Lumajang(lumajangsatu.com)- Setelah bertugas kurang lebih satu tahun empat bulan, Sudianto SH kepala Kejaksaan Negeri Lumajang, akhirnya diroling ke Kajati Kendari untuk melaksanakan tugas baru sebagai Asisten Tindak Pidana Umum (Aspidum) yang membawahi sekitar 10 Kejaksaan Negeri. Hal itu disampaikan oleh Sudianto saat acara pisah kenal dengan kepala kejaksaan yang baru di pendopo Lumajang, Minggu malam. Menurut Sudianto, selama ini ia telah melakukan tugas penegakan hukum dengan maskimal. Meskipun hasilnya belum maksimal karena memang terkendala oleh waktu dan harus menjalankan tugas yang baru di Kendari. Ada satu PR yang belum diselesaikan oleh Sudinato, yakni melakukan MoU dengan Inspektorat Pemkab terkait dengan upaya pencegahan penyelewengan uang negara di jajaran birokrasi. Ia berharap kepada Kajari yang baru bisa melanjutkan citan-citanya untuk menciptakan Lumajang bersih dari KKN. "Saya dulu di Tolitoli, saya bisa sukses membuat MoU dengan Inspektorat sehingga bisa banyak menyelamatkan uang negara seperti uang pajak, uang proyek dan lainnya, karena data awal berasal dari Inspektorat, di Lumajang saya belum bisa mewujudkan itu," paparnya. Sementar itu, Gede Nurmahardika SH, ketua Kejaksaan Negri Lumajang yang baru menyatakan, bahwa dirinya lebih suka melakukan pencegahan dari pada harus melakukan penindakan. Saat menjadi Kajari di salah satu kabupaten di Bali, ia selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah guna melakukan upaya pencegahan tindak pidana koruspi. Namun yang menjadi kendala kata Gede, selama ini banyak pemerintah daerah yang tidak terbuka dan cenderung tidak mengakui kesalahannya, meskipun itu masih bisa diperbaiki. Akhirnya banyak pejabat daerah yang mendekam di penjara gara-gara terkena kasus korupsi. "Prinsip saya lebih suka pencegahan dari pada penindakan, tapi kendalanya banyak pejabat yang tidak mengakui dan akhirnya kasusnya kita selesaikan melalui pengadilan," terang Gede di hadapan SKPD se Lumajang.(Yd/red)
Author : Redaksi
Kebijakan Piniadaan Pilkades, Jangan Sampai Terulang Demo September 2012 Silam
Lumajang(lumajangsatu.com)- Pernyataan Arif Sukamdi selaku Kabag Pemerintahan Desa (Pemdes) Kabupaten Lumajang tentang peniadaan pilkades mulai direspon warga. Pasalnya, warga mengigatkan pemerintah agar tidak berbuat kesalahan kedua kali akibat kebijakan dan berujung pada gerakan masa. "Kami minta pak Arif jangan sampai mengelurkan statmen tentang pilkades yang bisa menimbulkan keresahan masyarakat dibawah," ujar Marsum warga Kutorenon kecamatan sukodono, Senin (13/10/2014). Menurutnya, pertnyataan Arif Sukamdi yang masih menunggu surat edaran dari Kemendagri dinilai mengada-ada. Sebab, daerah laian seperti Jember pada akhir tahuan 2014 sudah bisa menggelar pilkades dan Lumajang masih menunnggu surat edaran Kemendagri. "Jangan sampai tragedi September 2012 terulang lagi, akibat kebijakan pemerintah yang meniadakan pilkades barakibat pingsannya Pak Susanto karena terkena lemparan batu pendemo," tegasnya. Sebelumnya, Arif Sukamdi Kabag Pemdes mmenyatkan bahwa Pemkab Lumajang masih menunggu surat dari Kemendagri apakah pilkades akan digelar akhir 2014 atau awal 2015 atau kapanpun. "Karena yang meniadakan pilkades