pasirian

Kuliner Lumajang

Baso Tok Selok Awar awar Diburu Pelanggan Hingga dari Luar Kota

Pasirian (lumajangsatu.com) - Di Lumajang sendiri  sudah banyak kita temui macam-macam jenis bakso dengan toping yang bervariasi, mulai dari bakso iga, bakso raksasa , bakso mercon, hingga bakso balap. Namun masih jarang yang menyajikan bakso balungan. Balungan merupakan tulang sapi yang masih ada sedikit daging, biasanya diperoleh di bagian Iga sapi.

Tambang Lumajang

Warga Sudimoro Pasirian Akhirnya Blokade Jalan dari Truck Pasir

Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Sudimoro Desa Kalibenda Kecamatan Pasirian akhirnya mengikuti langkah warga Jarit. Mulai malam hingga pagi, warga melakukan blokade jalan dari truck angkutan pasir.Basuki Rakhmad, kuasa hukum warga sebelumnya menyatakan bahwa warga tidak akan melakukan blokade. Namun, jika surat yang dismapikan pada Bupati hingga Presiden tidak digubris maka akan melakukan upaya hukum."Tadi mala warga melakukan blokade mas dengan memasang batu-batu di tengah jalan," ujar Basuki kepada Lumajangsatu.com, Kamis (22/11/2018).Informasi yang dihimpun lumajangsatu.com menyebutkan, pasca blokade jalan di Urang Gantung hampir semua truck pasir dari tambang Jugosari melewati jalan Sudimoro. Alhasil, jalur tersebut menjadi sangat padat dan ada ratusan truck yang melintas setiap harinya.Semua truck dari dua lokasi tambang yakni Danurojo Desa Bades dan Jugosari akan keluar dari lampu merah Kedungpakis. Jalur semakin sangat padat, karena hanya ada dua jalur yang dilewati yakni dari Sudimoro dan sebagin kecil dari Sumberwuluh.(Yd/red)

Kuliner Lumajang

Dahsyatnya Cilok Mercon Nissa'Green Khas Selok Awar-awar

Pasirian (lumajangsatu.com) - Bicara soal  cilok mercon nissa'green yang beralamatkan di Desa Selok Awar-awar Rt. 17 Rw.06 Dusun Krajan, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Merupakan cilok mercon yang berbeda dari pada yang lain, karena isi dalam cilok itu bukan hanya cabe tetapi perpaduan bumbu dan bumbu yang diracik khusus kuahnya. Sehingga rasanya membuat meledak jika dimakan.

Bunuh Diri

Tren Baru Gantung Diri Tak Lazim di Lumajang

Lumajang (lumajangsatu.com) - Hanya selang lima hari, dua orang pemuda Pasirian tewas dengan cara gantung diri. Yang aneh, cara gantung diri terbilang tidak lazim, karena kaki masih menyentuh lantai atau tanah.Ipda Catur Budi Baskara, Paur Subbag Humas Polres Lumajang menyatakan bahwa dua kejadian gantung diri itu adalah murni bunuh diri. Namun, yang aneh adalah cara yang dilakukan tidak lazim seperti orang gantung diri biasanya.

Bunuh Diri

Geger, Pemuda Pasirian Tewas Gantung Diri Dengan Cara Aneh

Lumajang (lumajangsatu.com) - Warga Pasirian kembali digegerkan dengan aksi bunuh diri yang dilakukan oleh seorang pemuda dengan cara tak laziam. Muhammad Fiqih Sundava (16) warga Krajan Desa Pasirian ditemukan tewas tergantung dipohon mangga.Korban diketahui sudah tewas dengan lidah menjulur sekitar jam 05.30 oleh warga. Warga kemudian melapor kepada polisi dan dilakukan olah tempat kejadian perkara.bunuh diri"Untuk sementara kita simpulkan memang bunuh diri. Karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban," ujar Ipda catur Budi Baskara, Paur Subbag Humas Polres Lumajang, Jum'at (28/09/2018).Kondisi korban saat ditemukan bunuh diri menggunakan pakaian lengan panjang berwarna abu-abu. Polisi juga belum mengetahui motif bunuh diri yang dilakukan oleh korban sehingga nekat mengakhiri hidup dengan cara tragis."Kita tetap lakukan penyelidikan apakah murni bunuh diri atau tidak. Pihak keluarga saat ini sudah mengurusi pemakaman korban," pungkasnya.(Yd/red)

Salim Kancil Dibunuh

#menolaklupa 1.000 Hari Terbunuhnya Salim Kancil, Korban Tambang Pasir Besi

Lumajang (lumajangsatu.com) - Sabtu, 26 September 2015 publik Lumajang geger dengan aski pembunuhan Salim Kancil dan penyiksaan sadis kepada Tosan. Puluhan orang yang dipimpin tim 12 Desa Selok Awar-Awar Kecamatan Pasirian melakukan aksi sadis dengan menyiksa korban hingga tewas.Tosan Salim Kancil adalah salah satu aktivis lingkungan yang melakukan penolakan atas pertambangan pasir besi pesisir pantai selatan Lumajang. 1.000 hari sudah kejadian itu berlalu, semua pelaku yang berjumlah lebih 30 orang sudah mendapatkan vonis hukuman oleh majlis hakim.Bahkan, aktor otak pembunuhan tersebut Haryono, yang menjabat sebagai Kades Selok Awar-Awar telah meninggal dunia saat menjalani hukuman di Lapas Malang. Kini, kasus itu telah berlalu selama tiga tahun, namun sejarah kelam tentang pengelolaan pasir Lumajang tidak boleh dilupakan agar kejadian serupa tidak terulang kembali dimasa yang akan datang.salim kancilA'ak Abdullah Al-Kudus, aktivis lingkungan dari Laskar Hijau yang mengawal kasus tragedi Salim Kancil meminta agar tata kelola tambang pasir benar-benar dilakukan secara benar. Sebab, tambang pasir di Lumajang sangat rawan konflik dikalangan pengusaha dan warga sekitar tambang.Untuk pasir besi yang berada di pesisir pantai selatan Lumajang, Laskar Hijau melihat masih belum aman dari pertambangan. Pasalnya, pasca kasus Salim Kancil belum ada aturan yang tegas yang melarang pasir pesisir dilarang ditambang dengan dalih apapun.Meskipun, sejak kasus Salim Kancil hingga kini belum ada aktivitas pertambangan pasir besi di Lumajang. Namun bukan tidak mungkin, karena tidak ada aturan yang tegas melarang, maka sewaktu-waktu pasir besi Lumajang akan kembali ditambang yang akan mengakibatkan kerusakan lingkungan parah."Kasus Salim Kancil adalah sejarah kelam pertambangan di Lumajang. Oleh sebab itu, kejadian serupa tidak boleh terjadi lagi dimasa yang akan datang, tentnya dengan pengelolaan pertambangan pasir yang jelas dan tidak merusak lingkugan. Untuk pasir pesisir pantai selatan sudah mutlak tidak boleh di tambang," jelas A'ak, Rabu (26/09/2018).Aktivis lingkungan berharap pada pemimpin Lumajang yang baru, H. Thoriqul Haq M.ML dan Ir. Hj. Indah Amperawati M.Si agar benar-benar manata pertambangan pasir di Lumajang. Tambang seharusnya memberikan kesejahteraan kepada kepada masyarakat bukan malah menyengsarakan rakyat dan menimbulkan banyak masalah.Tata kelola pertambangan harus dikemas sedemikian rupa, agar potensi kekayaan alam Lumajang tidak hanya dinikmati oleh segelentir orang saja. Terlebih lagi dinikmati dengan cara illegal dan tidak ada kontribusi yang masuk kepada Pemerintah Lumajang."Semoga perjuangan alm. Salim Kancil dan pak Tosan tidak sia-sia. Kita harus mengambil hikmah atas kejadian itu dengan melakukan perbaikan tata kelola pertambangan pasir di Kabupaten yang kita cintai ini," pungkasnya.(Yd/red)