Pure

HUT Lalu Lintas Bhayangkara Satlantas Polres Lumajang Bersihkan Tempat Ibadah

Penulis : -
HUT Lalu Lintas Bhayangkara Satlantas Polres Lumajang Bersihkan Tempat Ibadah
Anggota Satlantas Polres Lumajang ketika kerja bhakti di Pura Mandhara Giri Semeru Agung Senduro

Lumajang – Dalam rangka memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-69 tahun 2024, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Lumajang menggelar kegiatan bhakti sosial dengan membersihkan sejumlah tempat ibadah di wilayah Lumajang , Rabu (11/9/2024) 

Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud kepedulian Polri terhadap keberagaman dan kerukunan umat beragama.

Kasat Lantas Polres Lumajang, AKP Mohamad Syaikhu, mengatakan bahwa kegiatan bhakti religi ini merupakan bentuk nyata dari pengabdian Polri kepada masyarakat. 

"Selain menjaga keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas, kami juga ingin menunjukkan bahwa Polri hadir di tengah masyarakat untuk berbagai kegiatan positif," ujar AKP Syaikhu saat ditemui di lokasi kegiatan, Rabu (11/9/2024).

AKP Mohamad Syaikhu, menyampaikan bahwa kegiatan ini memiliki makna yang sangat dalam. 

"Bhakti religi ini bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian Polri kepada masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut, AKP Syaikhu berharap kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan. 

"Dengan menjaga kerukunan, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua," tambahnya.

Kegiatan bersih-bersih tempat ibadah ini menyasar sejumlah tempat ibadah, seperti Mushola Al-Ikhlas, Pure Mandaragiri Semeru Agung Senduro, dan Gereja GPIB Panjaitan Lumajang. 

Para personel Satlantas dengan semangat gotong royong membersihkan lingkungan sekitar tempat ibadah, mulai dari menyapu, mengepel, hingga membuang sampah.

Selain kegiatan bersih-bersih, Satlantas Polres Lumajang juga menyerahkan sejumlah alat kebersihan kepada pengurus masing-masing tempat ibadah. Hal ini diharapkan dapat membantu menjaga kebersihan dan kenyamanan tempat ibadah tersebut.

"Kami berharap kegiatan ini dapat mempererat tali silaturahmi antara Polri dengan masyarakat, khususnya tokoh agama dan pengurus tempat ibadah," tambah AKP Syaikhu.

Kegiatan bhakti religi ini mendapat apresiasi positif dari masyarakat dan tokoh agama. Mereka menilai kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Satlantas Polres Lumajang yang telah peduli dengan tempat ibadah kami. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan," ujar salah satu tokoh agama (Ind/red).

Editor : Redaksi

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).

Dibuat Dari Bambu Muda

Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, Krecek Bung Kuliner Asli Lumajang Bertekstur Daging Empuk

Lumajang - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali menorehkan kebanggaan di kancah nasional. Salah satu kuliner tradisional khasnya, Krecek Rebung, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia pada 16 November 2024. Pengakuan ini menjadi bukti keunikan dan kekayaan budaya lokal Lumajang yang terus dilestarikan.

Hikmah Kehidupan

Urgensi Tasawuf Dalam Menghadapi Krisis Spiritual di Era Modern

Lumajang - Di tengah gemerlapnya dunia yang serba digital dan material, manusia semakin terjerat dalam pusaran kehidupan yang cepat dan penuh tekanan. Keberhasilan diukur dengan angka, kebahagiaan dinilai dengan kepemilikan, dan kedamaian seolah menjadi barang langka yang hanya bisa diraih oleh segelintir orang. Namun, meskipun segala kemajuan teknologi dan inovasi telah memberikan kenyamanan fisik, banyak yang merasakan kekosongan jiwa yang mendalam, kehilangan arah, dan semakin jauh dari makna hidup yang sejati. Krisis spiritual ini bukan hanya sekedar fenomena individu, tetapi sebuah bencana sosial yang mengancam dasar-dasar kemanusiaan kita.