adalh Kemndagri, maka kita akan menunggu suarat kemendagri apakah pilkades digelar akhir tahun 2014 atau kapanpun kami masih tunggu," terang Arif beberapa waktu lalu di lobi Pemkab. Disinggung tengang kabupaten Jember bisa menggelar Pilkades, Arif manyatakan tidak berhak memberikan komentar. Sebab, laian daerah tentunya akan laian kebijakan. "Wah sekali lagi saya tidak bisa komentar, karena itu daerah laian," jelasnya. Sekedar informasi, pada bulan September 2012 terjadi gelombang demo yang diakibtakan kebijakan bupati meniadakan Pilkades. Bupati berdali peniadaan pilkades karena surat edaran dari Kemedagri. Bahkan, demo yang berujung ricuh itu membuat AKBP Susanto Kapolres Lumajang kala itu pingsan, terkena lemparan baru pada Demonstaran.(Yd/red)
Kecewa Dengan Politik Senayan, Santri Jatim Dukung Pilkada Langsung
Surabaya(lumajangsatu.com)- Para santri ternyata menaruh perhatian besar terhadap dinamika politik yang terjadi dalam dua minggu terakhir ini. Misalnya terkait sikap politik para politisi di Senayan yang mengembalikan pemilihan kepala daerah ke tangan DPRD. Mayoritas kaum santri di Jawa Timur mengaku sangat kecewa. Demikian kesimpulan dari hasil survei terbaru yang dilakukan “Santri Politika”. Survei dilakukan sejak 30 September – 7 Oktober 2014, dengan jumlah responden sebanyak 240 santri dari 24 pesantren di Jawa Timur. “Mayoritas para santri meyakini bahwa pilkada langsung oleh rakyat adalah model demokrasi yang terbaik,” kata Direktur Santri Politika, Abdul Hady JM, saat menyampaikan hasil surveinya, di Surabaya. Hady menjelaskan, sebanyak 85,4 persen responden menyatakan pemilihan kepala daerah harus tetap dipilih langsung oleh rakyat. Hanya sebanyak 10,7 persen yang menghendaki dipilih DPRD. Sisanya mengaku tidak tahu. Kaum santri, kata Hady, mengaku kecewa terhadap sikap politik para politisi di Senayan terutama dari Partai Koalisi Merah Putih. “Ini sangat beralasan karena merekalah yang telah merampas hak demokrasi dari tangan rakyat,” tegasnya. Sayangnya, saat ditanya apakah mengetahui hasil rekomendasi PBNU agar Pilkada dikembalikan ke DPRD, mayoritas santri menjawab tidak tahu. Sebanyak 65,3 persen mengaku tidak tahu. Selebihnya mengaku tahu. Kendati demikian, para santri menyadari bahwa Pilkada secara langsung yang telah berjalan selama 10 tahun ini memang telah membawa banyak mudharat. Dintaranya konflik sosial di masyarakat. Namun, hal ini tidak cukup dijadikan alasan Pilkada harus dikembalikan ke tangan dewan. Sebab, dalam proses pendewasaan demokrasi tentu masih terdapat mudharat dan itu perlu diantisipasi bersama. Demokrasi tidak memiliki makna tunggal. Pilkada langsung atau oleh DPRD sama-sama demokratis, dan keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. “Kelemahan ini tugas kita untuk diperbaiki bersama,” ujarnya. Untuk menguatkan pendapatnya bahwa Pilkada langsung adalah demokrasi yang terbaik, Hady lalu menyitir salah satu bait kaidah nahwu dalam kitab Alfiyah Ibnu Malik. “Wa fi ikhtiyarin La yajiul munfashil, idza taatta an yajial muttashil”. Artinya, selama masih ada dhamir muttashil (kata ganti bersambung/langsung), maka tidak boleh memakai dhamir munfashil (kata ganti yang terpisah/tidak langsung). Dengan