Hikmat Kehidupan

Esensi Fungsi Puasa

Penulis : lumajangsatu.com -
Esensi Fungsi Puasa
Abdul Wadud Nafis Pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Kutorenon Kecamatan Sukodono Kab. Lumajang

Lumajang - Allah mewajibkan  kepada umat Islam agar berpuasa di bulan Ramadhan sebulan penuh, yaitu menahan diri tidak makan, tidak minum dan tidak melakukan hubungan suami istri sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dengan diniati berpuasa pada malam hari.

Puasa melatih orang-orang yang beriman tidak mengikuti dorongan nafsu makan di siang hari  untuk melatih menahan nafsu makan demi mengikuti ridho Allah, dengan latihan menahan diri tidak makan dan tidak minum di siang hari mampu menahan diri tidak makan harta haram dan makanan haram demi mengikuti ridho Allah, jika pada siang hari mampu tidak makan dan tidak minum karena takut batal puasanya,  maka dia akan mampu di waktu-waktu yang lain tidak makan makanan yang diharamkan oleh Allah karena takut mendapatkan murka dan azab dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Orang yang berpuasa menahan diri tidak melakukan hubungan suami istri sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari ini adalah bentuk latihan kepada orang-orang yang beriman, agar mampu menahan diri dari dorongan seks yang diharamkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala di waktu-waktu yang lain, maka orang yang beriman yang belum menikah mampu menjaga pandangan matanya dan tidak melihat wanita yang bukan mahramnya, karena mengharapkan Ridha Allah subhanahu wa ta'ala dan orang yang sudah memiliki istri tidak melakukan hubungan seks selain dengan istrinya Karena mengharapkan cinta dan rahmat Allah.

Dengan demikian syariat puasa ini bukan sekedar berpuasa secara lahir, yaitu menghindari makan,  minum dan melakukan hubungan suami istri, tapi hakikatnya melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya semata-mata mengharapkan ridho Allah dan takut terhadap murkanya. Maka orang yang berpuasa yang  hanya tidak makan dan tidak minum, akan tetapi yang dilihat oleh matanya hal-hal yang haram,  hal-hal yang didengarkan oleh telinga suara yang haram,  yang dibicarakan oleh lidahnya,  hal-hal yang diharamkan yang,  dikerjakan oleh tangannya hal hal yang diharamkan dan kakinya melangkah pada tempat-tempat yang diharamkan serta hatinya penuh dengan rasa iri,  dengki,  sombong dan penyakit-penyakit hati yang lain, maka puasanya sia-sia dan tidak mendapatkan pahala dari Allah subhanahu wa ta'ala,  tidak mendapatkan rahmat dari Allah subhanahu wa ta'ala dan puasanya tidak menjadi tameng dari api neraka. 

Rasulullah bersabda: 

  Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR An-Nasa’i)

Yang paling menarik dalam kehidupan nyata sebagian besar orang yang berpuasa hanya menahan diri tidak makan dan tidak minum dan tidak melakukan hubungan suami istri,  tapi sayangnya melakukan perbuatan dosa,  baik dikerjakan oleh hati maupun anggota badan yang dzahir.  oleh karena itu kita sebagai orang yang beriman hendaknya melaksanakan puasa yang membuat kita menjadi orang-orang yang betul-betul bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala yaitu,  melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya semata-mata mengharapkan ridho dari Allah subhanahu wa ta'ala, baik dalam kondisi sendirian maupun bersama-sama,  baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi. Wallahu a'lam bish shawab.(Red)

Penulis : Abdul Wadud Nafis Pengasuh Ponpes Manarul Qur’an Kutorenon Kecamatan Sukodono Kab. Lumajang

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.