Lumajang(lumajangsatu.com)- kabupaten Lumajang yang berdampingan dengan Kabupaten Jember, Malang dan Probolinggo memiliki banyak tempat yang mempesona. Disamping Gunung Semeru, Gunung Lemongan Gunung Sawur, Lumajang juga memiliki Gunung Wayang berada di desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro. Dari atas gunung Wayang, terlihat jelas Gunung Semeru dan Lumajang yang mencekung seperti mangkok. Pesona akan memebuat orang tercengang, ketika gunung Semeru ketika malam hari mengeluarkan lava. Sedangkan pagi harinya, pengunjung akan disuguhi pemandangan matahari terbit dan hamparan sawah yang menghijau. Dari Lumajang ke arah gunung Wayang kira-kira membutuhkan waktu satu jam. Sedangkan dari kaki gunung Wayang pendaki hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Berada di puncak gunung wayang sangat cocok untuk pendaki pemula. "Cocok untuk pendaki pemula, karena medan tidak terlalu sulit hanya ditumbuhi dengan pohon bambu," ujar Sulton, salah satu pendaki yang menikmati indahnya puncak gunung Wayang, Senin (13/01/2014). Di kaki gunung Wayang, warga sekitar telah menyiapkan tempat parkir seharga 5 ribu rupiah setiap sepeda motor. Disamping itu, warga juga menyiapkan kayu bakar bagi mereka yang berniat untuk menyalakan api unggun saat malam. "Dibawah kita cukup bayar parkir, dan bagi pendaki yang ingin membuat api unggun, warga sudah menyipakan kayu kering," jelasnya. Disamping itu, bagi para pendaki juga disiapkan bibit pohon untuk ditanam di lereng atau puncak gunung Wayang. Sehingga, bagi para pendaki disamping bisa berwisata juga bisa ikut menjaga kelestarian alam. "Warga juga menyiapkan bibit pohon bagi para pendaki," pungkasnya.(Yd/red)
Pendidikan
Banser Lumajang Ikut Apel Besar di Jatim Sambut SBY
Lumajang(lumajangsatu.com)- Puluhan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Lumajang ikut apel besar di Jatim Expo, Sabtu (04/01/2014). Keberangkatan Banser Lumajang dilepas langsung ketua PC NU, Samsul Huda, didepan kantor NU Jalan Musi nomor 9. "Ada sekitar 50 persenel Banser Lumajang kita berangkatkan ke Jatim, untuk mengikuti apel besar Banser bersama seluruh Banser se Jatim," ujar Adam Bahiro, Ketua PC Ansor Lumajang kepada lumajangsatu.com. Apel yang akan digelar sekitar jam 7 malam, rencananya dihadiri oleh Susilo Bambang Yudhoyono Presiden RI. Disamping dihadiri Presiden, acara apel besar Banser juga mengundang seluruh Bupati dan Wali Kota Sejatim, serta para Ketua PC NU. "Rencananya apel besar Banser dihadiri oleh Presiden RI dan juga mengundang seluruh Bupati dan Wali Kota se-Jatim," terangnya. Disinggung tentang agenda apel besar Banser ada hubungannya dengan agenda besar Pileg 2014, menurut Adam Bahiro sama sekali tidak ada kaitannya sama sekali. Kegiatan tersebut murni kegiatan ormas kepemudaan yang dilakukan dalam rangka harlah Banser. "Ini murni kegitan ormas, tidak ada hubungannya dengan Pileg 2014 yang akan digelar tanggal 9 April," pungkasnya.(Yd/red)
Perlukah Kampus Negeri di Lumajang...?
Lumajang(lumajangsatu.com)- Belum lama ini, Bupati Sjahrazad Masdar mewacanakan pendirian sebuah perguruan tinggi negeri di Lumajang. Dengan langkah cepat, terbentuk Kelompok Kerja (Pokja) untuk mendirikan perguruan tinggi yang rencananya bernama Akademi Komunitas Negeri Lumajang (AKNL). Pokja ini diisi oleh pentolan-pentolan pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang. Lobi ke Kementerian Pendidikan Nasional sedang dilakukan. Meminta petunjuk Presiden sudah dilaksanakan. Demi tujuan ‘mulia’ berdirinya kampus negeri kebanggaan warga Lumajang. Obsesi mendirikan sebuah kampus negeri seolah menjadi jawaban untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di kabupaten yang berada di bawah lereng Gunung Semeru itu. Keberadaan AKNL diharapkan bisa melahirkan intelektual-intelektual muda sebagai tulang punggung pembangunan di Kabupaten Lumajang. Tetapi apakah benar pendirian sebuah perguruan tinggi negeri menjadi jawaban akan minimnya SDM yang mumpuni di Lumajang? Seberapa mendesakkah kebutuhan SDM sehingga solusinya adalah berdiri tegaknya bangunan kampus berlabel negeri dengan segala perangkatnya? Tidak adakah jawaban lain yang jauh lebih relevan dan bisa menjadi jalan keluar bagi pengembangan SDM di Lumajang? Sebelum menginisiasi pendirian sebuah perguruan tinggi negeri, ada baiknya para pemangku kebijakan di Kabupaten Lumajang mempertimbangkan sejumlah hal. Pertama, kemampuan anggaran daerah. Kita semua mafhum, bahwa pengelolaan sebuah kampus negeri akan banyak ditopang anggaran pemerintah pusat (APBN). Namun, dalam proses pendirian sebuah kampus baru, tidak tertutup kemungkinan juga akan menguras anggaran belanja daerah. Kemungkinan inilah yang perlu dipertimbangkan dengan baik oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang sebelum melanjutkan rencananya mendirikan sebuah perguruan tinggi negeri. Jangan sampai keuangan daerah kemudian terkuras untuk sekadar mendirikan kampus negeri sehingga mengabaikan program-program pendidikan lainnya yang mungkin saja lebih prospektif. Kedua, prospek perguruan tinggi negeri di sebuah kabupaten kecil dan selama ini belum dikenal sebagai sentrum pendidikan di Indonesia belumlah terlalu positif. Lulusan-lulusan sekolah menengah atas dari berbagai daerah tentu saja akan lebih mempertimbangkan melanjutkan studi di daerah-daerah yang lebih dikenal sebagai kota pendidikan dengan kampus-kampus negeri yang lebih ternama. Sudah dapat ditebak, kecenderungan adik-adik lulusan SMA pasti akan menuliskan kampus-kampus ternama di luar Lumajang sebagai pilihan pertama. Jika pun harus memilih AKNL, mereka akan menempatkannya pada pilihan ke dua, bahkan ke tiga. Baiklah, mungkin akan ada yang berargumen bahwa AKNL bukanlah proyek jangka pendek, melainkan mempertimbangkan prospek yang lebih positif dalam jangka panjang. Boleh jadi, dalam 5 (lima) tahun pertama, AKNL kurang begitu diminati oleh lulusan SMA, termasuk sekolah-sekolah di Lumajang tetapi dalam jangka panjang, melalui pengelolaan pendidikan yang serius dengan manajemen pemasaran yang serius pula, AKNL akan tumbuh menjadi perguruan tinggi yang bisa bersaing dengan kampus negeri di daerah lain, paling tidak kampus negeri di daerah tetangga: Universitas Jember. Namun, argumentasi ini juga bisa dimentahkan dengan menganalisis perkembangan perguruan tinggi di daerah lain yang berjalan relatif stagnan. Yang terjadi justru, lulusan kampus ternama di kota-kota besar tetap menjadi pemenang dan menguasai pos-pos strategis di pemerintahan dan perusahaan-perusahaan swasta. Satu Kampung Sepuluh Sarjana Daripada sibuk melakukan lobi untuk mendirikan perguruan tinggi negeri, ada baiknya Bupati dan para birokrat pendidikan di Kabupaten Lumajang mengalihkan konsentrasi mereka untuk pengembangan sumberdaya manusia dengan memperluas cakupan beasiswa pendidikan tinggi kepada anak-anak muda terbaik di daerah ini. Saya belum mengetahui seberapa besar anggaran yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah kampus negeri. Tapi yang jelas anggaran yang harus disiapkan tidak lah sedikit. Akan lebih baik dan memberi manfaat jika anggaran tersebut dialokasikan untuk meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan tinggi. Masukan saya, berikanlah beasiswa kepada lulusan terbaik dari SMA-SMA di Lumajang untuk bisa kuliah di kampus-kampus negeri ternama. Bila perlu, kirim juga sebagian kecil (jika anggarannya terbatas) dari mereka untuk mengenyam pendidikan di luar negeri. Kenapa harus kampus negeri ternama atau perguruan tinggi luar negeri? Berdasarkan analisis sederhana, lulusan dari kampus-kampus itu cenderung lebih mudah memenangkan persaingan dan menguasai pos-pos strategis di pusat dan daerah. Jika program ini sudah dilakukan, perbanyak dan perluas cakupannya dengan target jurusan yang spesifik. Dengan mempertimbangkan potensi daerah, target jurusan yang spefisik itu semisal: pertanian, peternakan, dan perikanan. Jika mau diperluas, perlu juga memasukkan seni kriya sebagai jurusan yang spesifik. Program pemberian beasiswa ini dapat diberi label semisal “Satu Kampung, Sepuluh (atau seratus?) Sarjana.” Agar program ini tepat sasaran, Pemkab bisa mengikat penerima beasiswa dengan perjanjian selepas kuliah harus pulang kampung dan melakukan pemberdayaan di lingkungannya. Program ini memang tidak bisa memberikan manfaat dalam jangka pendek. Tetapi dalam jangka panjang, Lumajang akan mendapatkan manfaat besar dengan efek berantai pengurangan angka pengangguran. Wallahu a’lam
Meski Hujan, Ribuan Warga Hadiri Perngajian Umum H.Thoriq Di Isi Dai KH. Asat dan Gus Aad
Lumajang(Lumajangsatu.com) - Perngajian umum yang diadakan H. Thoriq dengan menghadirkan KH. As'at Malik (Wabup Lumajang) dan KH. Aad Ainurussalam (Ngaji Blususkan JTV) untuk Memperingati tahun baru Islam 1435 Hijjriyah, berlangsung meriah, Kamis(28/11) malam . Pengajian ini untuk meningkatkan imam, taqwa dan membangunan Ukhuwah Islamiyah masyarakat Lumajangt. Pengajian yang awalnya di guyur hujan dan gerimis, tidak menyurutkan warga dan pengunjung untuk datang ke acar pengajian di Jl. Kyai Ilyas dan Kyai Muksin. Bahkan, sejumlah warga dari Kecamatan Sumber Suko, Tempeh, Tekung dan Sukodono hadir. H. Thoriq mengatakan, dengan mengelar pengajian untuk meningkatkan pengetahuan umat islam di Lumajang dalam keagamaan. Selain itu, bisa mempererat kerukunan antar umat beragama di Lumajang. "Tahun baru islam kurang mendapat greget untuk dirayakan seperti tahun baru, saya ingin anak muda dan masyarakat Lumajang , khususnya muslim merayakan tahun baru islam dengan meriah," ungkapnya. "Kalau da'inya KH. As'at dan Gus Aad, materinya bagus untuk menebalkan keimanan masyarakat dan menjalin ukhuwah islamiyah," ujar Farid, salah satu warga.(yan/red)
Festival Jharan Kencak Buka Rangkaian Peringatan Harjalu 758 Tahun
Lumajang(lumajangsatu.com)- Jharan kencak pada peringatan hari jadi Lumajang (Harjalu) 758 tetap menjadi ikon utama. Pad Harjalu kali ini festival jharan kencak akan dilaksanakan pada Minggu, 1 Desember 2013. Rute festival akan dimulai dari alun-alun kabupaten Lumajang menuju stadion semeru. Pawai ini akan menampilkan atraksi dari 200 ekor kuda terbaik di sepanjang jalan utama kota Lumajang. Tentu saja tidak akan ketinggalan pula atraksi dari para pawang kuda dengan tari kopyahnya yang unik dan lucu. A’ak Abdullah Al-Kudus, ketua Paguyuban Jharan Kencak Lumajang mengaku sangat senang karena festival ini bisa diselenggarakan lagi pada tahun ini, dan ini