Lumajang (lumajangsatu.com) - Biasanya, pondok pesantren hanyalah sebuah tempat mengenyam pendidikan agama yang dilengkapi dengan fasilitas pendidikan formal. Aktivitas santri sepanjang waktu pun hanyalah untuk mengkaji ilmu agama saja.
Namun, berbeda dengan pondok pesantren (ponpes) yang berlokasi di Desa Klanting, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang. Pesantren tersebut bernama Khomsani Nur yang ternyata sukses mencetak santrinya menjadi seorang wirausahawan.
Ponpes yang dipimpin Ayoeb Taufani ini, membina para santrinya yang mayoritas dari golongan ekonomi rendah, fakir miskin dan anak yatim piatu tidak hanya dengan ilmu agama, namun juga dengan kemampuan usaha, terutama di sektor usaha kerajinan penebah (sapu lidi).
"Saya memfasilitasi ada santri yang punya Keahlian bikin penebah, sapu lidi dan keset, tapi yang pertama saya pasarkan penebah dulu," ujar Ayoeb.
Dalam sehari, Ponpes Khomsani Nur mampu memproduksi 30 sampai dengan 40 penebah. Penebah sendiri perbijinya dibandrol dengan harga Rp 8.000. "Untuk penjualan, penebah ini selain kami setorkan kepada pengepul, kami juga melayani pemesanan secara online," imbuh Ayoeb.
Dirinya juga berharap kedepannya semoga bisnis PonPes dapat Berjalan lancar sehingga nantinya tidak hanya bergantung kepada Donatur.(Red)
Jurnalis Warga : Ananda Kenyo
Baca juga: Diterjang Ombak, Akses Jalan Alternatif Pasirian-Tempursari Lumajang Putus Total
Editor : Redaksi