Agar Petani Tak Gagal Panen

Pemerintah Lumajang Terus Lakukan Pengendalian Hama Tikus

Penulis : lumajangsatu.com -
Pemerintah Lumajang Terus Lakukan Pengendalian Hama Tikus
Pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha) di lahan pertanian

Lumajang - Antisipasi serangan hama tikus, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur melakukan gerakan massal pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tikus. 

Koordinator Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Lumajang, Matkasan mengungkapkan bahwa selama Agustus 2024, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) melaksanakan gerakan massal pengendalian OPT di 15 Kecamatan yang terkena dampak serangan tikus. 

Gerakan massal yang dilakukan berupa pemasangan Rumah Burung Hantu (Rubuha), gerakan pengumpanan dan pengemposan asap beracun.

"Mulai tanggal 8 Agustus ini sampai tanggal 30 Agustus ada sekitar 15 titik kelompok tani akan dilakukan gerakan massal pengendalian OPT Tikus," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (08/08/2024).

Serangan tikus dapat menyebabkan kegagalan panen kalau tidak diantisipasi. Oleh karena itu, perlu gerakan bersama baik oleh pemerintah, POPT, stakeholder dan petani untuk mewaspadai kemunculan tikus dan kompak melakukan segala upaya pengendalian tanpa henti.

"Tikus bisa terkendali kalau pola tanam serempak, sanitasi lingkungan baik dan pemanfaatan musuh alami predator rumah burung hantu serta ketika ada serangan kita spot stop, dengan gerakan pengendalian berupa krobyokan atau pakai pengemposan asap beracun," jelas Matkasan.

Serangan hama tikus sebagaimana dijelaskan Matkasan, disebabkan oleh beberapa hal seperti pola tanam tidak serentak, sanitasi lingkungan mendukung perkembangan OPT Tikus.

"Biasanya karena pematang kotor, banyak tanaman rumput gajah dan topografi bebatuan," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa salah satu upaya yang efektif adalah pemanfaatan predator alami tikus yakni burung hantu dalam mengendalikan tikus secara ramah lingkungan. Burung hantu mampu membunuh hingga 10 ekor tikus dalam semalam. Karena burung hantu tidak dapat membuat sarang sendiri, maka perlu disiapkan rubuha sebagai tempat singgah maupun berkembang biak.

"Salah satu yang efektif adalah memanfaatkan predator alami, yakni burung hantu, tetapi karena tidak bisa membuat sarangnya sendiri makanya ada gerakan pemasangan rumah burung hantu. Pemanfaatan burung hantu bisa saya katakan efektif, mereka ini aktif malam hari, 1 ekor makan 1-3 ekor tikus, yang dibawa pulang atau dibunuh bisa 5-10 ekor tikus," pungkasnya.(Kom/red)

Pengakuan Terduga Pelaku Penanam Ganja

Ladang Ganja di Hutan TNBTS Argosari Lumajang Sudah Panen Sekali

Lumajang - Ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dusun Pusung Atas Desa Argosari Kecamatan Senduro ternyata sudah berlangsung selama 9 bulan. Dari pengakuan pelaku, penanaman ganja dilakukan sejak bulan Januari 2024 dan sudah panen satu kali. Saat hendak panen kedua, keberadaan ladang ganja di hutan TNBTS keburu diketahui.