Author : Redaksi

Inginkan Wajah Bersih dari Jerawat..! Sebaiknya Facial Berapa Kali..?

Lumajang (lumajangsatu.com) - Metode facial atau membersihkan wajah dari jerawat, komedo dan kotoran memang selalu menjadi pro-kontra di kalangan masyarakat terutama perempuan. Ada beberapa ahli yang menganjurkan untuk tidak melakukan facial wajah dan hanya mengaplikasikan obat atau krim saja.Namun, ada juga dermatolog lainnya yang sangat menyarankan setiap orang untuk rutin pergi ke klinik kecantikan atau dokter kulit untuk sekedar melakukan facial wajah.Terlepas dari perdebatan itu semua, sebaiknya lakukan facial wajah berapa kali dalam sebulan bagi Anda yang menginginkan tampilan wajah lebih bersih dan sehat. Begini kata owner salon cynthia ,Jl.Kyai Ilyas Nomer 31 A-Lumajang. “Facial wajah bagusnya dua kali dalam sebulan. Selain debu, kotoran dan bakteri, wajah yang terbiasa makeup juga lebih rentan berjerawat dan berkomedo. Jadi, salah sebenarnya kalau banyak orang berasumsi facial hanya kalau ingat atau kalau perlu saja,” ujar Umi Fanikma, Owner Cynthia Salon, Kamis (22/03/2018).Hal senada juga diutarakan oleh Zuhrofi, terapis kecantikan dari Cynthia salon. Menurut Zuhrofi, wajah secara alami memproduksi sebum yang nantinya bercampur dengan kotoran, debu, asap serta radikal bebas karena beraktivitas dan berkeringat.Bila dibiarkan, kondisi tersebut berisiko akan timbulnya jerawat, peradangan, komedo dan sebagainya. Sehingga, proses ekstraksi memang disarankan demi membersihkan wajah sekaligus mengurangi risiko pori-pori semakin besar.Diakuinya, kini sudah banyak dokter, klinik atau terapis bersertifikat yang memiliki metode facial yang tidak terlalu sakit, aman dan terbukti membersihkan.“Disarankan melakukan facial oksigen dalam dua kali sebulan. Facial oksigen cocok untuk semua jenis kulit, semua umur dan tidak memiliki efek samping. Kulit wajah jadi bercahaya, bersih dan kenyal pasca menjalani facial oksigen," pungkasnya.(In/Red)

Menari di Atas Awan B-29 Kembali di Gelar di Kampung Nirwana Argosari

Lumajang (lumajangsatu.com) - Event menari di atas awan B-29 Desa Argosari Kecamatan Senduro akan kembali digelar. Acara akan digelar pada tanggal 28-29 April 2018 untuk tahun kedua, yang akan diikuti oleh seniman Lumajang dan luar daerah.Indrijanto, Kabid Kebduayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lumajang menyatakan, sebelum acara, akan digelar sarasehan budaya di Pura Mandara Giri Semeru Agung. Para seniman Lumajang dan luar daerah akan berbagi cerita kepada para pelaku seni di Lumajang dan para peserta."Sebelum acara akan digelar sarasehan di aula Pura Mandara Giri Semeru Agung," ujar Indrijanto, Kamis (22/03/2018).Kegiatan menari di atas awan ingin melestarikan budaya dan juga promosi destinasi wisata Lumajang. Dari data panitia, peserta akan lebih banyak dari pada tahun sebelumnya. "Sudah banyak yang konfirmasi yang akan berpartisipasi dalam acara itu," terangnya.Acara menari di atas awan terbuka untuk umum bagi yang ingin melihatnya. Bagi yang ingin berpartisipasi, bisa menghubungi panitia dan di Disparbud Lumajang di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT).(Yd/red)

