Lumajang (lumajangsatu.com) - Dianggap tidak melaksanakan kegiatan dan melanggar AD/ART KBM STKIP PGRI LUmajang, BEM STKIP didemo belasan mahasiswa. Ketua BEM STKIP M. Arif Wijaya dituntut mundur dari kursi jabatannya. "Jika seperti ini terus, maka BEM tidak akan meju dan kegiatan STKIP akan terbengkalai," ujar M. Fauzi ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) STKIP PGRI Lumajang, Kamis (21/05/2015). Dalam tuntutannya mahasiswa meminta pengunduran diri Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa secara resmi. Meminta ketua STKIP PGRI Lumajang segera meberhetikan Presma dan Wapres. Mahasiswa meminta agar segera diadakan Audensi DPM, BEM dan UKM dengan ketua STKIP PGRI Lumajang paling lambat tanggal 21 Mei 2015. Ketua STKIP PGRI Lumajang diminta segera menunjuk DPM untuk melaksanakan sidang istimewa mahasiswa (SIM) paling lambat 02 Juni 2015. Setelah melakukan dialog, perwakilan mahasiswa kemudian diterima pihak akademik. "Kita meminta pihak akademik mendukung gerakan kita, agar Presma BEM STKIP PGRI segera diberhentikan," terangnya. Saat aksi berlangsung, tidak terlihat katua Presma STKPI PGRI M. Arif Wijaya. Demikian juga Wapres Finka juga tidak terlihat menemui puluhan mahasiswa tersebut.(Yd/red)
Pendidikan Dan Kesehatan
Tutut Ketua BEM Mundur, Mahasiswa STKIP PGRI Lumajang Nyaris Bentrok
Lumajang (lumajangsatu.com) - Belasan mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Lumajang menggelar aksi di depan kampus. Mahasiswa menuntut ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mundur karena tidak melaksanakan kegiatan sama sekali. Belasan mahasiswa tersebut berasal daru Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM). Ketua BEM M. Arif Wijaya dinilai melakukan pelanggaran AD/ART KBM STKIP PGRI, tidak segera menggelar rapar kerja (raker) serta sejumlah pelanggaran yang lainnya. "Ketua BEM hingga kini tidak menggelar raker, melanggar AD/ART dan melakukan penundaan pelantikan UKM," ujar M. Syahwal Ali salah satu mahasiswa jurusan Ekonomi, Kamis (21/05/2015). Aksi yang sempat memanas karena satpam STKIP PGRI hendak memukul mahasiswa. Namun, tidak sampai terjadi bentrok karena mahasiswa segera mengamankan satpam dan juga mencegah terjadinya cekcok. Setelah bagian kemahasiswaan STKIP PGRI Agus Irianto menemui sejumlah mahasiswa ketenagan mulai mereda. Akdemik akhirnya siap menemui para mahasiswa untuk menampung aspirasi dari mahasiswa. "Apakah sholat dulu, atau langsung melakukan dialog," ujar Agus kepada sejumlah mahasiswa.(Yd/red)
Baleho Free Sex di Tempursari, Dinkes Berdalih Untuk Penilaian Dokter Teladan
Lumajang (lumajangsatu.com) - Pro dan kontra terhadap pemasangan baleho berisikan perang terhadap free sex (sex bebas) dijalan protokol Tempursari, Dinas Kesehatan mulai angkat bicara. Pemasangan baleho tersebut bertujuan agar mencegah anak muda berperilaku menyimpang dilokasi-lokasi wisata. "Itu bukan berarti di Tempursari sudah sangat darurat free sex," ujar dr Triworo kepala Dinas Kesehatan Lumajang, Rabu (20/05/2015). Pemasangan baleho tersebut merupakan sebuah inovasi dari Saka Bhakti Husada, Pramuka dibawah naungan Dinkes, untuk memerangi pergaulan bebas. Disamping itu, pemasangan baleho juga sebagai kredit poin bagi