Author : Redaksi

Kurikulum Baru, SMA Tidak Ada Penjurusan IPA, IPS dan Bahasa

Jakarata-Kurikulum baru 2013 turut mengubah sistem pendidikan untuk setingkat sekolah menengah atas. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, pelajar SMA tidak lagi dibingungkan dengan adanya penjurusan eksakta, sosial, maupun bahasa. "Anak-anak akan dibebaskan memilih pelajaran yang disukai," kata Nuh. Menurut Nuh, pendidikan di sekolah lebih baik tidak ada spesialisasi. Alasannya, fakta di lapangan untuk mencari kerja atau meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya tidak ada syarat berasal dari lulusan IPA, IPS, maupun bahasa. "Anak IPS bisa masuk teknik, anak IPA bisa masuk ekonomi, asal lulus ujian masuk," kata Nuh. Penjurusan, menurut Nuh, kadang menimbulkan bentuk diskriminasi. Ia menuturkan ada stigma khusus untuk jurusan tertentu yang menimbulkan kemudahan atau hambatan bagi jurusan lain. Misalnya, untuk anak lulusan IPA dianggap lebih pintar dan bisa masuk ke semua jurusan, sedangkan IPS dan Bahasa dianggap tidak mampu. Dengan kurikulum baru ini, Nuh yakin tidak khawatir ada mata pelajaran yang kosong karena pelajar bisa memilih sesuai yang diminati. "Banyak siswa yang ambil mata pelajaran x, tapi sedikit yang ambil mata pelajaran y, itu terserah," kata Nuh. Namun, ia tetap meyakinkan ada mata pelajaran wajib yang masih harus diambil setiap pelajar SMA dan sederajat. Kurikulum baru akan mulai diperlakukan tahun ajaran baru 2013/2014. Beberapa mata pelajaran dilebur dengan yang lain, dibuat lebih integrasi dan holistik. Untuk mata pelajaran SD yang semula 10 menjadi 6, sedangkan SMP dari 12 menjadi 10. DI lain pihak, pelajar SMA dibebaskan memilih pelajaran yang disukai. Metode pengajaran dibuat untuk merangsang keaktifan siswa. Diharapkan kurikulum pendidikan baru ini dapat menjawab tantangan zaman. (dtk)

Swasta tawarkan perjalanan ke Bulan

Sebuah tim yang terdiri dari para mantan eksekutif Badan Angkasa AS Nasa mendirikan usaha swasta untuk mengirimkan dua orang ke Bulan dengan biaya Us$1,4 milliar atau sekitarRp.13,4 trilliun. Perusahaan Golden Spike mengatakan pengiriman orang ke Bulan itu akan menggunakan teknologi roket dan kapsul yang telah ada, dan diharapkan dapat diluncurkan sebelum akhir dekade ini. Berita terkait Perusahaan ini merupakan salah satu dari banyak perusahaan yang berharap dapat mengikuti sukses Space X, yang berhasil mengirimkan kargo ke Stasiun Luang Angkasa ISS. AS menjadi negara pertama dan satu-satunya negara yang mencapai Bulan pada tahun 1960an. Biaya dan menurunkan ketertarikanmenjadi hambatan dalam misi manusia ke Bulan. Presiden AS Barack Obama membatalkan sebuah rencana Nasa untuk kembali ke bulan, dan menyebutkan bahwa AS telah berhasil kesana sebelumnya. Golden Spike, didirikan oleh mantan Nasa, Alan Stern, yang mengatakan akan menawarkan kesempatan ini kepada pemerintah negara lain, seperti Afrika Selatan, Korea Selatan dan Jepang, dan berharap mendapatkan manfaat terhadap penelitian atau martabat negara. "Ini bukan mengenai menjadi yang pertama. Tetapi mengenai bergabung dengan klub," kata dia pada Rabu (5/12) lalu. "Kami seperti melanjutkan apa yang telah dilakukan Nasa pada 1960an. Kami akan membuatnya menjadi komoditi pada 2020an nanti." Perusahaan ini memperkirakan dapat meluncurkan sekitar 15-20 misi ke Bulan. Golden Spike digawangi oleh para veteran: seperti pemimpin Apollo- direktur penerbangan era Gerry Griffin, yang pernah mengepalai Pusat Luar Angkasa Johnson. Para penasehat perusahaan ini adalah mantan duta besar PBB Bill Richardson, ahli mesin Homer Hickam, dan juga mantan anggota parlemen dan kebijakan luar angksas Newt Gingrich. Bagaimanapun, Astronom dari Harvard University Jonathan McDowell, mengatakan kepada Associated Press bahwa banyak perusahaan luar angkasa baru akan gagal sebelum membangun sesuatu. "Ini tak mungkin menjadi salah satu yang sukses," kata McDowell.(dtk)

