Dikegelapan malam kau datang
Padahal tak ada undangan untukmu
Sudah tahu pintunya tertutup
Kau tarik tubuhmu sendiri kedalam
Berani masuk keluar disetiap ruang
Kau raba dengan penuh nafsu semua meja dan laci
Lalu mengambil barang incaran
Padahal, sudah jelas itu bukan milikmu
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Kau pergi begitu saja
Tanpa memikirkan perasaan kami
Ya...
Kau tinggalkan duka amat dalam
Sebab hasil perjuangan kami kau bawah entah kemana
Duhai Pencuri yang datang saat Subuh
Siapa Bapakmu..? Jika aku bertemu bapakmu
Aku ingin tanyakan, Sperma apa yang sudah meleset kedalam rahim ibumu..
Dan Siapa Ibumu...? Jika Aku bertemu Ibumu
Aku ingin tanyakan, Warna Air susunya yang dia berikan saat kau masih kecil.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Duhai Pencuri yang sedang menari diluar sana
Andai aku tahu siapa kekasihmu, Aku ingin bertanya padanya
Syarat apa saja yang dia ajukan untukmu, hingga kau harus begini
Dan siapa kawanmu, sebab aku ingin lihat
Seperti apa kalian mewarnai hidup
Barangkali, ada jawaban atas alasanmu beraksi
Sebab Darah yang bersih tidak membentuk jiwa menjadi Pencuri
Sebab Cinta yang tulus tidak akan memaksa untuk merampok
Sebab kawan yang baik akan hiasi kisah dengan kejujuran
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
* Puisi ini menceritakan tentang seorang maling, karena akhir-akhir ini warga Lumajang banyak yang kemalingan.
Editor : Redaksi