Lumajang (lumajangsatu.com) - Sekitar tahun 2014 hingga 2016 warga Jarit Kecamatan Candipuro merasakan jalan yang mulus. Diambil dari gambar Google Maps, jalan Jarit sangatlah mulus dengan konstruksi jalan hotmix.
Namun, kini kenikmatan melintas dijalan mulus sudah tidak bisa dirasakan oleh warga Jarit atau warga yang lewat dijalan Jarit. Akhir tahun 2017, angkutan tambang pasir mulai melintas dijalan yang mulus itu.
Selama satu tahun lebih dilewati truck pasir, jalan yang awalnya mulus kini menjadi bergelombang, aspal mengelupas dan rusak parah. Gejolak akhirnya muncul, warga mulai melakukan protes dengan melakukan blokade jalan.
Baca juga: Dam Boreng Hampir Rampung, Air Akan Aliri Ratusan Hektar Persawahan di Lumajang
"Kita dulu pernah memiliki jalan yang mulus mas, tapi sekarang sudah rusak serusak rusaknya," ujar Alfan Habibi, salah seorang warga Jarit, Rabu (30/01/2019).
Karena terus terjadi gelombang penolakan, Bupati Lumajang turun tangan mencari solusi atas persoalan tambang tersebut. Akhirnya, terjadi kesepakatan bahwa jalan khusus tambang akan lewat bantaran sungai dan tidak lagi lewat jalur padat penduduk.
"Sekarang mulai dibangun jalur khusus tambang, semoga segera selesai agar truck pasir tidak lagi melintas dijalan kampung," paparnya.
Selama pembuatan jalan khusus tambang yang dilakukan secara swadaya oleh pemilik tambang, jalan di Desa Jarit masih ditutup warga. "Jalan itu sangat penting bagi kami, jika rusak dan macet maka semua aktifitas warga akan terganggu juga. Semoga jalan ini juga lekas diperbaiki," pungkasnya.(Yd/red)
Baca juga: Maling Motor Asal Lumajang Beraksi 15 Lokasi di Kabupaten Jember
Editor : Redaksi