Tak Mau Langgar Statuta, PSSI Belum Lakukan Verikasi Voters Kongres

Jakarta - PSSI sejauh ini belum melakukan verifikasi terhadap pemilik suara yang akan digunakan dalam kongres pada 10 Desember, karena menurut Sekjen PSSI Halim Mahfudz hal itu bisa bertentangan dengan statuta FIFA. "Saya belum melakukan verifikasi karena keputusan JC itu bukan final. Keputusan dari JC tidak dengan mudah diaplikasikan karena sampai sekarang statuta FIFA tidak mengenal JC dan MoU," ujar Halim di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/12/2012). Sebelumnya, Menpora Andi Mallarangeng telah mengelar pertemuan antara PSSI dan KPSI, Rabu (5/12) kemarin. Dari pertemuan tersebut, keduanya sepakat mengadakan kongres dengan menjalankan kesepakatan MoU. Selain itu, juga disepakati untuk menggunakan voters kongres Solo. Terkait dengan hal itu, rencananya kedua belah pihak hari ini ditugasi untuk melakukan verifikasi terhadap voters kongres Solo. Tetapi menurut Halim, keputusan itu tidak bisa langsung dilakukan. "Keputusan mereka tidak bisa langsung dilaksanakan begitu saja, kecuali statutanya diubah dulu. Jadi kalau kami melakukan apa yang diputuskan secara langsung kami melanggar statuta lagi. Kami tetap berpegang teguh pada statuta FIFA." "Pelanggaran yang dimaksud adalah mengenai peserta kongres. Kalau merunut pada MoU memang yang diminta adalah peserta dari kongres Solo. Tapi itu melanggar statuta." "Jadi untuk menegakkan statuta, peserta kongres adalah peserta kompetisi tahun berjalan. Jadi kami mengundang peserta kongres di Palangkaraya sebelumnya. Hanya saja kami akan mengakomodir peserta dari kongres Solo," papar Halim.(dtc)

Komite Bersama PSSI dan KPSI Belum Juga Capai Kesepakatan Konkret

Jakarta - Joint Committee (JC) atau Komite Bersama PSSI dan KPSI belum bisa mengambil kesepakatan. Namun demikian, mereka mengaku sepakat untuk menjalankan lima hasil MoU. Sebelumnya, Menpora Andi Mallarangeng sudah memanggil PSSI dan KPSI terkait surat FIFA tertanggal 26 November 2012, yang meminta pemerintah ikut turun tangan dalam penyelesaikan konflik sepakbola di Indonesia, atau FIFA akan menjatuhkan sanksi. Menpora pun berharap Komite Bersama bisa mengeluarkan kesepakatan pada Kamis (6/12/2012) malam. Namun, keputusan tersebut ternyata juga belum ada. "Kami telah melakukan rapat Komite Bersama yang dihadiri oleh kedua belah pihak. Sebenarnya bukan keputusan, tapi kami sepakat untuk menjalankan lima hasil MoU," kata Ketua Komite Bersama Saud Sirait. "Dari MoU tersebut akan kami bahas di kongres, yang tanggalnya antara 9 dan 10 Desember di Palangkaraya atau Jakarta." "Tanggal dan tempat tersebut akan kami laporkan kepada Task Force, biar mereka yang menentukan. Kami sudah berkirim surat kepada Task Force semoga besok ada balasan." "Soal voters nanti, kami tetap menggunakan voters kongres Solo. Untuk suara dari dualisme klub, dua-duanya tetap diundang, namun suaranya separuh-separuh," paparnya. Sementara itu pimpinan KPSI La Nyalla Mattalitti menyatakan bahwa urusan kini ada di tangan Komite Bersama, sebagaimana kesepakatan dari pertemuan tersebut. "Saya minta kongres hanya satu. Sekarang tinggal menunggu kesepakatan Komite Bersama, di mana tempatnya. Tidak ada kongres PSSI, tidak ada kongres KPSI. Semua yang menentukan Komite Bersama," ucapnya.(dtc)