penilaian dokter teladan dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. "Itu kemaren kita pasang pas ada kunjungan penilaian dokter teladan dari Pemerintah Jawa Timur," terang ibu berkacamata itu. Disamping memasang baleho, Saka Bhkati Husada juga membuka kafe yang bisa digunakan para pemuda Tempursari untuk curhat persoalan pribadinya. "Kita juga buka kafe, dimana para pemuda bisa curhat permasalahan pribadinya," terangnya. Sementara itu, Catur Pujo Satoto anggota DPRD Lumajang asal Tempursari menyatakan setuju dengan pemasangan baleho tersebut. Namun, jangan hanya baleho akan Muspika harus melakukan aksi nyata agara di Tempursari tidak rawan free sex. "Secara pribadi saya setuju saja, namun jangan baleho saja akan tetapi Muspika melakukan aksi nyata dengan turun langsung, bukan bersifat himbauan saja," paparnya. Diakui Catur, saat dirinya menjadi guru SMA atau SMK, setiap tahun pasti ada saja siswi yang putus sekolah karena hamil diluar nikah. "Saya dulu kan juga guru, setiap tahun pasti ada saja siswa yang putus sekolah karena hamil diluar nikah," pungkas politisi NasDem itu.(Yd/red)
Pendakian Ke Semeru Membludak, Antrian di Toilet Kering di Ranu Kumbolo Jadi Pemandangan Lucu
Lumajang(lumajangsatu.com) - Di Ranu Kumbolo, Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyediakan 6 kamar toilet kering. Namuan, ada pemandangan yang unik dan lucu, pasalnya wisatawan antri untuk Buang Air Besar (BAB). Pemandangan wisatawan maua BAD ke Toilet jadi Guyonan dan Candaan para pendaki. Pasalnya, selain antri saat mendaki dari Ranu Pane ke Ranu Kumbolo, antrian juga terjadi saat BAB. Untuk ada Toilet kering, kalau gak ada bisa buang sembarang tempat, ih menjijikan, jelas Akmat, pendaki asal Jakarta. Waduh, jangankan mau ke Ranu Kumbolo, BAB pun harus antri, jelas Sukantono, pendaki Asal Depok. Membayangkan antri dan harus membuang air besar. Ketika Lumajangsatu mendekati Toilet Kering, ada pemadangan yang cukup mengelikan, selain bau, ternyata pendaki ada yang jorok.(ls/red)
Komisi D Sidak Puskesmas dan RSUD Pasirian Yang Beda Dalam Berikan Pelayanan
Lumajang(lumajangsatu.com) - Komisi D DPRD Lumajang melakukan kunjungan ke Puskesmas dan Rumah Sakit Pasairian. Pasalnya, di dua pusat pelayanan kesehatan masyarakat ada perbedaan dalam memberikan pelayanan ke pasien. Laporan yang masuk ke Komisi D, Banyak masyarakat yang memilih melakukan perawatan di Puskesmas di Banding di Rumahh Sakit. Selain murah dan pelayanannya juga sangat baik. "Ini sungguh menjadi perhatian kami, karena keluhan masyarakat," ungkap Bukasan, Wakil Ketua Komisi D. Komisi D sangat kaget dengan adanya program pemerintah yang juga politik dari As'at Malik, mendirikan Rumah Sakit kelas C. Tapi pelayanannya kurang memuaskan, padahal sudah diatur dari Perda SOTK RSUD Pasirian. "Sebenanrnya ada aturan, kenapa tidak dilaksanakan," jelasnya.(ls/red)
Rayakan Kelulusan, Ribuan Pelajar Blokir Jalan Lintas Selatan
