Pertanian Lumajang

Kasturi Rajang Lumajang Termahal Kedua Setelah Tembakau Madura

lumajangsatu.com
Tembakau Kasturi Rajang saat dikeringkan secara alami untuk peroleh kualitas terbaik

Lumajang (lumajangsatu.com) - Kabupaten Lumajang dengan geografis pegunungan dan dataran rendah ternyata juga menjadi penghasil tembakau. Bahkan, untuk jenis tembakau rajang Kasturi, harganya di Jawa Timur termahal kedua setelah tembakau rajang asal Madura.

Dwi Wahyono, Ketua Ikatan Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Lumajang menyatakan, meski tidak sebanyak Burley, namun Kasturi rajang harganya cukup mahal. Tahun 2018, harga Kasturi rajang dengan kualitas bagus atau top grade mencapai 47 ribu per-kg dan terendah sampai 20 ribu per-kg.

BACA JUGADalam Sengketa, Satu Dusun di Tempursari Tak Miliki Sertifikat Tanah

Baca juga: Sekjen PPP Arwani Thomafi Instruksikan Kader Lumajang Solid Menangkan Cak Thoriq-Ning Fika

"Produksi Kasturi rajang di Lumajang tidak begitu banyak mas, tapi kulitas Kasturi Lumajang sangat bagus bahkan harganya termahal kedua setelah Madura di Jatim," jelas Dwi, Kamis (13/09/2018).
tembakau lumajang
Kendala yang dihadapi oleh petani tembakau rajang hanyalah cuaca saja. Jika cuaca cerah dan tidak hujan, maka proses pengeringan tembakau rajang akan maksimal dan masuk dalam katogori top grade.

BACA JUGA : Hemm..! Nikmatnya Soto Ayam Lamongan Cak Ali Depan Stadion Srikandi Tempeh

Baca juga: Kawasan Pertanian Bawang Merah di Lumajang Terus Diperluas Lewat Intervensi DBHCHT

"Jika sudah sering mendung dan hujan, maka proses pengeringan akan terganggu dan pastinya akan berpengaruh pada kulitas dan harga tembakau rajang," jelasnya.

BACA JUGABMT NU Cabang Randuagung Siap Layani Simpan Pinjam Syari'ah

Baca juga: Buruh Tani Tembakau Akan Terima BLT DBHCHT Tahun 2024

Di Lumajang memang lebih banyak petani yang menanam tembakau Burley karena banyak lahan yang cocok dengan jenis tersebut. Sedangkan Kasturi rajang hanya cocok dibeberapa daerah, seperti Tempeh, Pasirian dan Yosowilangun yang memiliki suhu lebih panas.

"Kalau Burley lebih banyak karena lahan di Lumajang bukan lahan marginal, tapi lahan produktif yang bisa ditanami banyak jenis tanaman. Makanya kalau tembakau lebih banyak Burley," pungkasnya.(Yd/red)

Editor : Redaksi

Politik dan Pemerintahan
Berita Populer
Berita Terbaru