demikian, para santri menaruh harapan besar pada partai politik yang selama ini bersikukuh pada mekanisme Pilkada secara langsung untuk tetap memperjuangkannya dengan tidak tergoda ikut merampas hak politik rakyat. “Yang menarik di sini, meskipun pada pemilu legislatif lalu para santri mengaku tidak semuanya memilih PKB, justru para santri mengaku hanya PKB dan NasDem yang bisa dititipi asparasinya dalam memperjuangkan agar Pilkada tetap dipilih langsung oleh rakyat,” kata Hady didamping tim peneliti diantaranya RPA Faqih Zamany, Imam Hambali dan Syaiful Amin. Temuan lain dalam survei tersebut, pada Pilpres lalu, sebanyak 31,8 persen responden mengaku memilih pasangan Prabowo-Hatta. Sebanyak 46 memilih Jokowi-JK. Sisanya mengaku tidak menggunakan hak politiknya. Namun, bila digelar Pilres pada hari ini dan Prabowo maju lagi, mayoritas para santri mengaku tidak akan memilihnya kembali. Hal ini buntut dari sikap politik partai pengusung Prabowo-Hatta yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih. Hanya 1,9 persen mengaku tetap akan memilihnya. “Kekecewaan para santri paling tinggi justru dialamatkan kepada Bapak Presiden SBY dan Partai Demokrat karena dinilai tidak konsisten. Beliau biang dari pengesahan RUU Pilkada,” pungkasnya.(Red)
Pengepokan Pasir Tak Berijin Disegel Polres Lumajang, Sopir Truck Demo
Lumajang(lumajangsatu.com)- Akibat stockpile (pengepokan pasir) disegel olah polisi ratusan supir dump truck pasir besi menggelar aksi parkir kendaraan di sepanjang jalur Lumajang-Malang. Akibat kejadian itu puluhan kendaraan berjalan merayap bahkan nayris lumpuh total, Sabtu (11/10/20140. Aksi parkir kendaraan di sepanjang jalan jalur Lumajang-Malang tepatnya di desa Sumbersuko Kecamatan Sumbersuko Lumajang, tepatnya di depan Gudang Bulog Sumbersuko. Aksi sopir dipicu karena salah satu stockpile milik PT Tanah Mas Gemilang (TMG) disegel polisi beberapa pekan lalu. Dalam aksi itu, puluhan sopir selain memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan mereka juga menghadang kendaraan-kendaraan tronton yang melintas. Baik tronton yang bermuatan pasir maupun yang baru masuk di daerah pertambangan. Puryanto (57), korlap aksi parkir kendaraan mengatakan, penyegelan terhadap stok pile milik PT. Tanah Mas Gemilang (TMG) oleh polisi dinilai tebang pilih. Pasalnya, tidak semua stok pile di Lumajang disegel padahal sama-sama tidak memiliki ijin. “Sejak kemarin alasannya tidak ada ijin tetapi semua stockpile yang ada di Lumajang tidak berijin semuanya tidak ada ijinnya, artinya polisi tebang pilih pak,” ujar Purwanto. Purwanto meminta kepada polisi jangan sampai tebang pilih dalam melakukan penyegelan stockpile karena banyak yang lainnya juga tidak berijin. Kalau satu tidak bisa, semuanya harus tidak bisa. “Polisi harus transparan harus membela rakyat, kalau tidak dicabut police linenya semua kendaraan pasir akan saya berhentikan di Lumajang tidak boleh keluar,” pintanya. Akibat aksi tersebut, puluhan kendaraan terpaksa harus berjalan merayap. Sementara aparat kepolisian setempat belum bisa dikonfirmasi terkait penyegelan stokpile tersebut.(Mad/yd/red)
Pemkab Lumajang Berdalih Tak Bisa Gelar Pilkades Karena Surat Mendagri, Jember Kok Bisa...?
