akasia di petak 19 c yang sebelumnya sudah disepakati untuk tidak ditebang. Melihat kejadian ini, A’ak Abdullah Al-Kudus mendatangi Kepala Desa Papringan di kediamannya selaku orang yang menerima borongan untuk melakukan penebangan pohon akasia tersebut. Maksud dari kedatangan ini, kami Pihak Laskar Hijau meminta agar sebisa mungkin penebangan di lokasi tersebut tidak dilanjutkan, mengingat di sekitar lokasi tersebut sudah banyak ditanam tanaman konservasi oleh Laskar Hijau dan elemen masyarakat lainnya termasuk oleh Kapolres Lumajang AKBP Susanto beserta jajarannya dan Yonif 527. Namun karena alasan target, Kepala Desa menyatakan tidak mungkin untuk memenuhi permintaan kami tersebut. Akhirnya kami mengajukan permintaan terakhir, yakni jika memang sangat tidak memungkinkan, kami mohon agar supaya akasia yang ada di sekitar Posko Laskar Hijau tidak ditebang, karena di sekitarnya sudah dipadati dengan tanaman konservasi. Permintaan kami yang terakhir tersebut dikabulkan oleh Kepala Desa. Pada hari Rabu, 2 oktober 2013, raungan gergaji mesin milik Perhutani mulai menghabisi satu per satu akasia terakhir di Gunung Lemongan tersebut. Penebangan ini bahkan sama sekali tidak memperdulikan tanaman konservasi yang ada di sekitarnya. Bahkan tidak sedikit tanaman konservasi kami yang dengan sengaja dipotong dan dirobohkan tanpa alasan. Tak cukup hanya itu, Perhutani juga membakar bekas-bekas penebangan mulai dari awal penebangan. Akibatnya, banyak tanaman yang sebelumnya selamat dari dampak penebangan akasia akhirnya harus mati juga karena lalapan api. Kami sangat mengkhawatirkan api tersebut merembet hingga ke kawasan Hutan Lindung yang letaknya tak jauh dari lokasi penebangan dan pembakaran ini. Berkali-kali kami minta kepada mereka agar tidak melakukan pembakaran di sekitar Hutan Lindung karena pada saat musim kemarau kawasan ini sangat rawan terjadi kebakaran. Tak pelak, kekhawatiran kami tersebut benar terjadi. Pada tanggal 5 oktober 2013 sekitar jam 10.00 WIB, relawan Laskar Hijau yang sedang bertugas menjaga posko melihat kobaran api di punggung Gunung Lemongan membakar hamparan ilalang yang disekitarnya terdapat ribuan tanaman konservasi khususnya bambu milik Laskar Hijau. Bencana tak bisa dielakkan. Api tak bisa dipadamkan oleh relawan Laskar Hijau yang hanya berbekal alat sederhana untuk memadamkan kobaran api tersebut. Ribuan pohon yang ditanam dengan susah payah selama ini hangus terbakar dan nyaris tak bersisa. Kami tidak menuduh Perhutani yang melakukan pembakaran Hutan Lindung ini. Tapi titik api terdekat dari lokasi hanyalah milik Perhutani. Atas tragedi ini kami mengutuk dan mengecam tindakan yang telah dilakukan Perhutani ini.  Dan oleh karena itu melalui Aksi Solidaritas ini kami menuntut dan mendesak : 1. Menuntut Perhutani untuk meminta maaf secara terbuka melalui media massa atas tindakannya merusak dan membakar tanaman konservasi di Gunung Lemongan kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang terlibat dalam upaya rehabilitasi Gunung Lemongan; 2. Menuntut Perhutani untuk memberhentikan dengan tidak hormat, oknum Perhutani yang paling bertanggung jawab terhadap perusakan tanaman konservasi yang ada di Gunung Lemongan; 3. Menuntut Perhutani untuk mengganti tanaman konservasi yang telah dirusaknya sebanyak sepuluh kali lipat. 4. Mendesak Perhutani untuk segera melakukan tindakan penyelamatan dan pengamanan Hutan Lindung dari penambangan batu dan pasir, serta penyelamatan dan pengamanan mata air dan ranu dengan cara menanami bambu di sekitarnya; 5. Mendesak Perhutani unit II Jawa Timur untuk segera menandatangani Perjanjian Kerjasama Rehabilitasi Hutan Lindung Gunung Lemongan yang telah disepakati pada 28 April 2011 antara Perhutani dengan Laskar Hijau. Sumber Rilis Lasakra Hijau Klakah.(Yd/red)