Target Kesejateraan Rakyat, Musrembang Lumajang 2019 Libatkan Kepala Desa

Lumajang (lumajangsatu.com) - Muasyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RKPD Kabupaten Lumajang tahun 2019 dilaksanakan untuk meyelaraskan dan mensinergikan semua kepentingan dan usulan masyarakat, termasuk dengan hasil reses DPRD. Musrembang dibuka langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, Drs. Gawat Sudarmanto, di Gedung dr. Sudjono, Rabu, (21/03/2019). Musrenbang tersebut mengangkat tema: "Percepatan kesejahteraan melalui peningkatan layanan pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi”. Menurut Sekda, Pemerintah Kabupaten Lumajang berencana menfokuskan pembangunan pada 2019, pada 9 sektor pembangunan sebagaimana Dokumen RPMJD Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019, dengan super prioritas pembangunan pada sektor pendidikan, kesehatan dan daya saing daerah. Diungkapkan Sekda,  beberapa indikator makro sudah dicapai dengan baik dan cukup memuaskan. Hanya saja, perlu dilakukan percepatan peningkatan. Indikator tersebut meliputi Pertumbuhan ekonomi dan inflasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan per kapita, Neraca perdagangan, Indeks gini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).Disisi lain, Staf Ahli Gubernur Jatim Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Suban Wahyudiono, ST, MM.,  menyampaikan bahwa Musrenbang memiliki arti penting pada perencanaan pembangunan daerah, pasalnya melalui forum tersebut dapat dilakukan penyelarasan, penajaman dan klarifikasi program kegiatan yang akan disusun pada RKPD. Suban juga meminta agar setelah Musrenbang selasai Pemkab Lumajang segera meng-input hasil usulan pada web Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar segera ditindaklanjuti.Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Lumajang, Ir. Nugroho Dwiatmoko melaporkan, Musrenbang sudah dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang direncanakan. Oleh karena itu diharapkan melalui Musrenbang tersebut dapat diperoleh sinergitas yang lebih baik antara Pemerintah Daerah dengan masyararakat dan swasta serta stakeholder terkait. Kegiatan tersebut diikuti oleh 532 peserta yang terdiri dari unsur Pemerintah Kabupaten Lumajang, Swasta, Mitra Kerja Pemerintah Serta Masyarakat Umum.Ia menambahkan, sampai saat ini total usulan yang masuk dan dakomodir sudah mencapai 2086 kegiatan dengan total anggaran sekitar 1,9 Triliyun. Guna mempertajam usulan kegiatan, maka peserta Musrenbang dibagi tiga kelompok, yaitu, Kelompok Fisik, Kelompok Ekonomi, dan Kelompok Sosial Budaya.Suhanto, Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Lumajang menyambut baik Musrembang yang melibatkan semua unsur hingga tingkat Desa. Semua usulan dari masyarkat sudah disampikan dan akan direalisasikan berdasarkan kebutuhan paling mendesak dengan melihat kekuatan APBD Lumajang."Kami menyambut baik, karena baru kali ini Kepala Desa dilibatkan dari Musrembang RKPD tingkat Kabupaten. Semua usulan dari masyarkat sudah kita sampikan," pungkasnya.(Yd/red)

Tim Relawan Khofifah-Emil Lumajang Terus Rapatkan Barisan

Lumajang (lumajangsatu.com) - Tim Relawan Kerja Khofifah-Emil terus merapatkan barisan. Semua relawan dari Kecamatan hingga Desa sudah menerima alat peraga kampanye dan bahan kampanye untuk didistribusikan hingga pelosok Lumajang.Pudoli Sandra SH. MH, ketua tim relawan di Lumajang menyatakan bahwa relawan KIP terus melakukan koordinasi dan konsolidasi. Para relawan juga terus mengenalkan program, visi dan misi dari Khofifah-Emil untuk Jawa Timur."Hari ini kita lakukan koordinasi untuk pemenangan Khofifah-Emil untuk menuju Jatim 1," ujar Pudoli, Rabu (21/03/2018).Kekalahan Khofifah dalam dua kali Pilgub Jatim akan menjadi motivasi bagi relawan untuk lebih bekerja keras. Evaluasi terus dilakukan, agar tidak terjadi kekalahan untuk kali ketiga kalinya bagi KIP."Kita terus lakukan evaluasi atas kekalahan KIP di dua kali Pilgub Jatim. Ketiga kalinya tidak boleh terjadi lagi," jelansya.Pilgub Jatim akan di gelar tanggal 27 Juni 2018, bersamaan dengan Pilkada Lumajang. Puti Guntur Sukarno dan Syaifullah Yusuf (Gus Ipu) sudah pernah datang dan menyapa warga Lumajang, seperti datang ke pasar dan sejumlah pertemuan santri.(Yd/red)