Selamat Jalan, Diego Mendieta Stiker Persis Solo

Jakarta - Dalam waktu dekat jenazah Diego Mendieta akan diberangkatkan ke tanah airnya, Paraguay, untuk dimakamkan. Mengiringinya, sebuah foto berisikan surat yang ditulis oleh Mendieta, beredar di dunia maya. Surat itu bernuansa sendu, sesendu kisahnya. Foto surat itu diunggah di situs jejaring sosial Twitter oleh Theodora Wulansari, dalam akun Twitter @wulansari_jav, yang menyebut dirinya sebagai agen pemain FIFA serta pemilik PT Javindo Sari Tama dan Javindo Agency Management. Foto yang diunggah hari Kamis (6/12/2012) pagi WIB itu diberi keterangan 'Surat Diego Mendieta untuk Tuhan'. Surat itu disebutkan ditemukan di kamar kost Mendieta. Berikut isi dari surat tersebut: "Dios mil grasias por todo perdona mis pecados te amo y te nesesito cubre con tu presioso manto sagrado a mi ama da familia mis suentos mi proyecto de vida amis amigos a todo aque que te bus key nesesite que creaenti" Dalam surat itu, Mendieta berterima kasih kepada Tuhan seraya memohon ampun atas segala dosanya. Dia juga berdoa agar keluarga dan teman-temannya selalu dilindungi Tuhan. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Mendieta meninggal dalam usia 32 tahun pada hari Senin (3/12) malam pukul 23.30 WIB di RS Dr Muwardi setelah beberapa hari dirawat karena mengalami masalah kesehatan. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Mendieta sempat dirawat di dua rumah sakit lain dan kontrakannya, namun tak punya biaya yang cukup untuk pengobatan. Kesulitan ekonomi yang membelit Mendieta itu tak lain karena gaji selama empat bulan serta uang muka kontrak yang menjadi haknya belum dibayarkan. Karena itu pula, ia terpaksa menunggak pembayaran sewa kos. Mendieta juga sempat merasa malu untuk kembali ke Paraguay karena menilai dirinya belum menghasilkan banyak materi. Manajemen Persis Solo sendiri akhirnya melunasi gaji serta sisa kontrak Mendieta pada hari Rabu (5/12) atau justru setelah Mendieta meninggal. Uang total sebesar Rp 131 juta itu ditransfer kepada pihak keluarga almarhum di Paraguay. Kasus ini sendiri juga tak luput dari perhatian asosiasi pemain profesional internasional atau FIFPro. Mereka juga berencana melaporkan kasus ini ke FIFA. Jenazah Mendieta saat ini disemayamkan di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Sehari sebelumnya, ratusan suporter di Solo turut mengantar jenazah Mendieta sampai ke Bandara Adisoemarmo untuk diterbangkan ke Jakarta. Dari informasi yang beredar, jenazah Mendieta akan diberangkatkan ke Paraguay, Jumat (7/12) besok, kendatipun Theodora Wulansari selaku agennya menyebut bahwa jenazah Mendieta akan diberangkatkaan malam ini. "Jenazah Diego Mendieta akan diberangkatkan malam ini pukul 23.00 dari bandara Soekarno Hatta," tulis Wulan di akun Twitter-nya.(dts)

