Lumajang (lumajangsatu.com) - Bupati Lumajang As'at Malik memimpin langsung apel besar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) yang digelar PCNU di Alun-alun. 25 ribu santri dari pelosok Lumajang membanjiri Alun-alun mulai pagi hingga malam hari, Minggu (22/10/2017).
Sejak pagi, digelar parade drum band dari Ma'arif NU dan dilanjutkan dengan apel akbar jam 15.30. Usai sholat magrib, digelar resespi malam HSN yang dihadiri oleh puluhan kyai di Lumajang.
Baca juga: Santri Pilar Peradaban Masa Depan
"Saa ini, tantangan santri semakin besar, terutama menghadapi gempuran budaya dari luar yang masuk sangat mudah terlebih lagi dengan adanya media sosial," ujar As'at Malik.
Santri dan pesantern harus mengikuti teknologi, namun bukan teknolgi yang mengatur santri tapi santri yang harus mengatur terknolgi. Media sosial akan manjadi baik jika digunakan dengan benar, namun akan jadi ajang penyeberan fitnah jika sanhtri tidak menyaringnya.
Baca juga: Ini Tema Debat Publik Bupati dan Wakil Bupati Lumajang di Pilkada 2024
"Kita gunakan media sosial sebagai ajang dakwah mengajak kepada kebaikan. Jangan sampai media sosial jadi ajang penyebaran fitnah dan kebencian. Tugas santri adalah menyaring itu," jelansya.
Fahrur Rozi, ketua pantia HSN 2017 menyatakan apel akbar ingin meneguhkan peran santri dalam menjaga NKRI. Idiologi Indonesia sudah final yakni Pancasila dan tidak satupun orang atau golongan yang boleh merubahnya.
Baca juga: Aliansi Guru Madrasah Lumajang Satu Komando Menangkan Cak Thoriq-Ning Fika
"Santri dan pesantren harus menjadi garda terdepan dan benteng terakhir dalam menjaga UUD 1945, NKRI, Bhenika Tunggal Ika, dan Pancasila. Jika masih ada orang yang coba-coba merubahnya maka tidak ada kata lain "lawan"," pungkasnya.(Yd/red)
Editor : Redaksi