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ribuan pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA)/ sederajat gelar konvoi perayaan kelulusan di Jembatan Perak Desa Sumber Wuluh Kecamatan Pronojiwo Lumajang, saking banyaknya pelajar yang berada ditepi jalan akibatkan kemacetan panjang di Jalan Lintas Selatan (JLS) hingga ratusan meter, Jumat (15/05/2015). Aksi konvoi dengan cat dan coret seragam sekolah ini dilakukan sebagai ucapan selamat tinggal pada masa sekolah, dan ucapan syukur atas kelulusan yang diraihnya. "Ya seneng mas bisa lulus," ungkap Rahmad Ardi salah satu pelajar asal SMKN Pasirian Lumajang saat ditanya lumajangsatu.com. Ironisnya, kerumunan ribuan pelajar ini sebabkan kemacetan panjang hingga berjam-jam di jalur penghubung Lumajang-Malang, sebab tidak sedikit kendaraan pelajar diparkir di bahu jalan. "Ya ini pas macet, gara-gara kelulusan itu," papar Surnam salah satu pengguna jalan. Lebih lanjut ia telah lama mengantri untuk bisa melewati jembatan perak tersebut, sebab tidak hanya dari arah Malang-Lumajang yang macet, dari arah berlawananpun juga terdapat banyak kendaraan roda 4. "Sedauh seperempat jam mas saya terjebak kemacetan ini," tambah supir itu dengan nada sendu. Beruntung, polisi segera tiba dilokasi konvoi, hingga akhirnya para pelajar ini berhamburan saat di bubarkan oleh seorang anggota Kepolisian setempat. (Mad/red)
Inilah 23 Lokasi Free Sex Tempursari, Kuburan Umbulsari Masuk Kategori
Lumajang (lumajangsatu.com) - Tak hanya memasang baliho bahaya free sex (sex beas), namun salah satu baliho juga bertuliskan tempat-tempat yang rawan terjadinya free sex. baliho tersebut juga nampak terpampang disebelah kantor Koramil Tempursari. Berikut lokasi-lokasi rawan sex bebas: 1. Jembatan Bulurejo 2. Kuburan Umbulsari 3. Gang Sawah Karangmenjangan 4. Gubuk Rowo Giyem 5. Pintu Masuk Godek 6. Rowo Giyem 7. Argosari 8. Tegalrejo 9. Jembatan Bulurejo 10. Rowo Pandan 11. Pancen 12. Jembatan Karangmenjangan 13. Jembatan Argosari 14. Cemoro TPI 15. Pandan-pandanan TPI 16. Pesisir TPI 17. Jalan Provinsi JLS 18. Jembatan Gantung 19. Watu Godek 20. Bok Karangmenjangan 21. Gubuk Watu Godek 22. TPI 23. Jembatan Watu Godek Banyaknya lokasi free sex yang ada di Tempursari berasal dari laporan warga karena kerap menemukan muda-muda sering melakukan kegitan mesum. Bahkan, warga yang melihat biasanya langsung mengusir agar tidak berbuat hal-hal yang dilarang agama dan hukum.(Yd/red)
Tekan Kecurangan UN CBT, Peserta UNAS Diawasi Kamera CCTV
Lumajang(lumajangsatu)- Kecurangan dalam pelaksanaan Ujian Nasional memang kerap kali terjadi, untuk mengantisipasi kecurangan selama ujian pihak Sekolah SMPN 01 Lumajang pasang kamera CCTV untuk mengawasi para peserta UNAS CBT selama pelaksanaan. Hal tersebut sengaja dilakukan oleh pihak sekolah untuk menunjukkan kepada publik jika pihak SMPN 01 Lumajang serius dalam mengedepankan kejujuran pada jiwa peserta didiknya. "Sebagai upaya pengawasan yang maksimal agar dalam jalannya pelaksanaan Ujian tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan," papar Agus Salim Kepala Sekolah SMPN 01 Lumajang kepada sejumlah awak media. Masih katanya Agus Salim, sejatinya pengawasan dengan sistem silang oleh 3 orang pengawas sudah bisa menekan siswa agar tidak melakukan kecurangan, namun pihaknya bersikukuh untuk mengantisipasi dengan memasang kamera CCTV tersebut. "Sebenarnya pengawasan dengan sistem silang ini merupakan hal yang lumrah ya, namun dengan kamera CCTV ini agar lebih meyakinkan pada publik bahwa inilah sistem ujian yang sifatnya jujur," tambah Pria berposter tubuh tinggi itu sembari tersenyum. Sementara peserta Ujian sendiri mengaku tidak terpengaruh dengan pengawasan dari kamera CCTV dalam menjawab soal Ujian Nasional CBT. "Biasa aja mas, kita tetap bisa fokus kok lagi pula kita kan tidak mau juga kalau lulus tapi dengan cara ngerpek," ujar Muhammad Rifki salah satu siswa SMPN 01 Lumajang. (Mad/red)