Kasus Teror dan Pengrusakan Posko, Laskar Hijau Mengadu ke Komnas HAM

Lumajang (lumajangsatu.com) - Terus mendapatkan teror, aktivis lingkungan Laskar Hijau akhirnya mengadukan kepada Komnas HAM pada Rabu (21/3/2018), atas kasus kasus perusakan posko serta hutan lindung di Gunung Lemongan bertempat di gedung rektorat kampus Universitas Negeri Jember (UNEJ). Pengaduan ini langsung diterima oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang didampingi oleh dua orang Komisioner lainnya yaitu Sandrayati Moniaga dan Mohammad Choirul Anam, juga Sekjen Komnas HAM, DR. Kasdiyanto.Koordinator Laskar Hijau, A'ak Abdullah Al-Kudus didampingi oleh dua orang relawan Laskar Hijau, Ilal Hakim dan Faiqul Khair Al-Kudus. Pada kesempatan yang sama hadir pula perwakilan dari Walhi Jawa Timur, LBH Surabaya.Dalam pengaduannya, A'ak menyampaikan bahwa dirinya bersama para relawan Laskar Hijau lainnya sejak tahun 2008 melakukan  penghijauan di kawasan hutan lindung Gunung Lemongan yang rusak akibat illegal logging pada periode 1998-2002 yang dipicu oleh situasi politik di era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Dampaknya adalah sekitar 2000 hektar hutan lindung di Gunung Lemongan berada dalam kondisi kritis. Banyak mata air yang mati. 13 Ranu yang ada di sekitarnya mengalami penurunan debit air dan sedimentasi.Bahkan pada tahun 2007 Ranu Kembar yang ada di desa Salak, kecamatan Randuagung, kabupaten Lumajang, mati dan kering. Dalam melakukan penghijauan ini Laskar Hijau membiayai kegiatannya secara swadaya. Bibit pohon pun dibikinnya sendiri dengan mengais biji-bijian di tong sampah, menyemainya dan menanamnya kala musim hujan tiba.Namun demikian, dalam melakukan kegiatannya selama ini, Laskar Hijau sering mendapat gangguan dari para pembalak hutan. Mulai dari perusakan terhadap pohon milik Laskar Hijau dengan cara ditebang maupun dibakar hingga pengancaman terhadap relawan dan penganiayaan terhadap ibu dari salah seorang relawan kami. Puncaknya pada 13 maret 2018, Posko Laskar Hijau yang berada di Gunung Lemongan dirusak, dan pohon-pohonnya pun ditebangi."Bisa dipastikan dalam setahun minimal dua kali kami mengalami teror dan perusakan," kata Ilal Hakim yang ibunya menjadi korban penganiayaan dari pembalak hutan pada 24 Juli 2017 lalu. Namun demikian kondisi ini tidak sebanding lurus dengan penegakan hukum dari aparat yang berwenang. Sehingga teror terhadap aktivis Laskar Hijau dan perusakan hutan lindung kian meluas dan masif. Kondisi inilah yang mendorong Laskar Hijau memutuskan untuk melapor ke Komnas HAM.Menurut A'ak Abdullah Al-Kudus, ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh Laskar Hijau ke Komnas HAM, pertama, bahwa kerapnya terjadi teror dan perusakan menyebabkan hak kami terhadap rasa aman terlanggar. Karena kejahatan para perambah hutan ini tidak hanya merugikan Laskar Hijau saja, tapi juga merugikan masyarakat. Sebagai contoh, ketika desember 2017 lalu terjadi banjir dan longsor di sisi tenggara Gunung Lemongan, warga masyarakat di desa Salak dan desa Kalipenggung, kecamatan Randuagung setiap kali turun hujan ketakutan bahkan tidak sedikit yang mengungsi karena khawatir terjadi longsor susulan. Ini akibat perambahan hutan lindung untuk dijadikan kebun sengon.Kedua, Laskar Hijau juga melaporkan tentang penyerangan oleh puluhan orang bersenjata tajam terhadap keluarga relawan Laskar Hijau, yang menyebabkan Ibu Ani, ibunda dari Ilal Hakim yang diseret didepan anak dan cucunya, hingga mengakibatkan trauma yang berkepanjangan terutama terhadap cucunya Iqbal Firjatullah (5 th) yang melihat langsung saat neneknya diseret-seret dan ditodong dengan senjata tajam. Kasus tersebut sampai saat ini belum ada kejelasannya, bahkan pihak pelapor sampai saat ini tidak mendapatkan SP2HP.Ketiga, Laskar Hijau juga mengeluhkan lambannya proses hukum terhadap laporan kasus perusakan hutan lindung di Gunung Lemongan, baik laporan Laskar Hijau sendiri maupun laporan Perhutani sehingga menyebabkan konflik ini semakin berkepanjangan, bahkan berpotensi memicu konflik horizontal di masyarakat.Itulah point-point yang disampaikan oleh Laskar Hijau kepada Komnas HAM. A'ak berharap intervensi Komnas HAM terhadap kasus ini dapat mempercepat penyelesaian kasus ini demi lestarinya hutan lindung di Gunung Lemongan.(LH/Red)

