Unik, Kerbau Hewan Malas Ternyata Juga Bisa Lari Kencang

Penulis : lumajangsatu.com -
Unik, Kerbau Hewan Malas Ternyata Juga Bisa Lari Kencang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Hewan ternak kerbau memang berbeda dengan hewan ternak lain, selain memiliki tubuh yang besar hewan yang biasa berendam di lumpur ini terkenal sangat malas. Tentu sangat unik dan menarik jika hewan termalas ini juga bisa di adu kecepatannya untuk menuju garis finish dengan panjang lapangan sekitar 150 meter.

Untuk dapat memacu hewan kerbau ini dapat berlari kencang, tentu harus memerlukan strategi khusus terutama bagi sang joki yang bertugas memacu agar kecepatan sang kerbau dapat bertahan.

"Kita harus bisa mengimbangi diri agar tidak jatuh mas, selain itu kalau lari kerbau tidak kompak maka kita harus memukulnya agar sajajar sehingga larinya akan lebih kencang dan lurus," ujar Ngadiman Joki Kerapan Kerbau satt ditanya lumajangsatu.com.

Tidak hanya itu, agar kerbau dapat berlari maksimal di lautan lumpur juga memerlukan stamina yang cukup sehingga kerbaunya tidak lamban saat berlari.

"Sebelumnya, kerbau ini harus dirawat secara khusus seperti di kasih jamu-jamuan, dilatih fisik dan mentalnya setiap pagi," saut Niman peternak kerbau kerap saat berbincang sejumlah awak media.

Tradisi kerapan kerbau bagi masyarakat Lumajang bukan hanya kegiatan biasa, namun selain sebagai ajang silaturrahmi dan hiburan kerapan ini juga bertujuan sebagai bentuk syukur atas jasa kerbau yang selama ini kerap membantu petani dalam menggarap ladangnya.(Mad/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).