ekonomi

Aliran Listrik Sering Terputus, PT.PLN (Persero) Lumajang Perbaiki Fasilitas Listrik

Lumajang(lumajangsatu.com)- Aliran listrik sering terputus, PT.PLN (Persero) Lumajang Daerah Distribusi Jawa Timur perbaiki listrik di Jl. PB. Sudirman No. 166 Lumajang, jumat (30/05/2014). Perbaikan aliran listrik yang dilakukan oleh PT.PLN Lumajang mendapat apresiasi positif dari warga sekitar, pasalnya aliran listrik yang sering terputus dapat mengganggu aktifitas warga. "Syukurlah kalau PLN memperbaiki aliran listrik yang sering mati," ungkap Dewi salah satu warga lumajang. Aliran listrik sering terputus dapat mengganggu aktifitas warga, terutama warga yang berjualan alat-alat elektronik. "Saya kan jualan laptop mas, penjual Alat Elektronik seperti saya ini butuh listrik," tambahnya. PT.PLN Lumajang akan senantiasa memberikan pelayan terbaik untuk para pengguna listrik di Lumajang. "Ya ini semua merupakan kewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat Lumajang," ujar salah satu anggota PT.PLN Lumajang.(Mad/red)

Pemkab Tutup Mata, Tukang Becak di Lumajang Tak Berdaya

Lumajang(lumajangsatu.com)- Lima tahuhn terakhir, penumpang becak sepi. Para tukang becak mengeluh karena tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Daerah. Sadir (65) dan Slamet (63) dua pengguna becak yang ngepos di Jl. PB. Sudirman No.190 depan Toko Baju Baliko mengaku, pendapatannya selama lima tahun terakhir mengalami penurunan yang drastis, karena sepinya penumpang. "Lima tahun ini pendapatan kami menurun drastis," ungkap Sadir pria asal Desa Labruk pada lumajangsatu.com saat ditemui ditempatnya ngepos menunggu penumpang, Jumat (30/05/2014) sekitar pukul 13.00 WIB. Pendapatan rata-rata tukang becak di Lumajang berkisar Rp.25.000 sampai Rp.30.000/hari kalau penumpang rame, namun ketika penumpang sepi mereka kadang hanya bisa membawa pulang uang seberas Rp.8.000/hari. "Kalau rame sekitar 25-30 ribu/hari, namun kalau pas sepi kami hanya dapat 8 ribu/harinya mas, tambahnya. Sadir sudah lama menjadi tukang becak di Lumajang, selain itu sepulang dari kerja sadir sambil membawa celurit untuk mengambil rumput untuk makan ternaknya. "Saya sejak tahun 1971 mas, selain becak saya juga memelihara sapi dirumah," tandasnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Slamet, rekan sadir. Slamet mengaku selama lima tahun terakhir tidak mendapat bantuan apa-apa dari Pemerintah Daerah. "Kami tidak dikasih apa-apa mas dari pemerintah, padahal dulu ketika Pak Fauzi bupatinya tukang becak di Lumajang masih diberi 1 unit becak dan uang," sautnya. Tukang becak berharap Pemerintah Daerah juga berkenan memperhatikan warganya yang berprofesi sebagai tukang becak di Lumajang. "Kami dikasih apa gitu, bantuan perbaikanlah atau solusi agar penumpang kami tidak sepi lagi," harapnya. (Mad/red)

Emas Menjadi Alternatif Pilihan Masyarakat Lumajang Utara

Lumajang(lumajangsatu.com)- Masyarakat Kecamatan Klakah dan Ranuyoso Lumajang memilih menabung di perhiasan emas untuk masa depan di Toko Emas Dewi Murah Jalan G.Ringgit Stand Pasar Klakah Lumajang, kamis (29/05/2014). Sumiati (28),salah satu warga Desa Meninjo Kecamatan Ranuyoso mengaku, masih merasa nyaman dengan menabung di perhiasan emas karena selain untuk dijual kembali ketika membutuhkan uang secara mendadak. "Kalau butuh uang secara mendadak kan bisa menjualnya kembali mas," ungkapnya. Tradisi menabung dengan membeli perhiasan emas sangat digemari oleh masyarakat pedesaan, pasalnya dengan menabung di emas perhiasan selain bisa dijual dalam kondisi tertentu, emas juga menjadi gaya kehidupan masyarakat Desa."Selain bisa dijual kembali, perhiasan emas kan juga menghiasi siapa saja yang memakainya mas," tambahnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Supratman suami dari Sunarti, Supratman sering mengantarkan istrinya untuk membeli perhiasan di Toko Mas "Dewi Murah", pasalnya sepasang petani asal Desa Mlawang itu sudah sejak 2 tahun yang lalu membeli perhiasan di Toko tersebut. "Sudah lama mas, sejak saya menikah kalau saya punya rejeki ya beli emas disini," ujarnya. (Mad/red)