Longsor Dibersihkan, Askes ke Puncak B-29 Argosari Sudah Normal

Lumajang (lumajangsatu.com) - Akibat hujan deras, tiga titik di Desa Argosari Kecamatan Senduro terjadi lonsor. Lonsgor sempat menutup akses menuju wisata dia atas awan B-29.Namun, warga bersama dengan TNI, Polri, TRC BPBD da perangkat desa langsung melakukan pembersihan secara manual. Meskipun jalan masih tertutup lumpur, namun sudah bisa dilintasi oleh warga dan juga wisatawan."Iya mas, ada tiga titik longsor, di jalan dusun Gedok, perbatasn Lumajang-Probolinggo dan arah menuju puncak B-29," ujar Ismaida, salah seorang warga, Selasa (20/03/2018).Kondisi Desa Argosari yang berada di pegunungan memang sangat rawan longsor. Warga biasanya langsung melakukan pembersihan longsor jika tidak terlalu banyak material longsorannya."Kalau longsornya sedikit warga langsung melakukan pembersihan secara begotong royong. Disini sudah biasa terjadi longsor dan menutup jalan," paparnya.Deni Rohman AP, Kepala Dinas Panriwisata dan Kebudyaan menyatakan bahwa longsor yang terjadi tidak berpengruh kepada wisatawan. Jalur menuju puncak sudah bisa dilalui oleh wisatawan, meskipun harus tetap waspada."Alhadulillah tidak ada pengaruhnya pada kunjungan wisatawan. Namun kita tetap meminta wisatawan selalu waspada karena jalan masih licin," pungkasnya.(Yd/red)

