Perubahan Undang-Undang Pilkada yang sangat cepat dari posisi Wakil Bupati di usulkan dan menjadi diajukan oleh 3 parpol pengusung dan diusulkan oleh Bupati. Ini tak lepas dari, perilaku dan tindakan politik dari Ketua DPRD Lumajang, Agus Wicaksono dan Bupati As'at Malik yang sudah kompak untuk menjadi mitra yang baik, setelah 5 tahun tidak akur alias saling lirik dan menggunakan jurus bak dunia persilatan.
Ketua DPRD, Agus Wicaksono sangat paham betul, bagaiman kemitraan yang dikomitmenkan dengan Bupati dalam membangun Lumajang. Dalam berbagi kesempatan, Lumajangsatu.com, kerap berdiskusi dengan Agus Wicaksono sosok politisi berkomitmen tinggi bila memperjuangkan idenya dan mengoalkan bola politiknya untuk kepentingan masyarakat Lumajang.
Baca juga: Kesepakatan Bersama Tiket Masuk Tumpak Sewu Semeru Lumajang 100 Ribu Per Wisatawan
Agus berharap untuk yang duduk sebagai orang nomor dua mendampingi As'at Malik bukan dari 3 parpol pengusung. Bahkan, goal politik yang akan dibuat disampaikan pada anggota DPRD yang sering terlibat obrolan ringan hingga berat. Kabar, mengenai Agus tidak berkehendak dengan sosok politisi mendampingi As'at Malik, terdengar 3 parpol pengusung SA'AT yang dulu dalam Pilkada menjadi lawanya.
3 parpol pengusungpun beradu strategi, para nama kandidat nama Cawabup dengan orang yang berkualitas. Hingga muncul nama-nama Suigsan, Sujatmiko dan Hartono dari Golkar, sedangkan PAN mengusulkan H. Thoriq. Yang tak kalah banyak dari Demokrat, malah mengeluarkan 9 nama Cawabup mulai adik Almarhum Sjharzad Masdar, Indah Amperwati, Samsul Huda sobat karib Almarhum, serta Buntaran sendiri.
Semakin banyaknya nama yang muncul, Agus tetap enggan dengan nama-nama yang diatas. Setelah melakukan komunikasi politik, Agus Wicaksono mendapat kabar dari Bupati, sosok yang bisa untuk membangun Lumajang adalah Buntaran Supriyanto. Bahkan, As'at Malik sangat respek dengan sosok Buntaran, karena setelah Sjharazad Masdar mangkat, nama Buntaran yang saat itu hendak pensiun, santer untuk menjadi pendampingnya bila jadi Bupati.
Komunikasi politik antara Agus Wicaksono dan As'at Malik bersambut baik, seperti kekasih menemukan teman baru untuk curhat soal kemitraan dalam membangun Lumajang. Ketika 3 parpol sibuk untuk mengerucutkan 2 nama Cawabup, Agus Wicaksono dan As'at Malik menghadap ke Gubernur Jawa Timur, untuk merekomendasi Buntaran sebagai Cawabup. Lagi-lagi sejarah hubungan, Soekarwo dan Agus dipertemukan kembali, hal ini dikarenakan Agus dulu memperjuangan Soekarwo untuk diusung PDIP Sebagai Calon Gubernur.
Munculnya berita media online beritajatim.com, Agus Wicaksono dan As'at Malik menemui Gubernur untuk mengusung Buntaran dan memastikan ada 2 cawabup yang diusung. Demokrat kebakaran jenggot, karena proses Buntaran tidak melalui mekanisme rapat PAC serta usulan. PAN yang mengetahui ada kekuatan dibalik Pilwabup, H Thoriq mengundurkan diri dan beralih ke Lutfi Irbawanto yang ngotot ingin maju.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
Golkar yang sudah menjadi dua kubu antara Aburizal Bakrie (AB) dan Agung Laksono (AL) kelimpungan, apalagi nama S dan H muncul dengan sama-sama ngotot untuk maju. Meski Akhirnya, Buntaran yang diusulkan AB. Akhirnya, Buntaran dan Lutfi diusulkan oleh Bupati, As'at Mali, meski ada ancaman gugat hukum dari Golkar Kubu AL.
Tak sampai dipengusulan 2 nama Cawabup, konstelasi politik mengalir dengan adanya kekuatan uang yang besar di arena Pilwabup. Agus yang sudah terbaca langkah politiknya, tetap tenang dan terus melakukan konsolidasi untuk mengoalkan Buntara. Agus sosok politisi berkomitmen semakin memasang badan untuk kelancaran Pilwabup, meskipun kesal dengan ulah Sekretaris DPD PAN, Gunawan TB.
Hingga pelaksanaan, ancaman politik uang dalam Pilwabup, tidak membuat gentar sang Ketua DPRD. Bahkan, sanksi bagi yang terlibat politik uang akan dipidanakan dikeluarkan melalui media massa. Manuver politik Sang Banteng Moncong Putih menjelang Pilwabup mendapat angin segar dengan adanya dukungan dari sejumlah Fraksi dan Ketua Parpol.
Akhirnya, Buntaran menang telak atas Lutfi Irbawanto melalui votting terbuka dalam rapat paripurna dengan skor 46;3. Politik Agus Wicaksono dalam menentukan siapa wakil Bupati memang sebuah kekuatan yang belum terbantahkan di lembaga legislatif. Berkomitmen dan Tegas dalam bersikap politik, tetap tercermin dalam laku politik dan membuat lawan segan.
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Ide politik hingga tercipta goal, mulai dari tidak ingin posisi Wabup dari kalangan politisi dan mengantarkan Buntaran menjadi wakil Bupati, bukan pekerjaan gampang. Selain itu, iklim demokrasi dalam pemilihan Cawabup sempat dilakukan musyawarah mufakat, meski ada tentangan dari PAN yang mengusung Lutfi.
Tingkah dan laku, Agus bisa dilihat dari pemikiran Michel Foucault mencoba memecahkan masalah kekuasaan dengan menentang gagasan yang disistematisasi dalam freudo-marxisme kontemporer: Satu, implikasi saling terkait dengan represi seksual dan eksploitasi tenaga kerja dalam masyarakat kapitalis. Jawabannya adalah pembebasan seksual sebagai bagian dari revolusi politik dan sosial. Dua, persekongkolan antara sensor moral, pengawasan terhadap pernyataanpernyataan dan reproduksi hubungan ekonomi di bawah dominasi tatanan politik yang sama.
Agus sangat ingin menjauhkan dunia politik dari namanya uang. Apalagi, politik uang di Lumajang semakin akut, setelah Pilkada hingga ke pemilihan legislatif. Dimana uang bertebaran dan menciderai demokrasi dalam mencari pemimpin serta sosok wakil rakyat. Akhirnya, politik di Pilwabup selamat dari Politik uang dan menghancurkan moral demokrasi wakil rakyat Lumajang. (ls/red)
Editor : Redaksi