Gara-gara Pilpres, Petani Tebu Lumajang Galau

Lumajang(lumajangsatu.com)- Menghadapi Pilpres 09 Juli mendatang, Pemerintah import gula sehingga harga gula lokal murah sekitar Rp.8.250/Kg, Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Lumajang, galau. Zainul Musthofa, salah satu anggota APTR mengaku galau dengan kondisi harga gula yang makin murah, pasalnya harga gula murah karena Pemerintah bulan mei 2014 mengimpor sebanyak 27.000 Ton gula. "Bulog bulan ini mengimpor 27.000 ton gula mas," ungkapnya saat ditemui dikediamannya, kamis (09/05/2014) sekitar pukul 11.20 WIB. PG Djatiroto yang beroperasi sekitar seminggu yang lalu diperkirakan akan mengalami kelebihan gula kalau tetap beroperasi dua bulan lagi, dan hasil gilingan gulanya akan dititipkan ke gudang PT.Kertas Leces Probolinggo. "Gudang PG Djatiroto sudah tidak muat mas, jika pabrik terus menggiling hingga 2 bulan lagi," tambahnya. Pihak Manajemen dan APTR masih belum menemukan titik temu terkait penyelesaian persoalan harga yang murah, karena kalau kondisi ini dibiarkan begini terus imbasnya kepada petani. "Masalah siapa yang akan membeli gula kita mas," tambahnya. Petani Tebu berharap, pemerintah segera memberikan solusi terbaik agar petani tidak mengalami kerugian yang besar. "Seharusnya kan pemerintah membeli gula lokal agar petani tidak rugi,"harapnya.(Mad/red).

Marak Maling Jeruk, Petani di Lumajang Resah

Lumajang(lumajangsatu.com)- Maling jeruk mulai marak melakukan aksinya di Lumajanmg Selatan. Para petani jeruk di Desa Krai Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang menjadi resah karena terancam tidak bisa memanen jeruknya. Wahid, salah satu petani jeruk di Desa Krai mengeluh tidak bisa panen karena jeruk miliknya di curi orang. Jeruk-jeruk yang sudah siap dipanen sekitar 1 minggu lagi langsung hilang dicuri. "Paling lama sekitar seminggu lagi harus sudah dipanen mas," ujarnya saat ditemui lumajangsatu.com di rumahnya, selasa (27/05/14). Kejadian yang menimpa wahid terjadi beberapa waktu lalu, dan diperkirakan jeruk yang raib dibawa kabur maling tersebut sekitar 2 ton. jika di uangkan sekitar Rp.12.000.000. "2 tonnan mas, dan jika dijual laku sekitar 12 jutaan," ungkapnya. Kebun jeruk milik wahid berukuran 1 hektar dengan jumlah 250 pohon itu sudah berumur sekitar 6 tahunan, dan sudah 6 kali panen dengan nominal pendapatan sekitar 25 jutaan pertahunnya. Namun musim panen kali ini wahid tidak dapat memanen jeruknya akibat ulah maling. "Ya kesal mas, karena kali ini kami tidak dapat memanen lagi," tambahnya.(Mad/red)

Inilah Masalah Perbankan Saat Ini

Jakarta - Pengamat Ekonomi Yanuar Rizky mengatakan, perbankan Indonesia sedang menghadapi persaingan yang sangat ketat untuk mendapatkan pendanaan. "Ketatnya likuditas ini akan membuat ruang pertumbuhan kredit perbankan menjadi berkurang. Solusi terbaik adalah konsolidasi perbankan dan Bank BUMN harus menjadi lokomotifnya. Kita butuh Bank BUMN yang kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi agar tetap solid dalam berbagai situasi," jelasnya akhir pekan ini. Likuiditas ketat yang kini dihadapi oleh sejumlah bank bisa diselesaikan dengan memangkas jumlah bank dan mendorong terjadinya konsolidasi. Apalagi sesuai Arsitektur Perbankan Indonesia (API), jumlah bank yang kini sebanyak 120 bank akan dipangkas menjadi hanya 80 bank. Melalui konsolidasi tersebut industri perbankan Indonesia akan menjadi lebih sehat dan kuat, sehingga tidak mudah goyah ketika terjadi gejolak ekonomi seperti yang pernah terjadi di tahun 1999 dan 2008 lalu. Akibat tingkat suku bunga tinggi saat ini, banyak bank yang tidak mampu bersaing dengan bank-bank besar yang didukung dengan SDM, Sistem Teknologi dan Jaringan yang sangat besar.  Dengan ketatnya likuiditas perbankan tercermin dari tingginya Loan To Deposit Ratio (LDR) Perbankan Indonesia. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2014 tingkat LDR bank konvensional yang mencapai 91,17%, meningkat tajam dibandingkan periode sama 2013 sebesar 84,93%. Bank Indonesia membatasi ratio LDR maksimal 92%. Akibat ketatnya likuiditas ini sejumlah bank memiliki LDR jauh diatas ketentuan BI.(inl/red)