Pemkab Lumajang Luncurkan Angkot Gratis Bagi Pelajar

Lumajang (lumajangsatu.com) - 42 unit ankutan kota (angkot) mulai Selasa (20/03) diluncurkan penggunaannya untuk pelajar. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Lumajang, Ir. Agus Widarto, M.M., melaunching angkutan pelajar (Apel) gratis tahun 2018, di Terminal MPU Lumajang, Selasa (20/3/2018).Agus Widarto menyampaikan bahwa program itu, diharapkan bisa meringankan beban orang tua, khsusnya terkait transport sekolah anaknya. "Kami sangat mengapresiasi langkah Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang untuk memberikan angkutan gratis untuk pelajar sebagai salah satu perwujudan program Bupati Lumajang serta membantu meringankan beban pengeluaran uang transport pelajar," ujarnya.Asisten juga menjelaskan program Anngkutan Pelajar Gratis (Apel Gratis) itu, merupakan kelanjutan program Bis Sekolah Gratis yang sudah dilaunching beberapa waktu yang lalu. Ia berharap semua fasilitas yang diberikan diharapkan dapat mengurangi macet di saat jam sekolah. Selain itu, juga diharapkan mampu mengurangi kecelakaan lalu lintas (lakalantas) pelajar. Di sisi lain, mampu mengurangi tingkat kriminalitas di jalan.Agus menghimbau,  agar para supir angkot tetap memberikan pelayanan yang baik kepada pelajar, meskipun angkutannya gratis. "Saya mengajak para pengemudi untuk tetap mengutamakan keselamatan dan memberikan pelayanan yang sebaik baiknya meskipun gratis," jelasnya.Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lumajang, Sugeng Priyono, S.Sos, M.M., melaporkan pelayanan angkutan kota gratis tersebut merupakan bentuk perhatian Pemerintah Kabupaten Lumajang kepada para pelajar. Sejauh ini, banyak pelajar yang menggunakan motor yang memunculkan berbagai permasalahan, seperti macet,  lakalantas dan mudah menjadi sasaran kiriminal di jalan.Mekanisme yang diterapkan untuk anggkutan pelajar gratis, adalah dengan pendistribusian tiket di masing-masing sekolah. Jumlah yang telah terdaftar sekitar 965 siswa yang menjadi sasaran. Namun,  itu  akan akan dilakukan validasi kembali untuk menilai apakah jumlah tersebut sudah dapat mengcover kebutuhan ataupun masih memerlukan tambahan. Dengan 42 unit kendaraan yang beroperasi hari efektif, diharapkan program angkutan pelajar gratis (apel gratis) dapat memberikan hasil yang positif, sesuai dengan harapan.(Red)

Penegakan Hukum KLH Lihat Langsung Kondisi Posko Laskar Hijau

Lumajang (lumajangsatu.com) - Laskar Hijau mendapatkan kunjungan dari Direktorat Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Koesnadi Wirasapoetra. Maksud dari kunjungan tersebut adalah untuk meninjau langsung posko konservasi Lasakar Hijau dan hutan lindung yang dirusak orang di Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang.Koesnadi Wirasapoetra yang datang bersama satu orang rekannya sangat menyayangkan perusakan ini, karena seharusnya kawasan yang dikelola Laskar Hijau ini bisa dijadikan pusat studi konservasi khususnya bagi siswa dan mahasiswa.Selain meninjau lokasi pengrusakan, aktivis yang juga anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial (TP2PS) ini juga melakukan diskusi dengan para relawan Laskar Hijau untuk penanganan kasus ini dan mencari solusi bersama kedepan.Koesnadi Wirasapoetra juga berjanji akan segera melaporkan temuan ini kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya guna menentukan langkah preventif dan solutif demi keberlangsungan gerakan konservasi di Gunung Lemongan ini.Setelah selesai diskusi, Koesnadi Wirasapoetra menanam pohon kemiri bersama para relawan Laskar Hijau di sekitar Posko, dan berjanji akan segera kembali lagi ke Gunung Lemongan sesegera mungkin.(LH/Red)

