Lewat Pertemuan Forum Komunikasi Germas Kabupaten

Dinkes Lumajang Rumuskan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Guna Percepat Penurunan Stunting

Penulis : -
Dinkes Lumajang Rumuskan Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Guna Percepat Penurunan Stunting
Pertemuan Forum Komunikasi Germas Tingkat Kabupaten Tahun 2025

Lumajang - Dinas Kesehatan, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang terus berupaya menurunkan angka stunting. Salah satunya dengan kegiatan Pertemuan Forum Komunikasi Germas Tingkat Kabupaten Tahun 2025, Senin (16/06/2025) di Aula Pisang Raja Kantor Dinkes P2KB Lumajang.

Fellicia Faustina, S.KM, Fasilitator penyusunan dokumen strategi komunikasi percepatan penurunan stunting dari unsur Bappeda Kabupaten Lumajang menyatakan, untuk lebih memaksimalkan penurunan kasus stunting, pemerintah mencoba mengkaji penyebab masalah stunting berdasarkan kondisi riil di Kabupaten Lumajang. Penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi.

Keempat faktor tersebut mempengaruhi asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Intervensi terhadap keempat faktor tersebut diharapkan dapat mencegah masalah gizi. Pencegahan stunting memerlukan intervensi gizi yang terpadu, mencakup intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Pengalaman global menunjukkan bahwa penyelenggaraan intervensi yang terpadu untuk menyasar kelompok prioritas di lokasi prioritas merupakan kunci keberhasilan perbaikan gizi dan tumbuh kembang anak, serta pencegahan stunting.

Dengan mengacu kepada kondisi yang telah dipaparkan di atas, diperlukan Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Penurunan Stunting di Lumajang yang disusun terpadu melibatkan berbagai peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku kepentingan untuk mendukung komunikasi perubahan perilaku pencegahan stunting. Kombinasi elemen advokasi kebijakan, kampanye, Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan mobilisasi sosial akan saling melengkapi dan meneguhkan untuk memperkuat proses pengambilan keputusan, koordinasi, kualitas dan akuntabilitas program yang akan diimplementasikan.

Dinas Kesehatan P2KB selaku OPD teknis penanggungjawab program Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan memandang perlu melakukan perumusan dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Penurunan Stunting sebagai acuan bersama lintas sektor dan lintas program.

"Ada 6 pesan kunci dalam perumusan ini, yakni pemberian tablet tambah darah pada Rematri, Catin dan Ibu Hamil, kelas ibu hamil, pemberian makan bayi dan anak (PMBA), cuci tangan pakai sabun (CTBS), jamban dan Posyandu," jelasnya.

Sementara itu, Ratih Sulistyoningrum, S.KM selaku Ketua tim kelompok kerja promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat menyatakan prevalensi stunting dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia. Situasi ini melatarbelakangi terbentuknya peraturan presiden (perpres) RI nomor 72 tahun 2021 tentang upaya percepatan penurunan stunting.

Kabupaten Lumajang menjadi salah satu lokus penerapan upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi Jawa Timur. Hal ini didasarkan atas kasus stunting di Kabupaten Lumajang yang cukup meningkat. Menurut data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 di Kabupaten Lumajang diketahui prevalensi angka stunting sebesar 29,9%.

Berbagai intervensi dilakukan untuk penurunan prevalensi kasus tersebut hingga di tahun 2024 didapatkan hasil SSGI mencapai 23,4% yang diartikan mengalami penurunan kasus dibandingkan tahun 2023.

"Alhamdulillah, ada penurunan prevalensi stunting di 2024 sekitar 6 persen lebih. Pemerintah Lumajang terus menargetkan turun hingga 14 persen sesuai target nasional dan jika bisa zero stunting," pungkasnya.(Red)

Editor : Redaksi