Lumajang(lumajangsatu.com)- Urusan pelaksanaan pilkades Pemkab Lumajang termasuk pemerintah yang sangat patuh dengan surat edaran menteri dalam negeri (Mendagri) yang meniadakan pilkades digelar pada tahun 2014. Arif Sukamdi Kabag Pemdes menyatakan, karena yang meniadakan pilkades adalah Mendagri maka Pemkab masih menunggu surat dari Mendagri tentang pelaksanaan pilkades. "Apakah akan digelar akhir tahun 2014 atau awal tahun 2015, hal itu tergantung dari surat Mendagri," ujar Arif kepada lumajangsatu.com, Jum'at (10/10/2014). Jika Menteri Dalam Negeri memerintahkan untuk segera menggelar pilakdes, maka Pemkab Lumajang tidak akan berlama-lama dan segera menggelar pilakdes. "Kalu sudah diperintahkan maka kita tidak akan berlama-lama dan kita siapkan untuk pilkades," paparnya. Disinggung tentang jumlah desa yang belum memiliki kepala desa hasil pemilihan, Arif menyebutkan hingga akahir 2015 ada 29 desa yang saat ini sedang dijabat oleh PJ kades. Dimana 29 tersebut menyebar diseluruh Kecamtan. "Hingga 2015 ada 29 desa yang dijabat PJ Kades karean belum memiliki kepala desa hasil pemilihan," jelasnya. Pernyataan Arif Sukamdi tentang pelaksanaan pilkades masih menunggu Perintah dari Kemendagri sangat bertolak belakang dengan Kabupaten Jember. Dimana, pada akhir tahun 2014 Kabupaten Jember akan menggelar pilakdes dibeberpa desa. Seperti diketahui, di Kecamatan Sumberbaru, akan ada ada 4 desa yang akan menggelar pilkades pada bulan Oktober 2014, diantaranya desa Gelang, Kaliglagah dan dua desa yang lainnya. Menyikapi ketidaksamaan itu, Arif berkilah bahwa Pemkab Lumajang akan taat kepada Pemerintah pusat. Jika Pemerintah pusat memerintahkan tidak ada pilkades, maka Pemkab Lumajang tidak akan menggelar Pilakdes. "saya tidak bisa komentar ya, itu kebijakan daerah lain, jadi kalau kita tidak taat dengan pemerintah pusat, kan tidak elok," kilahnya. Sementara itu, masyarakat amat menyayangkan alasan dari pemkab tidak bisa menggelar pilkades akhir tahaun 2014. Pasalnya, jika Jember bisa gelar Pilkades akhir tahun 2014, kenapa Lumajang tidak bisa. "Mendagrinya kan satu, masak Jember bisa gelar pilkades Lumajang tidak bisa, mosok surat yang ada di Lumajang dari Mendagri Australia," ujar Eko.(Yd/red)
Minta Tebusan 1,5 Juta, Maling Sapi Asal Ranuyoso Diringkus Polisi
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jajaran SatReskrim Polres Lumajang berhasil menagkap satu maling sapi beserta satu ekor sapi hasil curian. Supat (35) warga Dusun Lumpang Desa/Kecamatan Ranuyoso, seorang residivis berhasil dibekuk polisi, sudah dua kali keluar masuk bui dalam kasus yang sama dan untuk ketiga kalinya dia harus meringkuk di sel tahanan karena mencuri seekor sapi milik warga Kedungjajang. Muklisin (52) warga Dusun Ketindan Desa Tempursari Kecamatan Kedungjajang telah menjadi korban aksi pencurian hewan sapi jenis limosin. Setelah itu, korban melapor kepada petugas kepolisian terdekat yang kemudian dibantu warga sekitar mencari dan menelusuri keberadaan sapi tersebut. Selanag beberapa hari melakukan pencarian dengan tanpa hasil, tiba-tiba saja Samsu’i salah satu kerabat korban dihubungi oleh Supat, memberitahukan jika dia mengetahui keberadaan sapi milik korban dan untuk mendapatkannya kembali korban harus mengeluarkan uang tebusan sebesar Rp. 1,5 juta. Kabar tersebut langsung disampaikan kepada sejumlah kerabatnya dan juga ke pihak kepolisian, setelah berkoordinasi maka disepakati untuk memenuhi tuntutan Supat