adalah festival yang ke tiga. “saya sangat senang atas respon baik pemerintah daerah terhadap pelestarian kesenian Jharan Kencak ini, dan antusias masyarakat juga sangat tinggi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Semoga keinginan kami untuk menjadikan Jharan Kencak sebagai icon budaya Lumajang bisa terwujud”, ujar A'ak, Rabu (27/11/2013) Festival Jharan Kencak ini pada tahun 2011 dan 2012 yang lalu diselenggarakan pada setiap tanggal 15 Desember, berbarengan dengan acara prosesi Harjalu. Namun sejak tahun ini akan diupayakan untuk diselenggarakan pada setiap tanggal 1 Desember sekaligus sebagai tanda dimulainya peringatan Hari Jadi Lumajang setiap tahunnya. Sementara itu, Gawat Sudarmanto Kepala Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Lumajang menegaskan Pemerintah Daerah akan mengupayakan agar Festival Jharan Kencak ini bisa dilaksanakan secara rutin tiap tanggal 1 Desember. Hal ini dimaksudkan supaya Festival Jharan Kencak ini masuk menjadi agenda wisata nasional. "Kita upaykan ini digelar secra rutin," paparnya. Untuk diketahui bersama, bahwa Jharan Kencak adalah kesenian tradisional khas Lumajang. Kesenian ini lahir pada masa kerajaan Wirabhumi di bawah kepemimpinan Arya Wiraraja yang wilayahnya meliputi Tapal Kuda dan Madura bahkan hingga ke Bima, dengan pusat kerajaannya yang berada di Lumajang (Kuta Raja Lamajang) tepatnya di Desa Biting saat ini. Pada jamannya, kesenian ini adalah bentuk-bentuk ekspresi suka cita masyarakat dari sebuah wilayah yang makmur sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Ada juga yang menyebutkan bahwa kesenian ini sebagai bentuk penghormatan kepada kuda kesayangan Ranggalawe putra dari Arya Wiraraja yang bernama Nila Ambhara yang terkenal sebagai kuda paling tangguh dan pintar pada jaman itu. Sebagaimana banyak diceritakan, bahwa baik Arya Wiraraja maupun Ranggalawe merupakan raja yang sangat dicintai oleh rakyatnya. Diyakini, orang yang pertama kali menciptakan kesenian ini bernama Klabisajeh, seorang pertapa suci yang tinggal di lereng Gunung Lemongan. Berkat kesaktiannya Klabisajeh bisa membuat kuda liar tunduk jinak dan pandai menari sehingga jadilah Jharan Kencak, Jharan artinya Kuda, Kencak artinya Menari.(Yd/red)
Lumajang Sandang Gelar Adipura, Pengelolaan Sampah Masih Carut-marut
Lumajang(lumajangsatu.com)- Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terus menyoroti carut marutnya pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten Lumajang. Sebagai kota yang menyandang gelar Adipura, sudah selayaknya gelar tersebut tidak hanya dinikmati oleh elit saja, namun juga bisa dirasakan dampaknya oleh seluruh rakyat Lumajang. "Selama ini kita mendapat gelar Adipura, namun yang mendapat manfaat hanya formalitas dari pemerintah saja," ujar Supratman, legislator PDI Perjuangan Lumajang, Senin (25/11/2013). Fakta di lapangan sangat jauh berbeda dengan gelar yang didapat, karena sampah masih menjadi hal yang meresahkan bagi masyarakat, baik yang diperkotaan maupun ditingkat kecamatan. PDIP berharap kepada dinas lingkungan hidup (DLH) dan dinas Pasar, untuk melakukan kerjasama yang baik dalam pengelolaan sampah. "Kami berharap kepada dua lembaga itu, untuk bekerjasama dengan baik guna mengelola sampah yang ada di pasar-pasar Kecamatan," terangnya. Dalam pembahasan dengan mitra kerja beberapa waktu lalu, PDIP memberikan masukan agar dua dinas tersebut menempatkan kontainer sampah di pasar kecamatan. Dimana, kontainer sampah kewenangannya berada di DLH, sedangkan tempatnya dikewenangannya berada di dinas pasar. "Kami minta agar kontainer sampah bisa diletakkan di pasar-pasar kecamatan, seperti Senduro, candipuro dan Yosowilangun," terangnya. Ia juga menyoroti sampah-sampah disungai yang ada ditengah kota. Pasalnya, sejumlah sungai yang ada di dalam kota Lumajang sangat kotor dengan sampah. "Lah apalagi yang didepan mata ini, kita juga mempertanyakan penilaian Adipura, sehingga perlu ditingktkan pengawasannya agar sampah tidak menjadi persoalan lagi," pungkasnya.(Yd/red)
