Wisata Bahari Lumajang

Serunya Selfie di Jembatan Bambu Pantai Mbah Drajid Wotgalih Lumajang

Penulis : lumajangsatu.com -
Serunya Selfie di Jembatan Bambu Pantai Mbah Drajid Wotgalih Lumajang
Para pengunjung berfoto ria di jembatan bambu pantai Wotgalih Lumajang

Yosowilangun - Kawasan wisata Pantai Mbah Drajid Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun perlahan tapi pasti mulai jadi jujukan wisatawan. Selain keindahan pantai, yang menarik yaitu jembatan bambu menjorok ke laut dan ramai digunakan sebagai spot foto selfie bagi pengunjung, Minggu, (26/09/2021).

Dari lokasi parkir, sudah tampak jembatan bambu ini yang memanjang. Warna bambu juga dibuat natural, tanpa dilapisi cat. Untuk merekatkan antar bambu, dipakai tali dari ijuk dan juga paku.

Liburan ke pantai tentu terbayangkan oleh kita adalah pemandangan laut lepas dan khas suara deburan ombak yang mengundang kerinduan, salah satu pantai yang membuat kita terperangah akan keindahannya adalah Pantai Mbah Drajid Wotgalih.

Setiap pantai memiliki daya tariknya masing-masing, begitu juga dengan Pantai Wotgalih. Kalian akan dibuat terpesona karena ombak yang cukup kuat dan keras, gulungan ombak yang tinggi membuat pemandangan pantai ini banyak digemari oleh wisatawan yang menyukai suasana ekstrim.  

Selain ombak pantai yang mengagumkan terdapat daya tarik lain yang bisa dinikmati, pertama terdapat jembatan bambu. Pemandangan menuju laut lepas dan hembusan angin yang menyegarkan membuat pengunjung tak akan merasa bosan meski menghabiskan waktu berjam-jam di pantai ini.

Di lokasi pantai juga terdapat taman bermain yang tak begitu luas cocok sekali dijadikan spot foto yang romantis untuk pasangan yang berkunjung ke pantai ini, pemandangan yang begitu lepas dengan pesona yang tiada duanya.

Setelah puas menikmati keindahan alam pantai, saatnya kamu menikmati kuliner yang ada di sekitar pantai. Jika berkunjung ke pantai ini wajib mencoba kuliner dengan konsep rumah bambu, wah apakah tidak berbahaya? Tenang saja, bangunan yang didesain sudah sangat kokoh sehingga aman untuk siapa saja yang datang. Makanan khas wisata ini cocok untuk memanjakan perut, rasa makanan yang lezat dengan komposisi bumbu yang pas tentu tidak akan mengecewakan.

Menurut salah satu pengunjung Uswatun Hasanah (21) warga Desa Jokarto mengungkapkan bahwa kuliner disini beragam dan bisa memilih sesuai dengan isi kantong.

"Ya bisa menyesuaikan untuk kulinernya dan rasanya mantap," ata Us.

Sedangkan menurut Merry (30) Warga Desa Yosowilangun mengatakan bahwa kuliner disini beragam. Terlebih sebelum memasuki area pantai sudah disambut dengan macam-macam kuliner dan ala cafe pantai.

"Kalau untuk buat spot foto kuliner bagus dan instagramable" kata Pria bujang itu.

Harga tiket masuk ke lokasi sangat terjangkau untuk siapa pun, biaya yang harus dikeluarkan pengunjung sebesar Rp 5.000 include parkir sepeda motor.

Fasilitas yang tersedia sudah sangat memadai untuk para pengunjung seperti Musala, warung makan, toilet, gazebo, dan masih banyak fasilitas yang bisa dinikmati oleh pengunjung.

Bagi kalian yang akan berkunjung kesini jangan lupa menggunakan masker dan tetap menerapkan protokol kesehatan.(Ind/yd/red)

Editor : Redaksi

Lumajang Maju dan Makmur

Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning

Lumajang - Dalam rangka membangun kedamaian dan persatuan di wilayah Lumajang, relawan paslon 01 (Cak Thoriq – Ning Fika) bersama Gus Hafidzul Ahkam dari Probolinggo dan jamaah Riyadhul Jannah Lumajang mengadakan acara Sholawat & Do’a Bersama. Acara ini berlangsung di Lapangan Desa Jokarto Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang Kamis, (21/11/2024) malam.

Opini

Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan

Lumajang - Saat ini dunia ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan sudah sangat maju khusus pada bidang kesehatan. Dengan adanya kemajuan tersebut segala hal akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan, seperti dalam hal mendiagnosis penyakit dan menentukan kemungkinan waktu kematian seseorang dengan tingkat akurasi tinggi dan hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan logis. Bahkan para dokter kini pun juga dapat memberikan bantuan dalam mengakhiri kehidupan pasien  dengan kondisi medis yang memiliki tingkat kesembuhan relatif rendah atau dalam kondisi penyakit terminal. Proses ini dikenal dengan istilah Euthanasia (Fahrezi & Michael, 2024).