Posko Konservasi Dirusak, Laskar Hijau Keluarkan 9 Pernyataan Sikap

Lumajang (lumajangsatu.com) - Atas Perusakan Posko Konservasi dan Pohon di Gunung Lemongan Gunung Lemongan adalah salah satu gunung api yang ada di pulau jawa. Gunung ini memiliki ketinggian 1671 mdpl dan berfungsi sebagai induk konservasi bagi 13 Ranu / Danau dan sejumlah mata air yang berada di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Danaudanau tersebut selama ini menjadi tumpuan hajad hidup masyarakat yang ada di sekitarnya, misalkan untuk kebutuhan air minum, irigasi, perikanan dan pariwisata.Sebagai induk konservasi, Gunung Lemongan memiliki kawasan hutan lindung seluas ±2000 hektar. Namun pada tahun 1998-2002 terjadi illegal logging yang menyebabkan kawasan hutan lindung ini luluh lantak dan mengakibatkan banyaknya mata air yang mati. Danau-danau di sekitarnya pun mengalami penurunan debit air, bahkan salah satu danau yang berada di desa Salak, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang pada 2007 mati.Berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi tersebut, maka sejak tahun 2005 kami mulai melakukan penghijauan di sekitar Ranu Klakah dan Ranu Pakis, kemudian sejak tahun 2008gerakan pelestarian lingkungan ini kita fokuskan di kawasan hutan lindung Gunung Lemongan dan menamakan diri Laskar Hijau. Setiap hari selama musim hujan kami menanam, dan selama musim kemarau kami merawat. Kami menyebut diri kami sebagai Relawan. Karena dalam menjalankan visi dan misinya, Laskar Hijau tidak didanai oleh siapapun. Kami membuat bibit sendiri dari biji dan benih yang kami pungut di tong sampah dan bantuan bibit dari berbagai pihak yang peduli.Adapun jenis tanaman yang kami tanam di Gunung Lemongan 50% Bambu dan 50% tanaman buah dan tanaman konservasi (MPTS). Dalam melakukan penanaman pohon ini, kami melibatkan banyak pihak, mulai dari komunitas peduli lingkungan dari berbagai lembaga dan daerah, komunitas Lintas Agama, Perum Perhutani, Pemerintah Kabupaten Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821, Batalyon 527 dan berbagai pihak lain yang peduli dengan Gunung Lemongan.Salah satu tonggak penting dari perjalanan dan misi pelestarian serta perlindungan hutan lindung di Gunung Lemongan ini, pada tahun 2015 Laskar Hijau telah menandatangani MoU Pelestarian dan Perlindungan Kawasan Hutan Lindung Gunung Lemongan dengan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur. Dan pada tahun 2016 Laskar Hijau telah membangun komitmen dengan pemerintah kabupaten Lumajang untuk menetapkan Gunung Lemongan menjadi Geopark sebagai strategi perlindungan terhadap kawasan hutan lindung Gunung Lemongan. Dengan demikian, sejak awal Laskar Hijau bersama multipihak berkomitmen untuk menjaga, mengembangkan dan melestarikan kawasan hutan lindung Gunung Lemongan untuk keberlanjutan masa depan generasi bangsa.Untuk kebutuhan dan tujuan kegiatan, Laskar Hijau membuat Posko Konservasi. Posko ini berada di Gunung Lemongan sisi selatan pada ketinggian ±520 mdpl, yang selama ini berfungsi sebagai basecamp relawan konservasi dan para pendaki gunung. Posko ini juga menjadi pos pantau Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) kerjasama antara Pemkab Lumajang, Polres Lumajang, Kodim 0821 dan Laskar Hijau. Kerjasama ini dibangun pada tahun 2017 bertempat di gedung PKK Lumajang paska kasus pembakaran hutan di Gunung Lemongan pada 24 juli 2017.Posko ini pada Selasa pagi (13 Maret 2018) ditemukan dalam kondisi rusak dan ratusan pohon di sekitarnya tergeletak karena ditebang. Kronologi Pengrusakan Posko Pada hari Selasa, Tanggal 13 Maret 2018, sekira jam 08.00 wib, sebagaimana biasa, beberapa orang