Keluyuran di Alun-alun, Belasan Siswa SMA Katolik Lumajang Diangkut Mobil Satpol PP
Lumajang(lumajangsatu.com)- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lumajang kembali menggelandang belasan pelajar yang kedapatan berkeliaran dialun-alun saat jam pelajaran berlangusng. Belasan pelajar yang diketahui sebagai siswa Yayasan SMA Katolik Sugiyo Pranoto langsung diangkut petugas satpol PP menggunakan mobil. "12 siswa ini tadi diamankan oleh petugas satpol PP yang ada di alun-alun, namun mereka tidak bolos akan tetapi dipulangkan lebih awal oleh para gurunya," ujar Sofyan staf penyidikan Satpol PP Lumajang, kepada sejumlah wartawan, Senin (25/11/2013) Menurutnya, saat diperiksa dikantor satpol PP belasan siswa tersebut diketahui dipulangkan awal, karena para guru ada agenda ngelayat mantan guru yang meninggal dunia. Setelah diberi penjelasan, jika berkeliaran saat jam pelajaran apalagi ditempat keramaian seperti alun-alun para pelajar pasti akan diamankn oleh satpol PP. "Ya kita beri penjelasan jika ingin main, jangan pakai seragam sekolah, apalagi saat jam pelajaran kalau tidak kita tertibkan dilihat masyarakat pasti akan ada persepsi yang macam-macam, satpol mebiarkan lah," paparnya. Selama ini, satpol PP sering mendapat aduan dari sekolah agar membantu mengamankan siswanya, jika berkeliaran saat jam sekolah. Para siswa, kata sofyan biasanya menggunakan alasan dipulangkan awal oleh sekolah. "Kita sering mendapatkan pengaduan oleh sekolah untuk menertibkan siswanya yang bolos, seperti banyak di jembatan perak Piket Nol," terangnya. Sementara itu, Agus salah satu Guru SMA Katolik Sugiyo Pranoto membenarkan bahwa siswanya dipulangkan lebih awal karena para guru ada agenda ngelayat mantan guru yang meninggal. Ia menegaskan bahwa siswanya tidak bolos atau lari dari kelas saat jam pelajaran berlangsung. "Kami tegaskan ya, siswa kami tidak bolos tapi karena dipulangkan lebih awal," akunya. Ia menjelaskan, para siswa yang diamankan rata-rata adalah siswa panti asuhan yang biasanya dijemput oleh mobil. Karena dipulangkan lebih awal, maka para siswa berjalan menuju mobil jemputan yanga ada di gereja baratnya alun-alun. "Mereka sedang menuju mobil jemputan yang ada di gereja," pungkasnya.(Yd/red)
Bolos di Alun-alun Lumajang, 3 Pelajar Gumukmas Menangis Saat di Razia Satpol PP
Lumajang(lumajangsatu.com)- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Lumajang mengamankan 3 pelajar yang kedapatan berkeliaran di ALun-alun saat jam pelajaran. Pelajar berinisial S, MA dan SR Siswa SMA dan SMP di Gumukmas Jember, terpaksa digelandang Satpol PP karena kedapatan bolos. "Seperti biasa, kita terus melakukan penertiban dan melakukan razia bagi adik-adik pelajar yang membolos saat jam pelajaran," Ujar Totok Suharto, Kasatpol PP Lumajang kepada lumajangstau.com, Rabu (13/11/2013). Saat dimintai keterangan, ketiganya berdalih ingin menyambang salah satu keluarga dari salah satu pelajar yang ada di Lumajang. Namun, satpol PP tidak percaya, karena ketiganya masih menggunakan seragam sekolah dan masih didalam waktu pelajaran. "Kita tidak percaya, karen memakai seragam dan masih jam pelajaran sekitar jam 9-an," Terangnya. Karena baru pertama kali, Satpol PP hanya mendata dan memberi pembinaan bagi tiga pelajar tersbut agar tidak mengulangi perbuatan yang sama. Satpol PP juga tidak akan memanggil pihak sekolah karena baru kali ini satpol PP menangkap palajar dari luar daerah yang kedapatan bolos di Lumajang. "Kita akan data, kita bina dan yang jelas kita akan berkirim surat kepada pihak sekolahnya," Jelasnya. Dari pengamatan lumajangsatu, ketiga pelajar tersbut merunduk saat dimintai keterangan oleh Satpol PP. Bahkan, ketiganya menangis tersedu-sedu, meskipun hanya ditanyakan oleh satpol PP alasannya membolos.(Yd/red)
