Satgas Minta Masyrakat Patuhi Prokes

Klaster Hajatan dan PMI Sebabkan Positif Covid Lumajang Melonjak

Penulis : lumajangsatu.com -
Klaster Hajatan dan PMI Sebabkan Positif Covid Lumajang Melonjak
dr. Bayu Wibowo IGN, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang

Lumajang - Konfirmasi positif Covid 19 di Kabupaten Lumajang kembali melonjak tajam. Pasalnya, muncul dua klaster, yakni klaster hajatan di Pronojiwo dan klaster Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang kampung.

"Iya melonjak, karena adanya klaster baru, klaster hajatan dan klaster PMI," ujar dr. Bayu Wibowo IGN, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang, Jum'at (18/06/2021).

Klaster hajatan berawal dari sekitar 60 orang dengan tiga mobil menghadiri hajatan di Sidoarjo. Setelah pulang ada yang sakit, setelah dilakukan swab terkonfirmasi positif Covid 19. Kemudian dilakukan tracking dan ada sekitar 13 orang yang positif dan satu meninggal dunia.

"Klaster hajatan di Pronojiwo satu meninggal dunia dan belasan terkonfirmasi positif," terangnya.

Data terakhir tanggal 18 juni 2021 ada 27 isolasi di rumah sakit dan 9 menjalani isolasi mandiri. Satgas terus menghimbau masyarakat tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi aktifitas.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).