wisata

Candi Jabung, Jejak Sejarah Majapahit yang Masih Kokoh di Probolinggo

lumajangsatu.com
Candi Jabung, Jejak Sejarah Majapahit yang Masih Kokoh di Probolinggo (Gmap/Ahmad Roihan)

Probolinggo – Di tengah suasana pedesaan yang tenang, berdiri megah sebuah peninggalan bersejarah dari masa kejayaan Majapahit, yaitu Candi Jabung.

Berlokasi di Dusun Candi, Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291, candi ini menjadi salah satu situs budaya yang masih terjaga keasliannya hingga kini.

Baca juga: Pesona Pantai Gili Ketapang, Surga Tersembunyi di Probolinggo

Candi yang didominasi bata merah ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk. Detail ukiran yang masih terlihat jelas di beberapa bagian menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus bukti tingginya seni arsitektur pada masa itu. Suasananya pun begitu teduh, dikelilingi pepohonan dan taman yang tertata, membuat pengunjung merasa nyaman saat berkeliling.

Selain menjadi destinasi wisata sejarah, Candi Jabung juga kerap dijadikan lokasi kegiatan budaya, fotografi, hingga edukasi bagi para pelajar. Banyak wisatawan datang tidak hanya untuk menikmati keindahan arsitekturnya, tetapi juga untuk meresapi nuansa masa lalu yang masih terasa kuat di kawasan ini.

Untuk bisa masuk ke kawasan candi, pengunjung dikenakan tiket yang sangat terjangkau, yakni sekitar Rp5.000 per orang. Biaya parkir pun ringan, Rp2.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.

Baca juga: King Kong Hill, Spot Emas Menyaksikan Pesona Bromo Probolinggo

Candi Jabung buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WIB, sehingga wisatawan punya banyak waktu untuk menjelajahi keindahan dan nilai sejarah yang ada di dalamnya.

Keindahan sekaligus nilai sejarah yang terkandung di Candi Jabung menjadikannya salah satu destinasi wisata budaya yang sayang dilewatkan saat berkunjung ke Probolinggo.

Baca juga: Alun-Alun Probolinggo, Ruang Publik yang Selalu Hidup

Bagi pecinta sejarah, tempat ini bukan hanya sekadar bangunan tua, melainkan juga jendela untuk mengenal peradaban masa lampau yang pernah berjaya di Nusantara.(adi/red)

*Artikel ini ditulis oleh Adi Cahya Ageng Ramadhani (PPL SMKN 1 Lumajang)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru