Lumajang (lumajangsatu.com) - Siti Rosyida nama aslinya tetapi orang-orang menyebut dengan sapaan Mak Ros. Wanita berusia 58 tahun itu berjualan tahu campur mulai tahun 1982, berada di kawasan jalan Suwandak Barat.
"Saya berjualan setelah menikah dengan Alm. Pardi ketika itu saya berusia 22 tahun , dari dulu sudah banyak pembeli karena jarangnya orang jualan tahu campur di lingkungan ini" Ujar perempuan berkerudung hitam itu.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Di usianya yang masih muda, beliau mengaku tak jarang pembeli menggodanya walaupun dia sudah bersuami,untungnya sang suami mengerti dengan pekerjaan dia, dan dia tidak menanggapi godaan usil pembeli.
Tiga tahun lalu sang suami meninggalkan dia dengan empat anak dan enam cucunya.Terhitung 30 tahunan sudah dia berjualan. namun warungnya tak pernah sepi pembeli.
Setiap hari, selalu ada kerumunan orang di warung cat berwarna orange jika melintas di Jalan Swandak Barat Kelurahan Citrodiwangsan Lumajang. Orang-orang ini rela antre demi Tahu Campur.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
Jangan pandang sebelah mata warung kecil di pinggir jalan, Kota Pisang ini. Disaat langit mulai senja, kendaraan roda dua hingga mobil mewah menepi di dekat warung ini dengan tujuan yang sama yakni makan.
Melihat kendaraan yang parkir, orang yang rela antre menunggu di tempat duduk.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
Lumajangsatu.com menyambangi warung ini sekitar jam 15.00 WIB dan sudah mulai terlihat kerumunan orang padahal warung sudah mau tutup.
" Warung buka pada jam 10.00 WIB sampai 15.00 WIB dan buka kembali ba'da sholat maghrib hingga jam 02.00 dini hari, seporsi tahu campur Rp 10.000," Ujar dia. (idn/red)
Editor : Redaksi