Petani Tembakau Lumajang Dilatih Membuat Pupuk Organik Dari Kotoran Ternak
Lumajang(lumajangsatu.com)- 50 perwakilan kelompok petani tembakau dan pelaku agribisnis mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik di gudang pembuatan pupuk organik milik H. Arief Rahman Hakim yang ada di Utara POM Bensin Desa/ Kecamatan Nogosari, Luamajang. Kegitan tersebut diwadahi oleh kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang. Menurut Timbang, Kasi Pengembangan dan Usaha Tani Kantor Perkebunan Lumajang, kegitan tersebut menliputi beberapa item. “Acara ini khusus bagi petani tembakau, karena bersumber dari dana cukai tembakau,” kata Timbang di sela-sela kegiatan tersebut. Salah satunya adalah pelatihan pembuatan pupuk organik yang mengambil projek di Gudang pembuatan pupuk organik yang ada di Desa/ Kecamatan Nogosari, Lumajang. Karena diketahui, bahan baku pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan terutama kotoran sapi, sangat melimpah. “Para petani tembakau harus bisa mandiri, terutama dalam proses pembuatan pupuk organik. Bahan bakunya juga sangat melimpah,” imbuhnya. Proses pembuatan pupuk organik, dari mempersiapkan bahan baku, pencampuran bahan baku dengan mikroba pengurai bahan baku hingga siap diaplikasikan ke lahan, langsung dipaparkan oleh H. Arief bersama Edi perwakilan dari perusahaan penyedia bahan mikroba. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, makanya proses pembuatan pupuk organik ini saya buka semuanya tanpa ada yang saya tutup-tutupi,” kata H. Arief yang spontan diamini Edi mitranya. Kedepan, diharapkan para petani tembakau khususnya, sudah mampu menciptakan pupuk organik sendiri, tanpa ada ketergantungan dari pupuk yang ada dipasaran. Lebih jauh, H. Arif mengharapkan agar program serupa tidak hanya untuk para petani tembakau. Namun juga untuk petani-petani yang lain. Sementara itu, Hendro, staf Tehnik Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang juga menyampaikan, melimpahnya bahan baku dari kotoran sapi setidaknya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para petani. “Sesuai dengan bidang saya, saya akan melakukan pengawalan serius pada kegiatan para petani, pasca kegiatan ini. Karena sudah menjadi kewajiban dengan pencanangan program pemerintah dengan ‘GO ORGANIK’,” tandasnya.(Yd/red)
Heboh, SMAN 2 Lumajang Rebut Supporter Terbaik Futsal Piala KONI 2013
Lumajang(lumajangsatu.com)-Turnamen Futsal Putra-Putri antar SMA se Lumajang sangat heboh. Pasalnya, para tim membawa supporter/ pendukung fanatiknya untuk memberikan semangat dan menjadi pemain ke 6-nya. Bahkan, saling saut yel-yel para supporter tidak terelakan, agar sekolahnya menjadi pemenang selama penyisihan dan masuk final. SMAN 2 Lumajang dengan mengerahkan puluhan supporternya menjadi yang terbaik, karena kreatif dalam yel-yel dan tarian-tarian dengan mengenakan seragam sekolah. Pengurus PSS Lumajang, H. Thoriq yang melihat kreatifitas supporter di kalangan pelajar langsung memberikan hadiah dan penghargaan sebagai salah satu kepedulian pada anak muda. "Futsal selain untuk prestasi, juga hiburan bagi penonton dan supporternya," ungkapnya. Penilaian supporter melalui penilaian selain kreatifitas dan paling getol mendukung tim futsal sekolahnya selama turnamen Futsal Piala KONI 2013. Jadi bukan dari Pengkab PSSI, tetapi penonton, masyarakat serta jurnalis Olah Raga. (yan/red)