membayar uang tebusan, maka pada 7 Oktober lalu korban menyerahkan uang tebusan tersebut. Setelah uang tebusan diberikan dan sapi dibawa korban, petugas Resmob Polres Lumajang langsung mendatangi dan menangkap Supat dirumahnya, nampaknya setelah mendapat uang tebusan pelaku langsung membeli sebuah HP merk Sony Experia seharga Rp. 600 ribu dan sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Saat itu juga Supat langsung diboyong ke Mapolres Lumajang dan ditetapkan sebagai tersangka. Hal ini disampaikan Kompol Iswahab, Wakapolres Lumajang saat jumpa pers bersama sejumlah wartawan, Kamis (09/10/2014). Dihadapan sejumlah wartawan ketika dikonfirmasi Wakapolres, tersangka Supat mengaku sudah dua kali melakukan aksi pencurian dan kejadian ini adalah yang ketiga kalinya dia ditangkap. “Tersangka ini sudah masuk kategori residivis,” kata Iswahab. Menurut Iswahab, saat itu tersangka bersama dua orang rekannya memasuki kandang milik Newi dimana sapi tersebut dititipkan oleh korban, setelah melepas tali tampar yang terikat pada kandang, sapi dibawa dan disimpan dilahan tebu yang ada di Desa Jatisari Kecamatan Kedungjajang. “Kalau jalan kaki kurang lebih ditempuh selama 3 jam,” ungkapnya. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya saat ini tersangka harus menginap di sel tahanan Mapolres Lumajang, sedangka dua tersangka lain masuk dalam Daftar Pencarian Orang antara lain inisial V warga Desa tunjung dan satu orang lagi belum diketahui identitsanya. “Yang satu orang ini temannya V, jadi kalau V sudah tertangkap baru diketahui identitasnya,” pungkas Iswahab.(Yd/red)
Bandar Judi Togel Dari Lima Kecamatan Diringkus Polres Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Satreskrim Polres Lumajang terus melakukan pemberantasan perjudian khsusunya judi Togel. Sejak awal bulan hingga saat ini polisi berhasil mengamankan 9 pelaku perjudian yang tersebar diwilayah Kabupaten Lumajang. Dalam perburuan tersebut, polisi berhasil meringkus satu bandar besarnya dan 8 lainnya adalah pengedar dan pengepul togel. Kompol Iswahab, Wakapolres Lumajang saat rilis kepada sejumlah wartawan mengatakan sejak tanggal 1 hingga saat ini pihaknya menangkap 9 tersangka perjudian dengan 6 laporan. “Ada yang sebagai pengecer, pengepul dan ada satu bandar,” ungakap wakapolres, Kamis (09/10/2014). Dengan ditangkapnya 8 tersangka dan 1 bandar ini merupakan sebuah keberhasilan seluruh anggota Polres Lumajang khususnya Satreskrim. Untuk bandar ini, menurut Wakapolres, omzetnya mencapai Rp 40 juta setiap kali bukaan togel. Dari 9 tersangka yang diamankan tim Reskrim Polres Lumajang tersebut antara lain berinisial Y dan S dari Sukodono, S dan M dari Pasirian, S dari Candipuro, Y dan S dari Randuagung serta M dan Ng dari Yosowilangun. “Untuk bandarnya yang berinisial Ng dari Yosowilangun itu,” ungkap Iswahab. Tertangkapnya bandar judi togel ini berkat kerja keras polisi dalam memberantas perjudian diwilayah Lumajang, setelah sejumlah pengecer togel ditangkap, polisi langsung melakukan pengembangan dan dengan melakukan penyamaran sebagai pembeli petugas akhirnya menangkap salah satu pengepul diwilayah Yosowilangun. “Dari pengepul ini diperoleh keterangan tentang sang bandar, dan dalam waktu tidak lama polisi langsung menangkap sang bandar,” pungkas Iswahab.(Yd/red)
Sjahrazad Masdar Sakit, Dokumentasi Humas Pemkab Didominasi Wakil Bupati Lumajang