Istimewa.....! Se-Tapal Kuda Hanya Di Lumajang UN CBT
Lumajang(lumajangsatu.com)- Ratusan Siswa/i SMPN 01 Lumajang ikuti Ujian Nasional dengan sistem Computer Based Test (CBT) di dua lab SMPN 01 Lumajang. Para siswa ini mengaku lebih asik Ujian Nasional dengan CBT dari pada Ujian yang manual, Senin (04/05/2015). "Lebih asik cuma ngeklik aja, kalau yang biasa kan masih harus melingkari segala," papar Muhammad Rifki, salah satu siswa SMPN 01 Lumajang saat ditanya lumajangsatu.com. Hal senada juga diungkapkan oleh Ahmad Fahmi, menurutnya Ujian Nasional dengan CBT ini selain lebih mudah juga lebih efektif sehingga para siswa lebih banyak memiliki waktu untuk memeriksa ulang jawabannya. "Dengan CBT ini kita lebih cepat ngerjakannya mas, kan bisa punya banyak waktu untuk mengoreksi ulang jawabanku," paparnya. Dari 40 SLTP se-Indonesia hanya 11 SMP yang melakukan Ujian Nasional dengan CBT di Jawa Timur termasuk SMPN 01 Lumajang, sehingga perlu mendapat perhatian dari sekolah lain yang sederajat agar juga memakai sistem yang sama pada tahun depan. "Hanya 11 Sekolah mas se-Jawa Timur, kalau se-tapal kuda hanya SMPN 01 Lumajang ini," ungkap Agus Salim Kepala Sekolah SMPN 01 Lumajang. (Mad/red)
SMPN 01 Lumajang Siap Hadapi Ujian Nasional Sistem Computer Based Test
Lumajang(lumajangsatu.com)- Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di Lumajang hanya SMPN 01 Lumajang yang berani melaksanakan Ujian Nasional dengan Sistem Computer Based Test (CBT). Pihak sekolah SMPN 01 Lumajang mengaku sudah siap melaksanakan Ujian dengan basis Komputerisasi tersebut. "Insya Allah kami siap mas, bahkan mungkin sudah sangat siap," papar Agus Salim Kepala Sekolah SMPN 01 Lumajang itu saat ditanya sejumlah awak media diruang kerjanya, Kamis (30/04/2015). Lebih lanjut pihaknya menjelaskan jika kesiapan pihak sekolah sudah 90% mulai dari infrastruktur termasuk jaringan internet dan Listrik, bahkan termasuk pembekalan mental siswa. "Kami sudah link dengan Telkom dan PLN juga untuk mendukung kelancaran pelaksanaan UN Online ini mas," tambahnya. Sementara calon peserta Ujian Nasional CBT ini pun mengaku sangat tidak sabar menunggu pelaksanaan Ujian Nasional, menurutnya selain lebih asik dengan Ujian CBT ini siswa punya lebih banyak waktu luang untuk memeriksa hasil jawabannya. "Senang mas, selain asik juga lebih cepet aja mengerjakannya," papar Talita salah satu Siswi SMPN 01 Lumajang. Ia berharap, dalam pelaksanaan Ujian Nasional CBT ini dapat berjalan lancar serta lulus dengan nilai yang memuaskan. "Ya semoga saja seluruh siswa/i SMPN 01 Lumajang lulus seratus persen," harapnya. Dari 40 Sekolah Menengah Pertama se-Indonesia 11 diantaranya berasal dari Jawa Timur, dan satu-satunya di Kabupaten Lumajang yang melakukan Ujian Nasional CBT dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain. (Mad/red)