Duh....!!! Menyedihkan, Sungai Didepan Perhutani Lumajang Kotor dan Bau Busuk

Lumajang(lumajangsatu.com)- Disela-sela aksi demo Laskar Hijau dan aktivis lingkungan di kantor Perhutani Lumajang, sejumlah aktivis menemukan hal yang cukup menyedihkan. Pasalnya, sungai didepan kantor pehutani yang mengalir kearah utara sangat kotor dan menyebarkan aroma bau busuk. "Sungainya sangat kotor dan bau yang bisa menjadi sarang nyamuk serta bakteri-bakteri," Ujar Azizah, aktivis PMII yang ikut dalam demo tersebut, Senin (07/10/2013). Ia menilai, kondisi sungai yang sangat kotor tersebut dan terletak ditengah kota Lumajang sangat bertolak belakang dengan sejumlah penghargaan yang diterima oleh Pemerintah Lumajang. Dimana, Lumajang menerima penghargaan Swasti Saba Wistara, piala bergengsi untuk daerah sehat dan piala Adipura, sebagai perghargaan bagi daerah yang bersih. "Fakta sungai yang sangat kotor dan bau busuk, sangat bertolak belakang dengan penghargaan yang ditemrima Lumajang," Tambahnya. Ia berharap kepada pemerintah khsususnya instansi yang bersangkutan, agar ada perhatian pada sungai-sungai yang kotor. Sehingga, penghargaan yang ditemria Kabupaten Lumajang tidak hanya sebagai topeng saja. "Kita menginginkan agar penghargaan yang diterima sesuai dengan faktanya," Harapanya. Jika penghargaan yang diterima berbanding terbalik dengan kenyataan dilapangan, maka penghargaan tersebut tidak ada gunanya. Karena sejatinya, penghargaan dan piala yang diterima adalah sebagai bentuk reward untuk sebuah fakta nyata, bukan sebuah rekayasa. "Jangan direkayasa," Pungkasnya.(Yd/red)

Kecelakaan Tunggal di Jalur Lumajang-Jatiroto, Satu Nyawa Melayang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kecelakaan tunggal mobil Nopol L 8384 LI Mitsubisi Strada, terjadi dijalur tengkorak Lumajang-Jember, di Desa Banyuputih Kidul, kecamatan Jatiroto Lumajang, jam 5 pagi, Minggu (06/10/2013). Satu orang meninggal dilokasi Bernana Imam (31), Warga Desa Pondok Dalem, Tanggul, Jember, sedangkan satu korban lagi selamat, meski mengalami luka cukup parah. Korban selamat adalah sopir, yang langsung dilarikan ke rumah sakit Jatiroto. Sedangkan korban meninggal langsung dibawa ke RSU Dr Hariyoto Lumajang oleh bersama keluarga Korban, untuk dilakukan outopsi. Informasi yang dihimpun di lokasi, korban melaju dari arah barat ketimur menuju arah pulang dari Paiton,  kondisi jalan yang masih sepi memebuat laju mobil sangat kencang. Karena menghindari sesuatu yang juga tidak jelas, akhirnya sopir membanting setir ke kanan dan akhirnya menbrak pohon yang berada di samping jalan. Diperkirakan, korban meninggal karena tidak menggunakan sabuk pengamanan. Sedangkan sopir selamat karena menggunakan sabuk pengaman. " Sekitar jam 5 korban yang selamat minta tolong mas," Ujar pemilik warung dipinggir lokasi kejadian.(Yd/red)