PSSI Pilih Disanksi FIFA Daripada Damai

Jakarta - PSSI lebih memilih dijatuhi sanksi pembekuan FIFA, daripada memilih berdamai mengakhiri dualisme kepengurusan dengan kubu KPSI. Keengganan PSSI berdamai terlihat dari sikap berkeras tetap enggan mematuhi keputusan Joint Committee yang merekomendasikan penyelenggaraan kongres dengan peserta merujuk ke KLB PSSI di Solo. Dikatakan Sekjen PSSI Halim Mahfudz, pihaknya tetap enggan mematuhi keputusan JC yang dihasilkan dalam rapat, Rabu (5/12/2012) kemarin. Menurutnya keputusan itu tetap melanggar Statuta PSSI. Statuta PSSI, katanya, hanya membenarkan peserta Kongres Palangkaraya untuk kongres yang akan datang. Padahal, dalam surat yang dikirimkan oleh Sekjen FIFA Jerome Valcke ke Menpora Andi Malarangeng, sangat jelas bahwa kongres PSSI selanjutnya harus merujuk kepada nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani dua belah pihak PSSI yang bertikai, yakni kubu Djohar Arifin dan La Nyalla Matalitti. Dalam surat itu FIFA telah mengancam akan menjatuhkan sanksi jika konflik dualisme kepengurusan PSSI tidak selesai hingga Senin (10/12/2012). "Lebih baik kami dibanned dari pada melanggar statuta. Makanya kalau tidak melanggar kenapa kami dibanned. Kalau tidak melanggar kenapa kami dibanned," ujar Halim di kantor PSSI, Kamis (6/12/2012). "Dibanned, dilarang, atau dibekukan kita tidak masalah yang penting kita taat statuta," katanya menandaskan.(inl)

