Lumajang - Debat kedua Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang digelar di Gedung RCC Jlt Lumajang Provinsi Jawa Timur.
Dalam debat kedua salah satu pertanyaan mengusung tema terkait dengan strategi mengatasi stunting di Lumajang bagi pasangan calon bupati dan wakil bupati.
Baca juga: Dua Paslon Saling Klaim Menang Pilbup Lumajang, Ini Kata KPU Lumajang
Hal ini pertama langsung dijawab oleh pasangan nomer urut 01 Thoriq Haq dan Lucita Izza Rafika .
Ning Fika sapaan akrabnya, menjelaskan bukan hanya memberikan vitamin di posyandu, namun harus sosialisasikan kepada ibu-ibu yang menyusui atau ibu ibu hamil, seperti adanya pawon urip bisa menjadi solusi.
Sementara Cak Thoriq menambahkan pawon urip itu makanan bergizi yang ada di sekitarnya, salah satu inovasi yang diperlukan.
"Inovasi yang dimiliki Kabupaten Lumajang sudah cukup bagus, salah satunya Pawon urip, karena bisa mendapatkan gizi disekitar masyarakat," ungkapnya saat debat berlangsung.
Cak Thoriq juga menambahkan selain adanya pawon urip juga perlu di adakannya sosialisasi terhap para ibu ibu hamil mengerti apa yang harus diberikan kepada anaknya.
Baca juga: Bak Lautan Manusia di Lapangan Jokarto Lumajang Sholawat Doa Bersama Cak dan Ning
Sedangkan pertanyaan selanjutnya terkait dengan "Dalam Mendukung Program Pemerintah Presiden Prabowo" pasangan 01 memiliki strategi tersendiri.
"Inovasi yang bisa dilakukan bukan hanya padi, dijadikan beras melainkan bisa dari porang, yang berasal dari Madiun," Ujar Cawabup Lumajang Ning Fika.
Dia menjelaskan Porang bisa menjadi bahan makanan menggantikan beras padi, karena lebih sehat, dan sudah banyak dijual di supermarket besar di Indonesia.
"Terlebih sudah diekspor ke Jepang produk dari Madiun" ungkapnya.
Baca juga: Cak Thoriq-Ning Fika Tandatangani 6 Kesepakatan Bersama Komunitas Sound Horeg Lumajang
Selain itu, juga mengajak anak-anak milenial untuk bertani dengan memberikan fasilitas.
Sementara Cak Thoriq menambahkan dengan adanya cuaca hujan yang tidak bisa diprediksi turun setiap hari, dengan mengembangkan tanaman porang dan talas bisa menjadi solusi (Ind/red).
Editor : Redaksi