Juga Bisa Lacak Potensi Bencana

Polisi Lumajang Dilatih Pakai Aplikasi Lacak Warga Terpapar Covid 19

Penulis : lumajangsatu.com -
Polisi Lumajang Dilatih Pakai Aplikasi Lacak Warga Terpapar Covid 19
Pelatihan aplikasi Silacak Kemenkes dan InaRISK kepada Tracer Digital Polres Lumajang

Lumajang - Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno memberikan pelatihan penggunaan aplikasi Silacak Kemenkes dan InaRISK kepada Tracer Digital Polres Lumajang. Kedua aplikasi tersebut bertujuan untuk menemukan data yang terkonfirmasi covid 19 serta mengetahui bencana alam yang ada disekitar, Rabu (04/08/2021).

Paur Subbag Humas Polres Lumajang Ipda Andrias Shinta menjelaskan tentang sosialiasi aplikasi Silacak. Tujuannya untuk mencari serta memantau yang kontak erat dari kasus yang konfirmasi Covid-19, sehingga mudah menemukan data terkonfirmasi dan dapat segera ditangani.

Aplikasi inaRISK untuk mendeteksi kadar gangguan Covid-19. Kedua aplikasi tersebut, diharapkan dapat mempermudah petugas untuk melakukan proses tracing dan menekan angka konfirmasi positif Covid-19 di suatu wilayah.

Kehebatan dari aplikasi inaRISK bisa mengetahui zona merah, zona oranye, zona kuning, atau zona hijau. Aplikasi ini juga bisa mengetahui resiko bencana alam yang akan terjadi disekitar seperti banjir, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan-lahan, kekeringan, letusan gunung api, tanah longsor, tsunami, dan bencana multibahaya.

Harapannya dengan adanya pelatihan sosialisasi 2 aplikasi ini Bhabinkamtibmas dapat mengaplikasikan di lapangan dan segera berkoordinasi dengan 4 pilar yang menggunakan dan menerapkan aplikasi ini.

"Intinya saling berkoordinasi antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kelurahan, Bidan desa atau bidan kelurahan" tutupnya.(Ind/yd/red)

Pengakuan Terduga Pelaku Penanam Ganja

Ladang Ganja di Hutan TNBTS Argosari Lumajang Sudah Panen Sekali

Lumajang - Ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dusun Pusung Atas Desa Argosari Kecamatan Senduro ternyata sudah berlangsung selama 9 bulan. Dari pengakuan pelaku, penanaman ganja dilakukan sejak bulan Januari 2024 dan sudah panen satu kali. Saat hendak panen kedua, keberadaan ladang ganja di hutan TNBTS keburu diketahui.