Kasus Mendieta, Karut Marutnya Sepakbola Indonesia

Jakarta - Kasus kematian tragis yang menimpa Diego Mendieta merupakan bukti lemahnya perlindungan pemain di Indonesia dan konflik elite sepakbola yang berkepanjangan Publik dikejutkan dengan berita kematian penyerang Persis Solo Diego Mendieta. Penyerang asal Paraguay itu itu tutup usia di Rumah Sakit Dr. Moerwardi, Solo, pada Slasa (4/12/2012) dinihari WIB. Diego meninggal akibat infeksi cytomegalovirus yang telah menyebar ke seluruh bagian tubuh, bahkan hingga ke bagian mata dan otaknya. Virus tersebut membuat pemain berusia 32 tahun itu rentan terkena penyakit, hingga membuat berat badannya turun 10 kg. Diego juga terserang jamur candidiasis di bagian tenggorokan hingga saluran pencernaan, serta positif menderita demam berdarah. Yang membuat miris semua pihak, Diego Mendieta tak bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan karena ia tak sanggup membayar biaya rumah sakit. Gajinya ditunggak klub hingga empat bulan dengan nilai total 120 juta Rupiah. Dalam pesan terakhirnya yang disebarkan oleh mantan kapten PSIM, Nova Zaenal dan pemain PSS Sleman, Anang Hadi, Diego hanya mengharapkan dirinya bisa memiliki ongkos pulang ke tanah airnya guna bersua dengan ibunda dan keluarganya sebelum tutup usia. Permintaan itu tak terpenuhi hingga ia menutup mata. Inilah bunyi pesan terakhir Diego: "Aku gak minta gaji full, aku cuma minta tiket pesawat biar bisa pulang. Ketemu mama dan mati di negara saya. RIP#Diego Mendieta." Kasus Diego Mendieta bukan pertama terjadi di Indonesia. Masih segar di ingatan kita dimana 5 Desember lalu, mantan gelandang Persita Tangerang, Bruno Zandonadi, meninggal karena radang selaput otak. Mirisnya lagi, pemain berdarah Brasil tidak memiliki biaya untuk membayar rumah sakit. Akhirnya, rekan-rekan Bruno urunan untuk membiayai tunggakan rumah sakitnya. Lain cerita dengan Syilla Mbamba, Camara Abdoulaye Sekou, dan Salomon Begondo. Mereka terpaksa mengamen akibat gaji yang belum dibayarkan oleh Persipro, mereka hanya menerima 15 persen dari nilai kontrak. Mereka mengemis dan mengamen di depan Kantor Walikota Probolinggo. Sementara Jorge Paredes dari Persbul Buol harus meminta bantuan lewat media massa untuk memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk proses persalinan istrinya. Ketiga kasus tersebut membuktikan bahwa masih rendahnya jaminan terhadap para pemain dan karut marutnya pengelolaan dana klub-klub sepakbola di Indonesia. "Berpulangnya Diego Mendieta jelas menunjukkan kembali lemahnya perlindungan pemain dalam hal jaminan kesehatan di dalam kontrak dengan klub #RipDiegoMendieta, tulis APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia), melalui akun jejaring sosial resmi milik mereka, @APPI_info. "Pesepakbola HARUS mendapat jaminan kesehatan dari klubnya masing2, ironinya sekarang jangankan kesehatan, gaji pun tidak dibayar #RipDiegoMendieta," sambung mereka beberapa saat kemudian. Kasus ini juga tak lepas dari konflik para elite sepakbola Indonesia yang tak kunjung menemui kata selesai. Para elit yang sibuk mengurus kisruh organisasi tak sempat mengawasi kinerja klub, yang menjadi anggotanya. Sementara itu klub, seperti Persis Solo, kesulitan mendapatkan sponsor karena para pemilik modal ragu berinvestasi di tengah kondisi sepak bola yang karut marut. Menurut catatan yang dimiliki oleh APPI, setidaknya ada 21 klub di dua kompetisi tersebut yang masih menunggak gaji pemainnya. Semoga saja, kasus Diego Mendieta dan para pemain lainnya menjadi bahan pembelajaran berharga bagi para elit sepakbola Indonesia agar lebih awas dalam mengurus sepakbola, bukannnya sibuk memaksakan kepentingannya sendiri.[yob]salah yang penting kita taat statuta," katanya menandaskan.(inl)

Apakah Arya Wiraraja dan Nararya Kirana Akan Tampil di Los Carnival...???

Lumajang-salah satu kegiatan Hari Jadi Lumajang (Harjalu), yang cukup menyita perhatian Masyarakat adalah Los Carnival. Meskipun, kegitan tersebut oleh sebagian orang tetap dianggap jiplak Jember Feshion Carnaval atau (JFC). Agar tidak sama dengan JFC Kepala Bapeda Indah Amperawati Masdar kepada paniat Los Carnival agar juga menampilkan tokoh sejarah yang menjadi kebanggan warga Lumajang.   "Lumajang memiliki nama-nama besar seperti Arya wiraraja dan Nararyakirana," Ungkapnya Kamis (07/12/2012).   Diharapkan dua tokoh tersebut bisa diwujudkan dalam Los Carnival sebagai tokoh besar dalam sejarah Lumajang.   "Bagaimana penggambaran dua tokoh besar tersebut dalam Los Carnival saya belum dapat kabar," Tambahnya.   Kemeriahan Los Carnival pada tahun ini diperkirakan juga sama dengan tahun kemaren, namun tahun ini akan lebih kemilau dengan berbagai hiasan lampu-lampu. Hingga kini, kabupaten Probolinggo sudah positif mengirimkan pesertanya guna meramaikan acara Los Carnival dalam rangka Harjalu ke 757 Tahun.   "Jember dan Banyuwangi belum ada kabar," Pungkasnya.(Yd)