relawan Laskar Hijau; Kamal Pasha, Haryanto, Ilal Hakim dan Adi, bermaksud untuk menanam pohon di Gunung Lemongan, namun saat tiba di Posko, mereka menemukan ratusan pohon di sepanjang jalan menuju posko dan di sekitar posko tumbang tergeletak di tanah.Mereka juga menemukan papan nama Laskar Hijau dan posko pun dalam kondisi rusak. Melihat kondisi tersebut, mereka kemudian menghubungi para relawan Laskar Hijau yang lain untuk datang ke posko. Perusakan terjadi pada bangunan bagian depan yang terbuat dari bambu. Mereka merusak kerai bambu dan jendela bagian depan posko dan mengobrak-abrik bagian dalam posko.Mereka juga menjebol dinding bagian pojok kamar mandi yang menjadi satu bagian dengan bangunan utama posko hingga airnya tumpah ruah di halaman posko. Yang juga tak luput dari aksi perusakan ini adalah bak penampung air hujan yang terletak di depan posko. Bak penampung air hujan ini sangat penting keberadaannya bagi kami, karena jika musim kemarau tiba, bak penampungan ini berfungsi untuk menyiram tanaman yang ada di sekitar posko. Selain merusak fasilitas posko, pelaku juga menebangi ratusan pohon yang kami tanam sejak tahun 2008. Antara lain pohon Durian, Manggis, Leci, Apukat, Pala, Jambu Biji Merah, Sawo, Jeruk dan beragam jenis tanaman konservasi lainnya.Menurut analisa dari Tim Investigasi Laskar Hijau, perusakan ini dilakukan pada malam hari, dan pelakunya diperkirakan sekitar 3-5 orang, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah pohon yang dirusak serta tenaga dan waktu untuk menjebol dinding kamar mandi dan merusak fasilitas posko lainnya. Perusakan ini jelas sangat masif dan terencana, dan pelakunya adalah orang yang memahami situasi sekitar posko dengan sangat baik. Papan nama Laskar Hijau yang dirusak Dinding kamar mandi yang dijebol dari luar Sebagian pohon yang ditebang Sebagian pohon yang ditebang, dugaan kuat motif dari perusakan ini menurut A'ak Abdullah Al-Kudus (Koordinator LaskarHijau) di latari dua hal utama:Pertama, selama ini ada beberapa oknum masyarakat yang pekerjaannya merambah hutan lindung, bahkan seringkali dengan cara membakar. Hutan lindung yang sudah dibuka nantinya akan dijadikan kebun sengon, ada yang nantinya kebun sengon ini dirawat hingga panen, tapi ada pula yang lahan tersebut dijual ketika sengonnya berumur satu tahun atau lebih, setelah itu oknum ini membuka hutan lindung lagi. Di sisi lain, Laskar Hijau selama ini berupaya menjaga dan menanami kawasan hutan lindung ini dengan tanaman bambu dan buah-buahan agar ekosistem di Gunung Lemongan kembali hijau. Nah, aktivitas Laskar Hijau ini oleh para perambah hutan tersebut dianggap sebagai hambatan bagi bisnis mereka, sehingga hampir setiap tahun tanaman Laskar Hijau dirusak dan dibakar.Tapi para relawan tak mau menyerah, pada musim hujan berikutnya kawasan tersebut ditanami lagi dengan bambu dan buah-buahan. Mungkin karena kami tidak mau menyerah itulah, akhirnya mereka memutuskan untuk merusak posko kami berikut pohon-pohon yang ada di sekitarnya.Kedua, para pelaku perusakan hutan ini sebenarnya sudah pernah dilaporkan ke kepolisian baik oleh Laskar Hijau maupun oleh Perhutani dengan beragam tuduhan, mulai dari pembakaran hutan, perusakan pohon hingga illegal logging sesuai UU Nomor 18 tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, total kesemuanya kurang lebih 17 Laporan polisi selama kurun waktu dua tahun terakhir. Tapi sampai hari ini belum ada satupun dari terlapor yang dihukum, mereka masih bebas berkeliaran. Dan karena mereka menganggap tidak ada konsekwensi hukum terhadap tindakannya selama ini, maka mereka akhirnya merusak hutan lagi, dan kian hari kian ekspansif.