Sukodono (lumajangsatu.com) - Bagi anak-anak kelahiran tahun 80-an, pernah merasakan nasi klopo dengan lauk ikan asin. Bagi orang tua kita, makanan nasi dicampur parutan kelapa sudah tak asing.
Makanan yang kini mulai hilang, ternyata oleh Vida (34), warga Perum Dawuhan Indah Blok C-4, Desa Dawuhan Lor Kecamatan Sukodono kembali dikenalkan kembali di Warung "Sego Sambel Gombel". Nasi klopo parut ternyata, masih menjadi daya tarik penikmat kuliner di Lumajang.
Baca juga: Beredar Foto Mesra Mirip Ketua DPRD Lumajang, Masyarakat Peduli Moral dan Pendekar Lapor ke BK Dewan
Vida bersama suaminya, Rio yang dulu pernah membuka warung di Stadion Semeru sisi timur, menjadi sego klopo menjadi menu favorit dirumahnya disulap jadi tempat jualan.
"Sego klopo mungkin ada yang pernah merasakan, kita kembali kenalkan," ungkap perempuan murah senyum itu.
Lanjut dia, menu sego klopo selalu dicari oleh penikmat kuliner di Lumajang. Dirinya mengaku mendapat warisan dari ibu dan mertuanya.
Baca juga: Euthanasia dan Perawatan Paliatif, Dilema Etik Antara Hak Hidup dan Hak Untuk Mengakhiri Penderitaan
"Ternyata, lumayan banyak pesanan dan dimakan diwarung rumah," jelasnya.
Nasih yang diberi parutan kelapa dimasak dengan cara di aru, bukan dimagicomnya. Hal ini untuk ada citra rasa nasi perpaduan kelapanya bisa dirasakan dilidah. Satu porsi seharga Rp. 8 ribu.
Baca juga: Badan POM Jember Evaluasi Program Keamanan Pangan di Kabupaten Lumajang
"Jadi rasanya kelapa dan asin, kalau kita asinnya pada ikan," jelasnya.
Meski warungnya di dalam Perumahan, Vida mengaku tidak khawatir, karena pelanggan lamanya tetap mencari dan mengajak teman-temanya. "Alhamdulillah, bisnis rumah tapi bisa mengenalkan kembali kuliner zaman dulu," pungkasnya.(ls/red)
Editor : Redaksi