Berlarut Hingga Setahun Lebih

Ini Cerita Penanganan Dugaan Korupsi Bibit Pisang Mas Kirana Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Ini Cerita Penanganan Dugaan Korupsi Bibit Pisang Mas Kirana Lumajang
(dok) PMII Demo bawa bibit pisang di Kejaksaan negeri Lumajang

Lumajang - Polemik penanganan kasus dugaan korupsi pengadaan bibit pisang mas Kirana berawal dari rilis Kejaksaan Negeri Lumajang tanggal 21 Juli 2022, sehari menjelang peringatan Hari Bhakti Adhyaksa (HBA). Rilis disampaikan langsung oleh Kasi Pidana Khusus (Pidsus) yang saat itu dijabat oleh Lilik Prasetyo SH,. MH.

Meski sudah menyatakan kasus tersebut naik pada tahap penyidikan, namun Kejaksaan Lumajang belum menetapkan satupun tersangka dalam kasus tersebut. Kejaksaan saat itu berjanji, dalam waktu dua minggu akan segera mengumumkan nama-nama siapa yang terlibat dalam dugaan kasus korupsi tersebut.

Namun, hingga Kajari dan Kasi Pidsus pindah tugas dan sudah berlalu setahun lebih, perkara tersebut belum ada tersangkanya. Masyarakat Lumajang terutama mahasiswa kemudian bertanya-tanya, mengapa penanganan kasus tersebut molor hingga setahun.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Lumajang kemudian melakukan aksi demo menanyakan penanganan kasus tersebut pada tanggal 8 Agustus 2022 lalu. Pihak kejaksaan kemudian beralasan masih menunggu hasil audit dari Kementerian Pertanian yang menghitung kerugian negara.

Kasus tersebut juga sudah dibawa ke jalur hukum dengan dilakukan pra peradilan oleh Kongres Pemuda Indonesia (KPI) Kabupaten Lumajang. Bahkan, sidang pra peradilan sudah dua kali disidangkan di Pengadilan Negeri Lumajang.

 Khoirul Hasan, Ketua Cabang PMII Lumajang meminta agar Kejaksaan segera memperjelas kasus tersebut. Jika memang tidak bisa membuktikan, maka segera dilakukan penghentian penyidikan. Namun, jika memenuhi unsur, maka segera tetapkan tersangka.

“Kita ingin ada kejelasan hukum agar tidak menimbulkan kegelisahan berkepanjangan bagi orang-orang yang terlibat,” terang Hasan usai aksi demo PMII yang kedua, Kamis (21/09/2023).

Dalam rilis Kejaksaan sebelumnya, dana pengadaan bibit pisang mas Kirana bersumber dari APBN dengan nilai Rp1.485.484.000 pada Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang. Dimana, negara diperkirakan mengalami kerugian hingga 800 juta rupiah.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Miliki Bahan Baku Melimpah

Warga Pundungsari Lumajang Produksi Kripik Nangka dan Rambak Pisang Kualitas Premium

Lumajang - Desa Pundungsari di Kecamatan Tempursari memiliki kawasan subur dengan potensi pertanian yang melimpah. Warga Pundungsari memperkenalkan salah satu produk unggulannya yakni Keripik Nangka dan Rambak Pisang. Produk ini diproduksi oleh Amrita, sebuah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berlokasi di Dusun Sukosari, Desa Pundungsari. Berkat inovasi dan dedikasi, produk ini menjadi pilihan camilan sehat dan lezat yang diminati masyarakat.

Telan Anggaran Besar

Lumajang Siap Jalankan Program Prioritas Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo

Lumajang - Penjabat (Pj.) Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Bunda Yuyun)  menyatakan dukungannya terhadap program makan bergizi gratis yang menjadi andalan Presiden Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan usai menghadiri rapat koordinasi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa (7/1/2025), yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.