Lumajang (lumajangsatu.com) - Bagi warga Pasirian, karangan sampir (jenis kerang) sudah tidak asing lagi. Kerang ini muncul saat musim kemarau di pantai selatan mulai Watu Pecak hingga pantai Bambang.
Saat air laur surut, warga mencari karangan sampir, baik untuk dikonsumsi sendiri atau dijual. Karena harganya mahal, karangan sampir tidak sampai tumbuh besar, karena sudah diambil oleh warga sekitar.
Baca juga: HSN 2024 di Stadion Semeru, Santri dan Warga NU Lumajang Harus Kompak Merengkuh Masa Depan
"Yang enak karangan sampir di Watu Pecak. Kalau dibuat kuah rasanya lezat sekali," ujar Fadli salah seorang warga Selok, Selasa (01/10/2019).
Baca juga: Pemerintah Ajak Warga Lumajang Bisa Kelola Sampah Mandiri
Karangan sampir dimasak dijadikan kuah. Karangan sampir Harganya terbilang mahal, sekitar 5 ribu perbungkus dengan 1/4 kg dan masih mentah. "Kalau dulu tidak mahal, sekrang banyak yang suka, jadi karangan Sampir sudah mahal," tuturnya.
Baca juga: Paslon Thoriq-Fika dan Indah-Yudha Adu Gagasan di Debat Perdana KPU Lumajang
Setiap kali air patai surut banyak sekali warga yang datang untuk mencari karangan samper. Pantai selatan Watu Pecak juga ramai dengan pedagang Karangan Samper yang langsung membeli dari warga.(Yd/red)
Editor : Redaksi