Pasar Buah Tradisional Ranuyoso Menjadi Terminal Kelapa Lumajang

Lumajang(lumajangsatu.com)- Kelapa hasil panen masyarakat Lumajang dijual di Pasar Buah Tradisional Ranuyoso Jl. Raya Ranuyoso Lumajang, sehingga pasar buah tersebut menjadi terminal kelapa yang hendak dijual kembali ke kota-kota Besar di Jawa Timur, Rabu (21/05/2014). Nasir, 67 salah satu petani kelapa mengaku bahwa dirinya sudah 20 tahunan menjual hasil panen kelapa di pasar buah Ranuyoso Lumajang. "Saya sudah dari dulu jual kelapa disini mas," ujarnya. Kelapa dari berbagai penjuru Lumajang dijual di Pasar Buah Ranuyoso dengan berbagai harga yang relatif murah mulai dari Rp.2.500 sampai Rp.3.500 perbiji. "Harganya murah mas, sekitar Rp.2.500 sampai Rp.3.500," imbuhnya. Kelapa yang diperjual belikan di Pasar Buah Tradisional Ranuyoso itu akan dijual kembali ke kota-kota besar di Jawa Timur seperti Pasuruan, Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten/Kota sekitarnya. "Kelapa ini akan dijual lagi ke Surabaya, Sidoarjo dan lain-lain," imbuh Pria asal desa tegalbangsri itu.(Mad/red)

Perda Tidak Adil, PKL Jadi Korban Kebijakan Pemerintah.! Kasihan....!

Lumajang(lumajangsatu.com)- Demi mencari sesuap nasi, para Pedagang Kaki Lima (PKL) nekad berjualan ditrotoar Jl. Alun-alun Kota Lumajang, ketika petugas satpol PP sedang istirahat, Selasa (20/05/2014). Supandi, 59 salah satu pedagang cilok, mengaku dirinya masih saja mencuri-curi kesempatan untuk berjualan di trotoar Jl. Alun-alun Lumajang. Ketika para petugas Satpol PP istirahat. "Kalau petugas keamanan istirahat, saya berjualan disini mas," ujar pria yang sudah 3 tahun berprofesi sebagai pedagang cilok itu. Para pedagang berharap, tidak ada peraturan larangan berjualan di trotoar jalan Kabupaten Lumajang, seharusnya Pemerintah harus menyediakan tempat yang tepat untuk PKL. "Kalau kita dilarang berjualan di jalan, maka kita harus disediakan tempat yang strategis agar dagangan kita laku," imbuh pedagang asal Kelurahan Jogoyudan itu. Peraturan Daerah (Perda) tentang larangan berjualan di trotoar, dinilai tidak berpihak kepada rakyat kecil. Jika peraturan daerah dibuat untuk rakyat, maka harus berpihak kepada rakyat. "Kalau kita dilarang berjualan di jalan kan berarti sama saja tidak memperbolehkan kami bekerja."(Mad/red)

Pasca Pileg, Pemasang Papan Reklame Sepi

Lumajang(lumajangsatu.com) - Pasca Pileg 09 April 2014 lalu, banyak terpampang reklame-reklame yang kosong tanpa iklan di Jalan Raya Ranuyoso hingga Lumajang, Senin (12/05/2014). Andre salah seorang pemilik papan reklame menyatakan, papan reklame miliknya murni bisnis, dan diakui olehnya bahwa tahun 2014 banyak yang memakai jasa papan reklamenya. "Kami ini murni bisnis mas, tapi tahun 2014 saya akui memang banyak yang memakai jasa reklame saya" ujar pria asal kota Jember itu. setelah Pileg 09 April 2014 kemaren, papan reklame milik andre kosong tanpa iklan, bahkan pria itu memprediksi untuk Pilpres mendatang sepertinya tidak akan membawa dampak yang signifikan bagi jasa reklame miliknya. "Kalau Pilpres kayaknya jauh mas, apalagi jika ukuran reklamenya 2x1 meter" tambahnya. Harga penyewaan papan reklame relatif murah dan terjangkau, sesuai dengan kontrak yang akan disepakati, "Harganya murah kok mas" imbuhnya.(Mad/red)

Tak Diperhatikan Pemerintah Lumajang, Sopir Lin Menjerit

Lumajang(lumajangsatu.com) - Angkutan umum berupa Lin (Angkot) yang beroperasi di Terminal Minak Koncar Wonorejo Lumajang, nyaris tak dapat penumpang. 60 Unit Lin Kota, yang sampai saat ini tidak ada peremajaan angkutan dari pihak pemerintah daerah merupakan penyebab sepinya penumpang. Selain armada yang sudah tidak layak, sepinya penumpang diakibatkan oleh penumpang yang banyak di jemput oleh saudara atau nyalter. Joko (64), Salah seorang supir Angkutan Kota mengaku, pendapatan perharinya rata-rata Rp.10.000 sampai Rp.15.000. "Kadang saya harus atorok", Ungkap Pria yang telah berprofesi sebagai supir sekitar 3 tahun lalu, saat ditemui lumajangsatu.com, Selasa (06/05/2014). Ia mengaku hampir tidak ada hari yang ramai dengan penumpang, sehingga pendapatan para supir lin menurun drastis. Selama ini para supir mengaku tidak ada perhatian dari Pemerintah. "Kami berharap angkutan kota mendapat subsidi dari Pemerintah Daerah untuk peremajaan angkutan," pungkasnya.(Mad/Red)