Lumajang(lumajangsatu.com)- Karena terkendala dengan kesehatnnya, Bupati Lumajang Sjahrazad Masdar dalam setiap kali kegiatan yang berada di hadapan publik selalu diwakilkan kepada As'at Malik. Hal itu bisa terlihat pada hasil dokumentasi yang dilakukan Humas pemkab, tidak satupun terlihat foto Bupati dalam beberapa kegiatan. Dari pantauan lumajangsatu.com, Kamis (09/10/2014) sejumlah kegiatan yang dipampang sejak tanggal 01 Oktober 2014 di lobi Pemkab, sama seklai tidak memperlihatkan adanya Bupati. Kegiatan itu antara lain, Serah Terima Piala WTN 15 September 2014, Peresmian Gedung Pertanian Pasca Panen 16 September 2014, Pelantikan Piala KONI Kecamatan 18 September 2014, Pemberangkatan Jama'ah Haji Lumajang 19 September 2014. Selain kegiatan itu, saat acara Lumajang Bergerak- Bersih Bersih Kali 26 September 2014, Wawasan Kebangsaan 22 September 2014, Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 01 Oktober 2014. Malam Bersama, Seirama, Dan Seiring 01 September 2014, Pembukaan Festival Buku 01 September 2014, Gerakan Non Tunai BRI Cabang Lumajang 08 September 2014, Pelantikan 5 PNS Sebagai PJ Kades 15 September 2014, foto bupati juga tidak nampak. Dalam setiap kesempatan acara publik, wakil bupatai selalu menyampaikan salam permintaan ma'af bupati Masdar karena tidak bisa hadir secara langsung sebab masih dalam perawatan kesehatan. "Saya menyampaikan salam ma'af dari pak bupatai karena tidak bisa hadir sendiri," ujar wabup saat acara pembukaan piala KONI 2014 di halaman Stadion Semeru Lumajang beberpa waktu lalu. Sejumlah masyarakat juga mempertanyakan kondisi kesehatan bupati Lumajang yang hingga kini belum jelas kabarnya. Dari pengakuan sejumlah pejabat pemkab, seperti Sekda Lumajang kesehetan Bupati mulai membaik, bahkan sudah bisa melakukan kegiatan kerja sebagai bupati seperti tanda tangan. "Saya membaca di Media, bupati dirawat di Surabaya, berarti kalau mau tanda tangan harus ke Surabaya, hal itu kan pemborosan," ungkap Wawan warga jalan Swandak Gang Ngadinem.(Yd/red)
Siap Bertanding, 20 Cabor Ikuti Pembukaan Piala KONI Lumajang 2014
Lumajang(lumajangsatu.com)- Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Lumajang membuka pertandingan cabang olah raga (cabor) untuk memperubutkan piala KONI 2014. Pertandingan piala KONI 2014 dibuka langsung Wakil Bupati Lumajang yang diikuti oleh 20 cabor dibawah naungan KONI. "Pertandingan dalam olah raga bukan semata untuk meraih kemenangan saja, namun berguna bagi kesehatan jasmani dan rohani," ujar Wakil Bupati As'at Malik dihadapan ratusan atlit yang akan mengikuti pertandingan," Rabu (08/10/2014). Wakil Bupati meminta kepada atlit dan wasit agar menjunjung tinggi sifat sportif dan jujur. Disamping itu, wabup menyebutkan bahwa dengan berolah raga maka akan menciptakan badan yang sehat dan jiwa yang sehat. "Dengan jiwa dan raga yang sehat, maka kita akan bisa membangun dan melakukan apa saja," terang Wabup. Sementara itu, Budi Santuso Ketua KONI Lumajang menyatakan piala KONI 2014 akan digelar mulai tanggal 8-18 Oktober 2014. Piala KONI juga menjaring para atlit yang akan mengikuti pial Porprov 2015 di Kabupaten Banyuwangi. "Kita berharap pada piala Porprov 2015 atlit Lumajang bisa menyumbangkan lebih banyak medali emas," paparnya. Berikut daftar cabor yang akan bertanding pada Piala KONI 2014. Balap Sepeda, Bulu Tangkis, Biliar, Catur, Renang, Tenis Meja, Bola Basket, Gulat, Panjat Tebing, Pencak Silat, Tenis Lapangan, Tinju, Senam, Bridge, bola Voli, Karate, Taekwondo, Atletik, Sepak Bola, Sepak Takraw.(Yd/red)