Lumajang - Akibat banjir bandang Semeru 7 Juli lalu, sejumlah tanggul pengaman jebol dan mengancam lahan pertanian dan juga permukiman warga. Salah satunya di Kecamatan tempursari, ada tanggul jebol yang mengancam warga.
Upaya pemindahan aliran sungai secara darurat di Dusun Wareng Pasirejo Desa Purorejo Kecamatan Tempursari, akan dibangun tanggul bronjong sepanjang 600 meter dengan ketinggian tiga meter.
Baca juga: KPU Mulai Distribusikan Logistik Pilkada Lumajang 2024
“Pembuatan tanggul darurat bronjong ini akan ditangani oleh Pemprov Jatim. Dan, secara umum infrastruktur yang rusak akan dibangun kembali, sudah kami koordinasikan dengan BNPB beberapa waktu lalu,” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq saat meninjau lokasi terdampak bencana longsor dan lahar dingin pada beberapa titik, di Kecamatan Tempursari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (14/07/2023).
Cak Thoriq juga menyampaikan, bahwa perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana longsor dan lahar dingin semeru, nantinya akan ditangani secara kolaborasi antara pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dan BNPB, Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Ia juga menyampaikan, selain meninjau tanggul yang berada di Desa Purorejo, peninjauan juga dilakukan di sepanjang Kali Glidik di Desa Tegalrejo, Tempursari, untuk kemudian dilakukan asesmen dan mendengarkan berbagai keluhan masyarakat.
"Pilihannya adalah tanggul yang jebol diperbaiki, dan masyarakat berkeinginan diperbaiki secara permanen," pungkasnya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Dari data, ada tiga tanggul yang jebol akibat banjir lahar Semeru yakni Tanggul penahan di Bondeli Selatan lebar 10 meter, tinggi ±5 meter, panjang ±100 meter. Tanggul penahan di aliran sungai Pak Trubus Panjang ±12 meter dan Tinggi ±8 meter dan Tanggul Wareng Tempursari.(Kom/red)
Editor : Redaksi