Habib Nizar Perkenalkan Rodli Kaelani Pada Jamaah Majelis At-Taubah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Mendekati pemilihan legislatif pada 2014 mendtang, seluruh calon anggota legislatif mulai turun menyapa konstituen di tataran akar rumput, dimasing-masing daerah pemilihan. Sabtu (05/10/2013) malam di Desa Sari Mulyo Kec.Jombang Majelis Dzikir At-Taubah pimpinan Habib Nizar bin Husni Alwy Al Idrus mengadakan pengajian akbar.Pada pengajian yang dihadiri sekitar 4000 jamaah tersebut juga dihadiri oleh Muhammad Rodli Kaelani,kader muda NU yang adalah Caleg DPR RI dari PAN nomor ururt 8 Dapil Lumajang-jember.Pengajian dimulai dengan Sholawatan yg diiringi tabuhan rebana,lalu pembacaan Ratib AlHadad.Yang menarik setelah itu Habib Nizar memperkenalkan Odie,sapaan akrab Rodli Kaelani kepada ribuan jamaah yang hadir.Beliau mengatakan sosok anak muda berkemeja biru ini bisa amanah membawa aspirasi masyarakat Lumajang-Jember.Tak hanya itu, Habib Nizar mengajak jamaah tuk mendoakan serta membantu hajat Rodli agar dimudahkan dan terpilih nanti.Tampak pula Kepala Desa,beberapa Kyai dan Habaib serta tokoh masyarakat larut dalam kekusyu'an dzikir. Jamaah yang hadir dari berbagai desa  dan kecamatan itu pun mengikuti pengajian dengan tertib dan khusyuk.Dalam tausyiahnya Habib Nizar mengingatkan jamaah agar senantiasa menjaga ibadah fardhu (wajib) dan sunnah,"artinya kita bisa seimbang dalam memperoleh untung  (baca: pahala) dari modal wajib kita,namun tetap mendapat bonus imbalan dari Allah SWT."kata beliau. Selain itu Habib Nizar mengingatkan para jamaah untuk mempererat silaturahim dan rasa kekeluargaan kita dengan saudara-saudara kita sesama muslim.Menurut Rodli Kaelani, turba kepengajian-pengajian adalah bagian dari menjaga tampilan Islam Moderat dan kontekstual dengan keadaan masyarakat."Saya diminta hadir dan ikut terus pada pengajian berikut-berikutnya,agar tambah dikenal bahkan didoakan oleh jamaah Majelis At-Taubah ditempat-tempat lain".tutur Rodli, Minggu (06/10/2013) kepada lumajngsatu.comSeperti diketahui Muhammad Rodli Kaelani atau akrabnya Odie adalah Caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) nomor urut 8, Dapil Lumajang-Jember pada Pemilu 2014 mendatan. Selain itu yg bersangkutan adalah kader muda potensial Nahdlatul Ulama sekaligus Ketua Umum PB PMII 2008-2011.(Yd/red)

HUT TNI ke-68, Ratusan Riders Lumajang Ngetrail Bareng

Lumajang(lumajangsatu.com)- Memeriahkan HUT TNI ke-68, Ratusan Riders ngetrail bareng di kawasan Obyek Wisata Pemandian Alam Selokambang, Desa Purwosono Kecamatan Sumbersuko, Minggu(06/10/2013). Dandim 0821, Letkol Inv Akhyari melepas ratusan bikers untuk menaklukan jalur ekstrem yang telah dipersipakan oleh panitia. Sejumlah tokoh Lumajang juga hadir dalam kegitan tersebut. Nampak Ketua DPRD, Agus Wicaksono, wakil ketua DPRD, Achmad Jauhri, Ketua DPD PAN, H. Thoriq dan Kepala Kantor Pariwisata, Seni dan Budaya, Gawat Sudarmanto. Hadiah dalam adventure HUT TNI ke-68 adalah sepeda motor Matic. "Ini ajang kegitan untuk silaturahim dan kebersamaan antara kita bersama untuk Lumajang," kata Akhyari. Peringatan HUT TNI ke-68 juga dimeriahkan orkes melayu dengan artis cantik Lumajang dan kesenian reog Ponorogo. Antusias masyarakat dalam perayaan hari lahir TNI sangat tinggi.(Yd/red)